Adil Ka' Talino, Bacuramin Ka' Saruga, Basengat Ka' Jubata....

Jumat, 30 November 2007

Harapan Warga Pada Cornelis-Christiandy (1)

Sejuta Asa Tertuju pada Gubernur Baru




Andry
Borneo Tribune, Pontianak

Terpilihnya Drs. Cornelis, MH dan Drs. Christiandy Sanjaya, SE, MM menjadi pasangan gubernur dan wakil gubernur Kalbar periode 2008-2013, dalam pesta akbar demokrasi 15 Nopember lalu menyisakan sejuta asa bagi warga Kota Pontianak dan Kalbar. Mereka berharap agar gubernur terpilih dapat menyelesaikan beragam persoalan yang masih mendera di bumi Borneo Barat, seperti krisis energi listrik, pengangguran, pendidikan, perekonomian dan lain sebagainya.

“Kalau kame’ sih berharap agar lampu di Kote Pontianak ni tak usah mati-mati. Sangsot kalau lampunye mati teros. Banyak pencuri dan susah kite nak njalankan usahe rental PS (PlayStation),” kata Bob yang berprofesi membuka rental PS di Kelurahan Sungai Jawi Dalam Kecamatan Pontianak Barat, Jumat (30/11) kemarin. Intonasi bicaranya khas dialek Kota Pontianak.

Bob juga mengatakan sesungguhnya ia tidak peduli siapa pun yang terpilih menjadi gubernur pada Pilgub 15 Nopember lalu. Baginya yang terpenting adalah ia dapat terus menjalankan usahanya dengan membuka rental tanpa harus merasakan lampu yang hidup mati.

“Kalau saye pengen mendapat kerjaan Bang. Maklomlah tamat dari SMA kame masih nganggor ni Bang. Terserahlah kerje apepon yang penting halal,“ kata Yanto yang mengaku tinggal di Jeruju. Ia pun mengaku telah 2 tahun menganggur lantaran tidak mendapat pekerjaan, walau ia telah berusaha melamar ke berbagai instansi mulai dari pemerintah maupun swasta.

Lain halnya dengan Efendi. Pria paruh baya ini mengatakan bahwa Cornelis harus mampu membuktikan kinerjanya lebih baik dari Usman Ja’far. Karena Cornelis telah dipilih oleh masyarakat Kalbar secara langsung, maka semestinya Cornelis harus sungguh-sungguh memperhatikan kehidupan masyarakat Kalbar. “Cornelis tidak boleh membeda-bedakan suku maupun agama dari masyarakat yang dipimpinnya. Pak Cornelis harus adil dan bijak,“ kata mantan kuli di Pelabuhan Pontianak ini dengan nada serius.

Lain pula halnya dengan pandangan A Liong, seorang keturunan Tionghoa yang sehari-hari berprofesi sebagai tukang tampal ban di depan kampus Universitas Panca Bhakti. Ia mengatakan bahwa gubernur dan wakil gubernur terpilih harus dapat memberikan bantuan kredit dengan bunga rendah kepada semua pedagang kecil yang ada di Pontianak dan Kalbar. Hal itu penting guna memberikan stimulan kepada para pedagang kecil agar tetap bersemangat menjalankan roda usahanya. “Kami mohon Pak Cornelis dan Pak Christiandy dapat memperhatikan para pedagang kecil. Kami mohon,” ujarnya.

Sementara itu, Akhmadi yang berprofesi selaku tukang becak di prapatan Jl. Jeranding mengatakan, dengan terpilihnya Cornelis dan Christiandy Sanjaya selaku pasangan gubernur, ia berharap akan ada suatu kebijakan dari gubernur baru yang dapat memberikan kesempatan bagi warga Madura untuk dapat kembali lagi ke daerah Sambas. “Karena banyak harta dan peninggalan yang masih tersisa usai konflik beberapa tahun lalu. Tolonglah Pak Cornelis,“ ujarnya penuh harap. □

Baca Selengkapnya...

Kamis, 29 November 2007

Ruai dan Naga Kecil

41 Tahun dalam Lumpur


Oleh Moses Are

Sayap dan kepalanya sulit bergerak
Matanya tertutup karena takut
Tangannya terikat terpatri kekuasaan
Ruai dan Naga dianggap bau dan kotor
Karena tertanam dalam Lumpur diskriminasi
Tak ada kesempatan untuk membuka mata dan menjadi manusia intelek
Karena diskriminasi dan pembodohan
Ruai dan Naga kecil itu pelan tapi pasti
Berteriak lantang menyerukan perubahan martabat dan kedaulatan kaumnya
Nyanyian Ruai dan Naga kecil di bumi ini
Saling bersahutan menghantarkan tekad

Bersatu kita menang
Bersatu kita menang
Bersatu kita menang
Bersatu kita menang

Oh……bangsa dan kaumku
41 tahun aku menunggu kepastian itu
Keterbelakangan dan pembodohan yang aku dapatkan
Maka dari itu bangkitlah kita untuk bersatu
Dengan rasa persatuan dan demokrasi untuk kesejahteraan rakyat Kalbar


Puisi karangan seniman asal Bengkayang, Moses Are, yang dibacakan saat kampanye Drs Cornelis MH di Anjungan, Jumat, 2 November 2007.



Baca Selengkapnya...

Selasa, 27 November 2007

KPU Tetapkan Cornelis Gubernur Terpilih, UJ Pamitan


Safitri Rayuni dan Andry
Borneo Tribune, Pontianak

Usai KPU Kalbar menetapkan pasangan Cornelis-Christiandy sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Terpilih, Usman Ja`far, "berpamitan" kepada anggota DPRD Kalbar dan pejabat di lingkungan Pemerintah Provinsi, Selasa (27/11) kemarin.

"Kontrak sebagai Gubernur Kalbar berakhir tahun ini," kata Usman dalam rapat paripurna di Gedung DPRD Kalbar tentang Nota Keuangan RAPBD Tahun Anggaran 2008 di Pontianak. Usman menyatakan penyampaian rancangan tersebut merupakan kesempatan terakhirnya.
Dia menyampaikan permohonan maaf dan terima kasih kepada anggota DPRD serta jajaran pemerintahan yang selama 5 tahun membantunya melaksanakan APBD Kalbar. Gubernur sangat bersyukur karena Pemilu Gubernur berjalan lancar dan aman.
"Kalbar dikenal sebagai daerah bekas konflik. Tapi ternyata Pemilu berjalan lancar dan aman," katanya.
Ia mengaku gembira melihat tingkat partisipasi yang tinggi dari publik dalam Pilgub kemarin.
"Apa pun hasilnya, itu keputusan terbaik pilihan rakyat yang harus dihormati," kata Usman legowo.
Tak lupa ia mengucapkan terima kasihnya kepada seluruh penyelenggara Pemilu baik di tingkat TPS hingga Provinsi Kalbar serta petugas keamanan yang all out menjaga Kalbar sehingga tetap aman dan kondusif.
Rapat terbuka KPUD Kalbar yang berlangsung di Ruang Serbaguna DPRD Kalbar sore kemarin menetapkan pasangan Cornelis - Christiandy Sanjaya sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih periode 2008-2013. Hadir hampir seluruh anggota KPUD masing-masing kabupaten, sejumlah anggota DPRD Provinsi Kalbar, tim sukses, tokoh masyarakat.
Pukul 15.09 Cornelis yang dijuluki Sang Ruai, beserta putri tercinta dr. Karolin Margaret Natasa memasuki ruang pleno.
Di lantai satu gedung DPRD, puluhan massa riuh bertepuk tangan. Beberapa di antaranya berjingkrak-jingkrak gembira menyambut kedatangan Sang Ruai. Setelah pleno penetapan usai, suasana lebih ramai lagi. Cornelis melintas menuju mobil diiringi pengawalan ketat. Massa pendukung tak henti-hentinya bertepuk tangan. Senyumnya mengembang, melambai dan sesekali menunduk hormat saat melintasi kerumunan. Tiba di pelataran, Cornelis berseru,” Bersatu kita menang!” Suaranya sangat khas, sekali lagi tangan kanannya teracung ke udara dengan jempol menekuk, sisa empat jari teracung.
Aida mengingatkan bahwa KPUD Provinsi Kalbar akan menyampaikan berita acara kepada Ketua DPRD Kalbar. Nantinya diteruskan kepada Presiden Republik Indonesia melalui Menteri Dalam Negeri untuk mendapat pengesahan pengangkatan yang disampaikan KPUD Kalbar setelah jangka waktu tiga hari sejak penetapan. Hal tersebut kata Aida diatur dalam pasal 89 ayat (2) Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 6 Tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan pengangkatan, dan pemberhentian kepala daerah dan wakil kepala daerah.
”Namun karena tiga hari setelah hari ini adalah hari libur, Sabtu dan Minggu, maka jika tidak ada keberatan atau gugatan terhadap hasil dari pasangan calon lain, kami akan menyerahkan berita acara tersebut pada Senin 3 Desember 2007,” terangnya.
Dari Hasil Pleno, Cornelis- Christiandy yang diusung PDI Perjuangan meraih 930.679 suara atau 43,67 persen dari 2.131.089 suara sah. Jumlah tersebut mengungguli pasangan incumbent Usman Ja`far-LH Kadir yang hanya mengantongi 659.279 suara atau 30,94 persen.
Pasangan UJ-LH Kadir ketika itu diusung Koalisi Harmoni, yakni gabungan Partai Golkar, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), PAN (Partai Amanat Nasional), Partai Bintang Reformasi (PBR), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Damai Sejahtera (PDS), Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Merdeka.
Sementara dua calon lainnya yakni pasangan Oesman Sapta - Ignatius Lyong mendapat 335.368 suara (15,74 persen) dan Akil Mochtar - AR Mecer 205.763 suara atau 9,66 persen.
Surat suara tidak sah 34.460. Warga yang mempunyai hak pilih namun tidak menggunakan hak pilihnya 788.482 orang.
Berdasarkan Undang-Undang, pemenang Pemilu gubernur ditetapkan dari perolehan suara terbanyak yakni 50 persen plus satu. Namun kalau tidak terpenuhi, maka yang melebihi 25 persen ditetapkan sebagai calon terpilih.
Dalam jumpa pers di kediamannya, sehari sebelum Pleno, Cornelis mengatakan dua kandidat lain sudah menghubungi dan mengucapkan selamat kepadanya secara pribadi via telepon. Yang dimaksud Cornelis adalah Oesman Sapta dan Akil Mochtar.
Menurutnya tidak ada yang kalah atau menang dalam percaturan politik, dirinya terpilih pun karena amanat rakyat. ”Jadi hidup saya pun untuk rakyat,” ujarnya.□

Baca Selengkapnya...

Senin, 26 November 2007

Cornelis Gubernur Kalbar

*Pleno Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara Rampung




Perolehan Suara Pilgub Kalbar
1. UJ-LHK = 659.279 (30,94%)
2. OSO-Lyong = 335.368 (15,74%)
3. Akil-Mecer = 205.763 (9,66%)
4. Cornelis-Christiandy = 930.679 (43,67%)


Andry
Borneo Tribune, Pontianak

Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Provinsi Kalbar menggelar pleno terbuka rekapitulasi hasil penghitungan suara pemilu gubernur dan wakil gubernur Kalbar 2007.

Proses itu dilaksanakan di ruang serbaguna gedung DPRD Kalbar, oleh penyelenggara pemilu tingkat provinsi karena KPUD kabupaten/kota seantero Kalbar terlebih dahulu merampungkan proses yang sama di wilayahnya masing-masing.
Hadir Ketua dan anggota KPUD Kalbar, Muspida Kalbar, Ketua dan anggota KPUD kabupaten/kota, Ketua dan Sekretaris partai politik, Ketua dan Sekretaris tim kampanye pasangan calon, lembaga pemantau pemilu, para panelis debat publik dan lainnya. Hadir pula kandidat gubernur, Drs. Cornelis, MH dan saksi dari pasangan calon, yaitu M Ali M Nur selaku saksi dari UJ-LHK, Yahya Sacawiria saksi OSO-Lyong, Silvianus Sungkalang saksi dari pasangan Akil-Mecer dan Agustinus saksi dari pasangan Cornelis-Christiandy, Senin (26/11) kemarin.
Awalnya suasana di gedung DPRD tidak tampak seperti biasa, dan malah serasa menegangkan. Ratusan aparat keamanan tampak berjaga-jaga di setiap jengkal rumah rakyat ini. Terlebih di muka pagar sebelum memasuki gedung, Polisi melakukan pemeriksaan ektra ketat dengan menggunakan alat pendeteksi logam maupun memeriksa setiap kendaraan yang masuk, baik mobil maupun kendaraan bermotor. Tak peduli anggota dewan, KPU, wartawan dan masyarakat pun tak luput dari pemeriksaan. “Hebat gumamku dalam hati”. Pun ketika hendak memasuki ruangan serbaguna, semua pihak mesti digeledah dan diperiksa dengan melewati alat pendeteksi. “Seberapa parah ancaman proses kegiatan ini, kembali aku bergumam didalam hati”.
Pleno itu dipimpin langsung Ketua KPUD Kalbar, Aida Mokhtar, S.Ag, M,Hum. Usai memberikan kata pengantar dan membacakan 14 poin tata tertib dalam proses pleno terbuka. Akhirnya, pukul 09.52 WIB ia pun mengetuk palu sidang sebanyak 3 kali sebagai tanda proses ini telah dibuka secara resmi. Dan proses selanjutnya, Aida lantas memberikan kesempatan kepada Ketua Pokja penghitungan perolehan suara, Nazirin, SH, untuk memimpin jalannya proses ini.
Mantan aktivis mahasiswa ini tahu benar membuat suasana menjadi cair agar tidak tegang. Ia lantas mengatakan bahwa semua proses tahapan Pilgub yang terjadi di kampung halaman Pak MS Budi di Sungai Kunyit, Pak Baringan di Kapuas Hulu dan Sungai Burung di kampung halamannya sendiri, dan semua itu muaranya berada di KPU Provinsi Kalbar. “Dan semua hasil dari proses itu sekarang telah berada di dalam kotak suara yang saat ini berada di depan kita,” ujarnya seraya mendapat sambutan hangat dari para peserta yang hadir.
Usai mencairkan suasana forum, ia pun lantas meminta bantuan kepada anggota KPU Kalbar untuk membuka kotak suara dan mengambil hasil rekapitulasi penghitungan suara oleh KPU kabupaten/kota, lalu memperlihatkannya kepada para saksi dan Panwas lalu kemudian menyerahkan map yang masih tersegel itu kepada Ketua KPU Kalbar, untuk dibuka dan dibacakan oleh anggota KPU. P Baringan didaulat untuk membuka kotak suara dari Kota Pontianak, Kota Singkawang dan Kabupaten Pontianak, RE Nyarong membuka kotak suara Kabupaten Bengkayang, Kabupaten Sambas, dan Kabupaten Landak, MS Budi mendapat kesempatan untuk membuka kotak suara dari Kabupaten Sekadau, Kabupaten Sanggau, Kabupaten Sintang, sedangkan Nazirin mendapat kesempatan untuk membuka kotak suara dari Kabupaten Melawi, Kabupaten Kapuas Hulu dan yang terakhir adalah Kabupaten Ketapang.
Selanjutnya, hasil rekapitulasi penghitungan suara tersebut, pasangan dengan nomor urut 1, UJ-LHK memperoleh 659.279 atau sebesar 30,94 persen suara pemilih. Selanjutnya pasangan calon dengan nomor urut 2, OSO-Lyong memperoleh 335.368 atau sebesar 15,74 persen suara pemilih. Kemudian pasangan dengan nomor urut 3, Akil-Mecer memperoleh 205.763 atau sebesar 9,66 persen, sedangkan pasangan dengan nomor urut 4, Cornelis-Christiandy berhasil memperoleh 930.679 atau sebesar 43,67 persen sekaligus mengantarkan pasangan ini menuju kursi KB 1 menggantikan incumbent Usman Ja’far dan LH Kadir selaku gubernur dan wakil gubernur Kalbar periode 2008-2013. Dan Cornelis tampak tersenyum menyaksikan hasil penghitungan suara tersebut. Dan total suara sah pada Pilgub 15 November lalu berjumlah sebanyak 2.131.089 atau 98,41 persen, dan dengan perolehan suara tidak sah sebesar 34.460 atau sebesar 1,59 persen.
Usai berlangsung proses rekapitulasi tersebut, Nazirin lantas mengembalikan proses selanjutnya kepada pimpinan sidang sebelumnya, yaitu Aida Mokhtar untuk kembali memandu jalannya acara. Aida lantas memberikan kesempatan bagi para saksi pasangan calon untuk memberikan tanggapannya. Di dalam forum, M Ali M Nur menyatakan bahwa data yang diterimanya dan data yang diperoleh oleh KPU tidak ada masalah, dan ia menerima hasil tersebut. Sama halnya dengan saksi dari pasangan Akil-Mecer yang diwakili Silvianus Sungkalang.
Ia menyampaikan kutipan pernyataan dari Akil, bahwa didalam permainan sudah barang tentu ada yang menang dan ada yang kalah. “Dan beliau (Akil) mendukung siapa pun yang terpilih didalam permainan tersebut,” kata Sungkalang disambut dengan riuhnya tepukan. Selanjutnya saksi yang mewakili pasangan OSO-Lyong yang diwakili oleh Yahya Sacawiria menyatakan dapat menerima hasil ini, karena sesuai dengan data yang dihimpun oleh tim kampanye mereka. Hanya saja ia memberikan catatan kepada KPU terkait masih banyaknya masyarakat Kalbar yang tidak terdata pada Pilgub 15 November lalu. Begitu pula saksi dari pasangan calon Cornelis-Christiandy yang diwakili oleh Agustinus. Sebelum mengatakan sepakat dan menerima dari hasil rekapitulasi itu, terlebih dahulu ia dengan bersemangat mengatakan, “Adil ka’ talino, bacaramin ka’ suruga, basengat ka’ jubata,” serunya seraya disambut dengan “Aaauuukkk” oleh peserta yang mengerti seruan tersebut.
Usai mendengarkan pandangan dan ungkapan dari para saksi yang mewakili pasangan calon, Aida lantas membacakan berita acara pleno terbuka rekapitulasi hasil penghitungan suara Pemilu gubernur dan wakil gubernur Kalbar 2007. Dan selesai membacakan, sekitar pukul 12.35, dilaksanakan proses penandatanganan berita acara oleh Ketua dan anggota KPU Kalbar dan kabupaten/kota dan para saksi dari pasangan calon. Dan akhirnya, saksi dari pasangan calon UJ-LHK, M Ali M Nur tidak ikut menandatangani berita acara tersebut, lantaran ternyata ia menyatakan tidak dapat menerima hasil dari rekapitulasi penghitungan suara tersebut, di luar ruangan forum.□

Baca Selengkapnya...

Jadi Pemimpin Tak Mesti dari Kalangan Berduit


Judul : Drs. Cornelis, MH; Anak Kolong Jadi Bupati Menuju Kursi Gubernur
Penulis : Drs. M Ikhsan Tanggok
Penerbit : PERAK, Ciputat Jakarta
Halaman : vi + 170; soft cover
Peresensi : Stefanus Akim

“Untuk menjadi pemimpin tidaklah semestinya berasal dari kalangan orang berduit, namun dengan kerja keras dan sungguh-sungguh dalam belajar dapat juga menjadi pemimpin di daerah masing-masing,” tulis Cornelis dalam kata sambutannya dalam buku biografi yang ditulis Drs M Ikhsan Tanggok ini.

Cornelis membuktikan ucapannya tersebut. Meskipun hidup serba kekurangan, tinggal di barak polisi yang sempit bahkan tidur di bawah tempat tidur, namun tak menyurutkan tekadnya untuk menjadi pemimpin. Bahkan mantan Camat Menyuke (Banyuke-Darit) ini dipercaya dua periode sebagai bupati Kabupaten Landak.

Modal dasar untuk menjadi pemimpin kerja keras dan sungguh-sungguh dalam belajar. Ekonomi bukan hambatan untuk mencapai cita-cita, tapi dengan usaha keras dan penuh keyakinan siapapun dapat memperoleh apa yang dicita-citakan.

Cornelis muda merintis karirnya dari keluarga biasa-biasa saja bahkan serba kekurangan. Di usia sekolah ia nyambi sebagai penoreh getah untuk mencari tambahan dan membantu keluarga. Namun masa-masa sulit itulah yang akhirnya menempa Cornelis hingga menjadi pemimpin yang disegani karena kedisiplinannya.

Secara umum buku ini menggambarkan Cornelis dari sejak masa sekolah hingga ia meniti hari-harinya sebagai Bupati Kabupaten Landak. Diceritakan misalnya, Cornelis rela bekerja sebagai kuli sebuah toko karet di Desa Senakin. Untuk melanjutkan sekolahnya di SMA di Pontianak, ia harus bermalam di tengah hutan selama dua bulan bersama tiga orang temannya. Uang hasil menoreh getah itulah yang kemudian dijadikan sebagai modal awal untuk masuk sekolah di SMA St Petrus Pontianak.

Malang, situasi politik berubah begitu cepat. Ayahnya yang anggota polisi dijebloskan ke penjara karena dituduh sebagai penggerak massa melakukan ethnic cleansing terhadap PGRS-Paraku. Meskipun tuduhan itu susah dibuktikan. Cornelis yang sudah terlanjur sekolah di Pontianak harus mencari akal untuk hidup dan membiayai sekolahnya. Berbagai pekerjaan pun dilakoni, diantaranya menjadi kuli angkut di pelabuhan motor air Kapuas Indah. Untuk sekadar mengisi perut. Seiring dengan itu proses belajar mulai terbengkalai. Pada akhirnya karena tak mampu membayar sumbangan uang gedung ia tak naik di kelas 2 SMA.
Beruntung, seorang teman membawanya di sebuah sekolah yang agak longgar dan biaya relatif murah. Hingga akhirnya Cornelis menamatkan sekolahnya di SMA Kapuas Pontianak tahun 1971/1972.
Buku ini juga menyinggung cara kepemimpinan yang diterapkan dalam memimpin Kabupaten Landak. Termasuk menempatkan the right man on the right place – menempatkan seseorang sesuai dengan keahlian dan kemampuannya. Di Landak yang mayoritas Dayak misalnya tak semua pejabatnya orang Dayak. Sejumlah kepala dinas dipegang Melayu, Jawa atau Sunda tanpa memandang latar belakang agama.
Secara umum buku ini memiliki cukup banyak informasi tentang siapa dan bagaimana Cornelis hingga menjadi pemimpin di Landak dan Kalbar. Termasuk sedikit gambaran tentang situasi politik, pendidikan, dan perekonomian di masa-masa Cornelis berjuang kala itu.
Nah, mungkin yang mengganggu dalam buku perpaduan antara foto Cornelis, sang saka merah putih serta berlatar merah darah ini terdapat kesalahan ketik. Termasuk beberapa kali nama Cornelis ditulis Kornelis, termasuk di salah satu caption foto. Meskipun demikian secara umum buku ini menyajikan informasi yang banyak dan padat dan tidak mengganggu isi buku secara keseluruhan.□

Baca Selengkapnya...

Sabtu, 24 November 2007

Pers Sangat Mendukung Suksesnya Pilkada

*Kapolda Kunjungi Borneo Tribune



Nur Iskandar
Borneo Tribune, Pontianak

Sadar akan peran penting dan strategis media massa, Kapolda Kalbar Brigjen Pol Drs Zainal Abidin Ishak berkunjung ke Harian Borneo Tribune, Jumat (23/11) kemarin. Didampingi Kabid Humas AKBP Drs Suhadi SW, M.Si Kapolda berdialog dengan pihak manajemen dan redaktur serta sejumlah wartawan seputar Pilkada Gubernur Kalbar.

Kedatangan Kapolda pada pukul 11.00 WIB tersebut disambut Dirut PT Borneo Tribune Press, W Suwito, SH, MH, Konsultan Bisnis Borneo Tribune Michael Yan Sriwidodo, SE, MM, saya dan sejumlah redaktur dan wartawan.
Disambut di halaman parkir depan kantor, Kapolda memuji, “Baru enam bulan, sudah begini, bagaimana jika setahun?” ungkapnya dengan wajah yang sumringah seraya langkah kaki masuk ke ruang cetak.
Saya menjelaskan bahwa mesin cetak milik Borneo Tribune buatan Jerman, Goss Community dengan kapasitas cetak 15.000 eksemplar per jam. “Kita sudah pernah mencapai oplah cetak tertinggi hingga 25.000 eksemplar.”
Pada musim Pilkada Gubernur tiras cetak meningkat, termasuk volume iklan. “Alhamdulillah koran kita mendapat sambutan positif dari masyarakat Kalbar, padahal usianya baru enam bulan.”
Kapolda mengakui bahwa Borneo Tribune enak dibaca. “Menyajikan berita dengan gaya bercerita adalah style tersendiri. Ini yang bagus, saya suka. Bahkan dari sejak awal Borneo Tribune terbit,” ungkapnya.
“Di masa Pilkada ini berita-berita Borneo Tribune saya amati sudah cukup bagus. Berada pada relnya to inform—untuk menginformasikan, to educate—untuk mendidik, dan to entertein—untuk menghibur,” ungkap Kapolda.
“Peran mendidik menurut saya perlu mendapatkan titik tekan yang utama,” tambahnya.
Michael Yan menimpali, bahwa Borneo Tribune sifatnya mengangkat berita-berita yang positif. Dengan demikian lebih banyak memotivasi daripada mengagitasi, apalagi memanas-manasi. “Kita mengangkat, bukan menjatuhkan,” timpalnya.
Kapolda kagum melihat mesin cetak yang terpasang di lantai dasar Borneo Tribune. Ia melihat-lihat perangkat pendukung printer raksasa tersebut seperti processor dan platemaker.
Rombongan terus dipersilahkan naik ke lantai dua di mana redaksi bekerja. Di sini Kapolda menyaksikan sejumlah wartawan dan wartawati, peserta didik di Tribune Institute dan sejumlah staf yang sedang bekerja. “Berapa komputer di sini?”
“30-an Pak.”
“Bagus. Baru enam bulan saja sudah begini. Berapa dana dibutuhkan membangun seperti ini?” Kapolda terus bertanya.
“Kita patungan dari warga Kalbar sendiri Pak,” jawab Dirut, Suwito yang juga dikenal sebagai advokat di Kalbar. Hari itu Suwito mengenakan jas dengan dasi berwarna merah hati.
Kapolda di ruang redaksi dipersilahkan menikmati juadah yang telah disiapkan La Pisa. Seraya menikmati penganan tersebut ia kembali menekankan bahwa peran media amat penting dan strategis dalam pembangunan. “Saya pun jika pensiun dari polisi, mungkin memilih jadi jurnalis,” ungkapnya.
Kami semua tertawa. “Kalau Bapak mau, bisa menulis di Tribune,” kata saya menggoda.
“Ya, mungkin setelah Pilkada ini selesailah,” katanya seraya senyum.
“Saya sewaktu SMA 2 di Makassar sudah kursus jurnalistik lho. Bisa dicek di sana. Saya sejak remaja sudah suka korespondensi,” imbuhnya.
Kapolda menegaskan dalam menyukseskan Pilkada peran pers sama dengan polisi. Polisi sebagaimana pers juga yakin Pilkada Kalbar akan sukses, aman dan damai. “Kita akan tindak tegas jika ada yang anarkis,” tegasnya.
Kapolda juga menekankan bahwa kini banyak beredar SMS-SMS yang bertujuan mengacaukan keadaan. “Saya selalu menekankan, jika mendapat SMS yang memprovokasi, catat pengirimnya dan laporkan ke polisi. Saya bisa tahu siapa pengirim itu,” jelasnya.
Bagi pengirim SMS provokasi, polisi bisa menangkap karena terbukti bertujuan membuat Kalbar tidak aman.
Kapolda akrab berdiskusi di Borneo Tribune. Ia sempat meladeni foto bersama.
Tepat terdengar azan Jumat, rombongan pun pamitan. Pada hari yang sama, Kapolda juga mengunjungi Harian Equator dan Pontianak Post. ■

Baca Selengkapnya...

Jumat, 23 November 2007

12 KPU Final Pleno

Cornelis-Christiandy Tertinggi


Hartono
Borneo Tribune, Pontianak

Tepat di hari ke delapan pasca pencoblosan, Komisi Pemilihan Umum (KPU) di 12 kabupaten-kota se-Kalbar merampungkan rapat plenonnya, Jumat (23/11) kemarin.
“Dari hasil pleno tersebut suara Cornelis-Christiandy (C2, red) tertinggi,” kata Kebing, Sekretaris Tim Sukses C2. Hal tersebut diungkapkannya ketika menggelar jumpa pers di Sekretariat PDIP Jalan Ahmad Yani Pontianak kemarin. Kebing sangat yakin kalau pasangan yang diusung PDIP ini menang.


Dari rekapitulasi hasil perhitungan suara bersumber dari hasil Pleno KPU 12 kabupaten-kota yang berhasil dihimpun Tim Sukses C2, hasilnya: UJ-LHK 659.274 atau 30,94%, OSO-Lyong 335.368 atau 15,74%, Akil-Mecer 205.763 atau 9,66%, dan C2 930.679 atau 43,67%.
Menurut Ketua Tim Kampanye C2, Alexander, S.Sos tidak ada konsep Pilkada ulang, sepanjang prosesnya berjalan dengan baik sesuai UU dan ketentuan hukum yang berlaku. Dia meminta semua pihak menghargai pilihan rakyat.
Tak kurang dari 21 anggota Tim Sukses C2 hadir dalam jumpa pers. Sementara dari pihak media hadir, selain Borneo Tribune juga Equator dan Pontianak Post.
Tim Kampanye C2, Drs. Massardy Kaphat menambahkan bahwa hasil penetapan rekapitulasi perhitungan di tingkat desa, kecamatan bahkan kabupaten tidak ada masalah. Semuanya berlangsung relatif lancar, aman dan terkendali.
Kemenangan pasangan C2 menurut politisi senior ini, murni suara rakyat melalui demokrasi sesuai asas langsung, umum, bebas, jujur dan adil. Dia juga melihat pelaksanaan Pilgub Kalbar sudah berjalan baik dan jika ada Pilgub ulang mesti ada dasar hukum yang jelas. Karena itu menurutnya sangat tidak rasional jika ada pihak yang menyatakan Pilkada diulang.
“Munculnya wacana ini dikuatirkan justru bakal memicu permasalahan yang tidak diinginkan,” ungkap Kaphat. Masing-masing tim sukses katanya diharapkan menghargai keputusan yang sudah ditetapkan KPUD.
Martinus Ekok, Tim Sukses C2 lainnya meyakinkan dasar timnya mengeluarkan perhitungan adalah data dari KPU. Demikian menurut Ekok untuk menjawab rasa keingintahuan para simpatisan dan pendukung C2. “Tim mana saja berhak mengeluarkan hasil perhitungan, baik yang bersumber dari KPUD maupun yang bersumber dari Timnya,” katanya.
Lim Piang Pian alias Imam Muliadi salah satu tokoh Tionghoa mengimbau kepada seluruh masyarakat agar tidak mudah percaya isu yang tidak jelas dan selalu menjaga suasana aman dan damai di Kalbar. “Cornelis dan Christiandy Sanjaya nantinya bukan gubernur untuk satu kelompok saja, tetapi gubernur seluruh rakyat Kalimantan Barat,” tambah Sumian S.Sos, Ketua Tung Sim yang artinya Sehati.
Di akhir pertemuan, Tim Pakar pasangan C2, Yakobus Frans Layang, SH, MH, menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah ikut serta menyukseskan Pilgub Kalbar 2007. Terutama karena keamanan dan rasa persaudaraan di Kalbar tetap terjaga dengan baik. ”Kita ingin pelaksanaan rapat Pleno KPUD Kalbar, 27Nopember berjalan dengan baik,” pungkasnya. ■

Baca Selengkapnya...

Implisit, Golkar Akui Kemenangan Cornelis

Borneo Tribune, Jakarta
Pengalaman adalah guru terbaik. Apalagi pengalaman kalah dalam sebuah pemilihan kepala daerah (Pilkada) tentu sangat menyakitkan. Itulah yang terjadi di tubuh Partai Golkar. Di masa mendatang, Golkar hanya akan mencalonkan satu kedernya.


"Golkar tidak lagi memajukan dua kader dalam pilkada daerah," ujar ketua OC Rapimnas III Golkar, Syamsul Muarif dalam jumpa pers di arena Rapimnas III Partai Golkar yang berlangsung di Hotel Borobudur, Jakarta, Jumat (23/11).

Untuk diketahui, dalam beberapa Pilkada, kader resmi yang diajukan Golkar sering kalah. Salah satu penyebabnya, ada kader Golkar lainnya yang diusung oleh partai lain yang lebih menarik bagi massa.

Syamsul berjanji tidak akan memberi izin kepada lebih dari satu kader di daerah dalam pilkada-pilkada yang akan datang. "Makanya Golkar hanya akan mencalonkan satu calon saja," kata Syamsul.

Syamsul mencontohkan, pilkada di Kalimantan Barat 15 November lalu, calon dari Golkar dikalahkan oleh calon yang diusung oleh PDIP. "Itu penyebabnya karena kader kita pecah, ada dua calon dari Golkar," jelas Syamsul.

Golkar yang berkoalisi dengan sejumlah partai dengan mengusung nama Koalisi Harmoni menjagokan incumbent Gubernur dan Wakil Gubernur Kalbar H Usman Ja’far dan LH Kadir. Sementara PDIP menjagokan pasangan Cornelis-Christiandy Sanjaya.

Ia menambahkan keputusan hanya ada satu calon Golkar dalam pilkada ini merupakan bagian dari hasil kesepakatan dalam Rapimnas III yang sedang berlangsung.
(dtc)

Baca Selengkapnya...

DAD Himbau Masyarakat Tenang


Krisantus
Borneo Tribune, Pontianak.

Pemilu Gubernur (Pilgub) Kalimantan Barat yang diadakan pada tanggal 15 November 2007 telah berlangsung secara lancar, tertib, aman dan demokratis, serta dalam situasi yang kondusif.

“Kondisi ini mencerminkan bahwa masyarakat kita telah memiliki kedewasaan dan memahami kehidupan berdemokrasi yang ditunjukkan dengan tetap menjunjung tinggi kebersamaan dan kekeluargaan walaupun di dalamnya banyak terdapat perbedaan-perbedaan karena adanya keinginan kita untuk maju bersama,” ungkap Ketua Dewan Adat Dayak (DAD) Provinsi Kalbar, Thadeus Yus, SH, MPA di Pontianak, Jumat (23/11) kemarin.
Thadeus yang didampingi Sekretaris DAD Provinsi Kalbar, Makarius Sintong, SH, MH lebih lanjut mengatakan, saat ini seluruh masyarakat Kalbar tengah menantikan hasil perhitungan suara yang dilakukan oleh KPUD, baik di tingkat provinsi, kabupaten maupun di daerah-daerah yang hasilnya akan memunculkan pemenang dalam pemilihan ini.
Sehubungan dengan hal tersebut, DAD Provinsi Kalbar dalam kesempatan ini menyampaikan himbauan kepada masyarakat Kalbar, agar tetap menjaga persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama.
“Hormatilah hasil proses pemilihan gubernur yang terlah berlangsung secara lancar, aman, tertib dan demokratis, sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku,” tambah Makarius Sintong yang juga mantan Anggota DPRD Provinsi Kalbar itu.
Dia juga minta masyarakat untuk memberikan kesempatan kepada KPUD provinsi, kabupaten/kota untuk melakukan perhitungan suara dengan tenang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, “KPUD diharapkan dapat bekerja secara professional, jujur, adil dan transparan,” ingatnya.
Kedua tokoh masyarakat ini mengharapkan masyarakat tidak mudah terprovokasi terhadap isu-isu yang beredar baik yang melalui pesan singkat (SMA) maupun menggunakan media lain.
“Untuk menjaga dan memelihara situasi yang sudah kondusif, pihak-pihak tertentu diharapkan tidak mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang cenderung bersifat kontradiktif sehingga dapat memicu keresahan di kalangan masyarakat yang pada saat ini sedang menunggu hasil perhitungan suara,” pinta Thadeus.
Demikian juga dengan para pendukung setiap pasangan Cagub/Cawagub hendaknya berjiwa besar dan menghargai hasil penghitungan suara yang dilakukan oleh KPUD provinsi pada pleno (27/11) mendatang.
“Saya sudah pelajari, dalam hal pilgub ini, Kalbar termasuk berhasil dan jadi contoh bagi daerah lain. Kita harus bangga dengan itu,” tegas Thadeus yang juga dosen di Fakultas Hukum Untan itu.
Dan ini lanjut Thadeus catatan tersendiri bagi aparat keamanan, karena ternyata pilgub yang dianggap rawan terutama saat kampanye yang melibatkan massa, bisa dilewati dengan aman dan lancar.
“Tinggal sekarang apakah para elit kita bisa berjiwa besar. Sebetulnya masyarakat sendiri tidak ada persoalan. Buktinya mereka bisa mengikuti pesta demokrasi langsung pertama di provinsi ini dengan baik,” jelasnya.
Jadi tambah Thadeus, para elit juga harus memberi contoh bagaimana menerapkan jiwa besar dan legowo. “Jangan korbankan masyarakat yang tidak tahu apa-apa. Sekarang mereka cukup resah dengan beradarnya SMS yang mengatasnamakan etnis tertentu. Hentikanlah berbagai bentuk provokasi itu,” pinta Thadeus.□

Baca Selengkapnya...

2.300 Polisi Siap Amankan Pleno Pengumuman Calon Gubernur



Borneo Tribune, Pontianak

Kepolisian Daerah Kalimantan Barat memperketat pintu-pintu masuk menuju Kota Pontianak menjelang rapat pleno pengumuman calon gubernur dan wakil gubernur Kalbar, periode 2008-2013, di gedung DPRD Kalimantan Barat oleh Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Kalbar, Senin mendatang.


"Kami akan melakukannya mulai besok, Sabtu (24/11)," kata Direktur Samapta Polda Kalbar, Komisaris Besar Polisi, M Agus Sunaryo, seusai rapat koordinasi pengamanan Rapat Pleno KPUD Kalbar di Pontianak, Jumat.

Dijelaskannya, pihak kepolisian akan memperketat titik-titik pintu masuk dari luar Kota Pontianak, di antaranya melalui pintu masuk Terminal Batu Layang, Jalan Sungai Ambawang, pelabuhan dan lain-lain.

Ia mengatakan, pengamanan juga diperketat bagi masyarakat yang ingin mendengar hasil rekapitulasi rapat pleno pengumuman calon Pilgub Kalbar di Gedung DPRD Kalbar.

Ditegaskannya barang siapa yang ketahuan membawa senjata tajam dan senjata api rakitan, kepolisian tidak segan-segan untuk menindak pelaku tersebut.

"Kami berharap masyarakat tidak membawa senjata tajam ataupun senjata api sewaktu akan mendengar hasil rapat pleno tersebut. Mari kita bersama-sama menjaga keamanan dan kenyaman untuk kemajuan pembangunan Kalbar di masa mendatang," kata Agus Sunaryo.

Sedikitnya sekitar 2.300 personel disiagakan untuk pengamanan pengumuman hasil rapat pleno Pilgub Kalbar.

Sementara itu, saat ini situasi keamanan Kota Pontianak dan Kalbar pada umumnya relatif kondusif.

Ia mengimbau masyarakat agar tidak mudah terpancing isu-isu yang menyesatkan yang tujuannya membuat situasi keamanan Kalbar menjadi tidak aman.

"Masyarakat diminta tidak mudah terprovokasi oleh pernyataan-pernyataan yang isinya mengarah kepada upaya mengadu domba suku, agama, ras, dan antargolongan," katanya.

Sebelumnya, Kapolda Kalbar Brigjen Polisi Zainal Abidin Ishak juga telah memerintahkan kepada aparatnya untuk tidak segan-segan mengambil tindakan tegas terhadap pelaku anarkis dalam pemilu gubernur dan wakil gubernur.

"Asal sesuai prosedur, tindakan tegas bisa dilakukan kepada seorang pelaku anarkis dalam kampanye, demonstrasi maupun kegiatan lainnya yang dapat membahayakan keselamatan orang lain," katanya.

Polda Kalbar, saat ini sudah berstatus Siaga I sejak Rabu, mulai pukul 00.00 WIB menjelang Pilgub hingga penetapan tersebut dicabut. Antara ■

Baca Selengkapnya...

Cornelis – Christiandy Raih 39,33% Suara, UJ-LHK 33,33 %

* Pleno Rekapitulasi KPUD Kapuas Hulu

Yulan Mirza
Borneo Tribune, Putussibau

Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Kabupaten Kapuas Hulu menggelar pleno hasil rekapitulasi suara untuk Kabupaten Kapuas Hulu di Aula Kantor Bupati, Rabu (21/11) kemarin. KPUD Kabupaten Kapuas Hulu menetapkan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur nomor urut empat, Drs Cornelis MH dan Christiandy Sanjaya, sebagai peraih suara terbanyak dalam pemilihan gubernur dan wakil gubernur Kalimantan Barat, untuk daerah pemilihan Kabupaten Kapuas Hulu.

Pasangan Cornelis unggul dari tiga pasangan calon lainnya dengan memperoleh suara sebanyak 46.159 suara atau 39,33%. Sementara di posisi kedua ditempati pasangan calon nomor urut satu, Usman Ja’far-LH Kadir dengan perolehan suara sebanyak 39.117 atau 33,33%, disusul pasangan Akil Mochtar-AR Mercer sebanyak 26.171 suara atau 22,30% dan pasangan Oso-Liyong sebanyak 5.913 suara atau 5,04%.
Rapat pleno yang dipimpin langsung Ketua KPUD Kapuas Hulu, H.M Thaib Noeh, itu dihadiri tiga anggota KPUD lainnya, Panwasda Kabupaten Kapuas Hulu, saksi tiga pasangan calon, dan para pimpinan partai politik pengusung. Hanya pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Akil Mochtar-AR Mercer tidak datang dalam hasil rekapitulasi KPUD tersebut.
Tampak hadir juga Wakil Bupati Kapuas Hulu, Drs Y Alexander, M.Si, Kapolres Kapuas Hulu, AKBP Priyo Mujihad, dan Dandim 1206 Putussibau Letkol. Inf Toyo. Pleno yang digelar pukul 09.00 WIB sempat molor menjadi setengah jam. Padahal, para saksi dan undangan lainnya telah hadir lima belas menit dari waktu undangan tersebut. Tetapi keterlambatan itu tidak mengganggu proses rapat pleno yang kemudian digelar hingga menjelang sore hari itu.
Di luar aula, sejumlah petugas kepolisian dan petugas Sat Pol PP tampak berjaga-jaga.
Rapat pleno sendiri dimulai dengan pembukaan rekapitulasi yang dikirim masing-masing panitia pemilihan kecamatan. Secara berurutan, ketua KPUD membuka amplop berisikan lembaran rekapitulasi masing-masing PPK tersebut. Anggota KPUD, M Saini Hadi, ST, membacakan laporan rekapitulasi tersebut yang langsung dientry petugas sekretariat KPUD. Para saksi dan tamu undangan dapat melihat langsung dari layar yang telah disediakan panitia.
Dari awal dibuka untuk daerah pemilihan kecamatan Putussibau, pasangan Cornelis-Christiandy langsung memperoleh suara terbanyak. Setidaknya, pasangan yang diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) ini unggul di lima belas kecamatan dari dua puluh tiga kecamatan yang ada di kabupaten Kapuas Hulu. Cornelis-Christiandy unggul di kecamatan Putussibau, kecamatan Kedamin, Manday, Kalis, Embaloh Hilir, Embaloh Hulu, Mentebah, Semitau, Seberuang, Silat Hilir, Silat Hulu, Empanang, Puring
Kencana, Badau dan kecamatan Batang Lupar.
Sementara pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Usman Ja’far-LH Kadir unggul di delapan kecamatan. Di antaranya kecamatan Bunut Hilir, Boyan Tanjung, Bunut Hulu, Embau, Batu Datu, Hulu Gurung, Selimbau dan Suhaid.
Rapat pleno itu sendiri sempat di skor Ketua KPUD selama satu jam untuk menunggu print out rekapitulasi yang sudah di entry. Setelah diprint out, berita acara hasil rekapitulasi perhitungan perolehan suara itu kemudian ditandatangai Ketua KPUD beserta anggota dan juga saksi-saksi yang hadir.
Dalam arahan singkatnya, Ketua KPUD Kabupaten Kapuas Hulu, H.M Thaib Noeh mengatakan, berita acara rekapitulasi yang ditandatangai merupakan sub ketetapan dari ketetapan yang akan dikeluarkan oleh KPU Provinsi Kalimantan Barat.
“Berita acara yang ditandatangani hari ini akan dibawa ke KPU Provinsi untuk kemudian direkapitulasi kembali bersama hasil rekapitulasi dari kabupaten lainnya. Baru setelah itu keluar ketetapan final dari KPU Provinsi tentang pasangan calon yang memperoleh suara terbanyak dan ditetapkan sebagai pemenang,”jelasnya.
Thaib menambahkan pihaknya sangat bersyukur bahwa rapat pleno penetapan rekapitulasi perhitungan perolehan suara masing-masing calon Pemilu gubernur dan wakil gubernur untuk wilayah kabupaten Kapuas Hulu dapat segera dilakukan. Itu semua terjadi, lanjut Thaib, berkat dukungan dari para panitia pelaksana di lapangan; baik itu dari tingkat TPS, PPS hingga PPK.
“Semua bekerja dengan baik. Walaupun masih ada persoalan di beberapa kecamatan, namun semuanya kemudian berjalan lancar. Kita bersyukur pleno rekapitulasi ini dapat diselenggarakan dengan segera,” ungkapnya.
Sementara itu, Wakil Bupati Kapuas Hulu, Drs Y Alexander, M.Si, mengatakan, berjalan lancarnya proses demokratisasi pemilu gubernur dan wakil gubernur Kalimantan Barat di Kapuas Hulu tentunya membawa dampak positif bagi daerah ini. Sebab, dengan tertib dan lancarnya pelaksanaan Pemilu kali ini menunjukkan bahwa Kapuas Hulu merupakan salah satu daerah yang kondusif.
“Saya atas nama pemerintah daerah berterima kasih dan menghaturkan penghargaan kepada masyarakat Kapuas Hulu yang telah bersama-sama membangun keamanan, ketertiban dan kelancaran pemilu gubernur dan wakil gubernur tahun ini,” kata Alex.
Selain itu, Alex juga berterimakasih kepada aparat keamanan yang telah mengerahkan pasukan penuhnya untuk mengamankan jalannya Pemilu gubernur dan wakil gubernur. Baik itu mulai dari masa-masa kampanye, masa tenang, pada saat hari pencoblosan hingga proses rekapitulasi perhitungan suara. Alex juga berharap kondisi aman dan tertib yang ada sekarang ini dapat tercipta dengan baik.
“Siapapun pemenangnya adalah pilihan terbaik masyarakat Kalimantan Barat. Kita berharap ke depan Kapuas Hulu akan lebih diperhatikan dan maju seperti daerah lainnya,”pungkasnya.

Baca Selengkapnya...

Jangan Terpancing SMS Tak Bertanggungjawab

Arthurio Oktavianus
Borneo Tribune, Ngabang

Meskipun tahap pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Kalimantan Barat periode 2008-2013 telah terlewati, namun isu-isu yang menyebar melalui Short Message Service (SMS) melalui layar handphone masih tetap bergentayangan.

Isi SMS yang mengarah pada provokasi massa dengan menyudutkan pihak tertentu, merupakan tindakan yang tidak bertanggungjawab. Terlebih, mendekati masa penentuan hasil pemilihan yang akan di ‘ketok palu’ oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi pada 29 November nanti.
Menanggapi hal tersebut, AKBP Drs. Subnedih, SH, Kepala Kepolisian Resort (Kapolres) Landak, yang diwawancarai di ruang kerjanya pada Jumat (23/11). Mengatakan agar masyarakat Landak jangan terpancing dengan beredarnya SMS tersebut.
Menurut Subnedih, dirinya pun kerap kali menerima SMS yang berisikan kalimat-kalimat yang dapat menyulut amarah massa. “Hal itu tetap kita antisipasi,” ujarnya. Dengan menelepon kembali si pengirim SMS.
Akan tetapi, lanjut Subnedih, nomor pengirim SMS tersebut tidak aktif ketika dihubungi. Menurutnya, orang yang mengirim SMS tersebut tidak menginginkan Pemilihan Gubernur ini berjalan damai.
Pihak kepolisian sendiri hingga saat ini tetap bersiaga menjalankan tugasnya dalam pengamanan wilayah hingga hasil pemilihan ditentukan oleh KPU Provinsi. “Kita bertugas 24 jam untuk pengamanan,” ujar Subnedih.
Meskipun kondisi Landak mulai dari sebelum kampanye, pemilihan, hingga sidang pleno hasil rekapitulasi pilgub, dalam keadaan aman dan kondusif. Pihak kepolisian tidak ingin kecolongan dalam hal pengamanan.
Subnedih mengatakan bahwa kondisi kondusif dan aman di wilayah Landak, bukan hanya kinerja dari pihak kepolisian semata. “Akan tetapi juga peran serta dari para masyarakat,” ujarnya.
Karenanya, Subnedih mengucapkan terima kasih kepada masyarakat Landak yang hingga saat ini tetap menjaga keamanan lingkungannya.
Bahkan, berdasarkan Memorandum Of Understanding (MOU) yang dilakukan bersama tokoh masyarakat dan tim sukses semua kandidat, ujar Subedih. Pada Kamis (22/11) lalu, tokoh masyarakat dan tim sukses diundang untuk berkumpul di Polres Landak. “Kita (kepolisian) mengucapkan terima kasih kepada mereka yang telah membantu kinerja kita dalam pengamanan,” ujarnya.
Lingkungan yang aman merupakan keinginan setiap masyarakat, yang harus tetap dipelihara dan dijaga oleh masyarakat sendiri. Ini semua dapat terwujud bila setiap masyarakat dapat terus menahan emosi dan harus waspada terhadap isu-isu yang memprovokasi.□

Baca Selengkapnya...

Kamis, 22 November 2007

Cornelis-Christiandy Kuasai Kota Singkawang

Mujidi
Borneo Tribune, Singkawang
Perebutan suara dalam pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Kalimantan Barat untuk wilayah Kota Singkawang 15 Nopember yang lalu menjadikan pasangan calon Cornelis-Sanjaya sebagai penguasa. Hal tersebut terbukti dalam rekapitulasi suara yang dilakukan KPUD Kota Singkawang, Kamis (22/11) kemarin.

Tidak ada halangan. Dengan pengawalan pihak kepolisian, rekap suara yang dipimpin oleh ketua KPUD Kota Singkawang, Uray Nurzia, SH, M.Hum lengkap dengan tiga anggota berjalan dengan lancar. Empat saksi dari empat pasangan calon bersepakat untuk menerima, walaupun ada beberapa catatan yang diajukan.
Dari rekap suara yang dilakukan, Cornelis-Sanjaya memperoleh 38.573 suara. Pasangan incumbent, Usman Ja’far-LH Kadir duduk sebagai peraih suara terbanyak kedua dengan total suara 21.256. Oesman Sapta-Lyong sebagai peringkat ketiga dengan mengumpulkan 15.002 suara. Sementara pasangan Akil-Mecer menjadi juru kunci dengan memperoleh 11.777 suara.
Berdasarkan data per kecamatan, pasangan Cornelis-Sanjaya mampu mengumpulkan suara terbanyak di tiga kecamatan dari lima kecamatan yang ada di Kota Singkawang. Tiga kecamatan yang dimaksud adalah Kecamatan Singkawang Barat, Timur dan Selatan. Sementara untuk pasangan Incumbnet Usman Ja’far-LH Kadir mampu mengungguli pasangan lainnya di Singkawang Tengah dan Singkawang Utara.
Pada Kecamatan Singkawang Barat Cornelis Sanjaya memperoleh 14.469 suara, Usman Ja’far-LH Kadir memperoleh 4.361 suara, Osman Sapta-Lyong 2.832 suara dan Akil-Mecer hanya memperoleh 2.476 suara. Untuk Singkawang Timur, Cornelis Sanjaya mengumpulkan suara terbanyak dengan memperoleh 5.979 suara diikuti Usman Ja’far 1.361 suara, Akil-Mecer memperoleh 729 suara dan Usman Sapta-Lyong memperoleh 461 suara.
Kemenangan Cornelis-Sanjaya kembali dibuktikan di Kecamatan Singkawang Selatan. Pasangan yang diusung partai PDIP ini memperoleh 10.443 suara, Usman Ja’far-LH Kadir memperoleh 3.093 suara, Akil-Mecer memperoleh 2.535 suara dan Oesman Sapta-Lyong hanya memperoleh 1.909 suara.
Usman Ja’far-LH Kadir memperoleh suara terbanyak di Singkawang Utara dengan jumlah 3.606, diikuti Oesman Sapta-Lyong dengan memperoleh 3.273 suara, Cornelis-Sanjaya 1.669 dan Akil-Mecer memperoleh 1.907.
Untuk Singkawang Tengah, Usman Ja’far memperoleh kemenangan dengan mengumpulkan 8.835 suara, diikuti Oesman Sapta-Lyong dengan 6.527 suara, Coernelis-Sanjaya 6.023 dan Akil-Mecer memperoleh 4.130 suara. ■

Baca Selengkapnya...

Pleno Rekapitulasi Hasil Perhitungan Suara di Landak Rampung

*Cornelis Tak Terbendung

Arthurio Oktavianus
Borneo Tribune, Ngabang

Penantian masyarakat mengenai kandidat terunggul pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Kalimantan Barat periode 2008-2013 di wilayah Kabupaten Landak, terjawab. Melalui pleno rekapitulasi hasil perhitungan suara yang dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Landak, pada Rabu (21/11), yang bertempat di aula lantai II KPUD.

Tepat pukul 10.09, kantor KPUD Landak sedikit berbeda dari hari biasanya. Suasana ramai menyelimuti kantor yang masih didera gerimis. Aula lantai II dipenuhi jejeran kursi di bagian kiri dan kanan pintu aula bagian dalam.
Tiga buah meja yang terpisah, membentuk huruf ‘U’ dalam ruangan aula. Beberapa tanaman dalam pot, berada di depan meja tersebut. Tulisan pada karton putih bertuliskan ‘MUSPIDA’, berada di atas meja sebelah kanan ruangan dari dalam. ‘SAKSI’ dan ‘PANWASLU’ di atas meja sebelah kiri ruangan. Meja tanpa tulisan menghadap tepat ke pintu, diduduki oleh anggota KPUD Landak.
Ir. Sudianto, Ketua KPUD Landak, membuka pleno yang berlangsung terbuka untuk umum. Ia mengatakan pleno ini sesuai dengan agenda yang telah dijadwalkan oleh KPU Provinsi.
Sudianto juga mengatakan proses rekapitulasi perhitungan suara di KPUD Landak dapat terlaksana setelah adanya proses rekapitulasi yang ada di tingkat Panitia Pemilihan Suara (PPS) dan Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK). “Hasil rekapitulasi ini selanjutnya akan diserahkan ke KPU Provinsi,” ujarnya. Setelah ditandatanganinya berita acara.
Proses rekapitulasi pun dimulai dengan panduan Syahdin L. Nyarong, S. Th, Pokja Perhitungan Suara, KPUD Landak. Yang terlebih dahulu menanyakan kehadiran saksi dari semua kandidat.
Saksi yang hadir hanyalah saksi dari pasangan kandidat Oesman Sapta-Ignatius Lyong dan Cornelis-Christiandy Sanjaya. Sedangkan saksi dari Usman Ja’far-L.H. Kadir dan Akil Mochtar-A.R. Mecer. Belum datang dan hanya menyerahkan surat mandat.
Pukul 11.16 ketika urutan rekapitulasi yang ke tiga dari Kecamatan Menjalin, Alim Wibowo, saksi pasangan kandidat Usman Ja’far-L.H. Kadir, baru tiba di tempat pleno berlangsung.
Rekapitulasi kemudian dilanjutkan dengan menanyakan sah tidaknya hasil yang diperoleh dari tiap Kecamatan di wilayah Landak, kepada para saksi. Hasil rekapitulasi keseluruhan perolehan suara di Kabupaten Landak berdasarkan pilihan rakyat menempatkan pasangan Cornelis-Christiandy Sanjaya dengan dukungan terbanyak, yaitu 180.601 suara atau 85,44 per sen.
Menyusul di urutan kedua adalah pasangan Usman Ja’far-L.H. Kadir dengan 12.113 suara atau 5,73 persen. Yang diikuti oleh pasangan Oesman Sapta-Ignatius Lyong dengan 10.726 atau 5,07 persen. Dan pasangan Akil Mochtar-A.R. Mecer dengan 7.944 suara atau 3,76 persen.
Hasil ini merupakan suara yang diberikan oleh 211.384 pemilih di Landak dari 228.030 pemilih tetap yang terdaftar. Sedangkan surat suara yang tidak sah adalah 1.573 suara. Dengan persentase partisipasi pemilih sebesar 93,39 persen.
Pleno ini juga dihadiri oleh 2 orang perwakilan dari KPU Provinsi, yang mengawasi proses pleno yang dilakukan. Tepat pukul 14.18, pleno dinyatakan berakhir setelah penandatanganan berita acara oleh para saksi, anggota KPUD Landak dan panitia pengawas Pemilu.

Baca Selengkapnya...

Sintang Lumbung Suara Cornelis-Christiandy

*Mendominasi 13 Kecamatan


Endang Kusmiyati
Borneo Tribune, Sintang

Jumat (22/11) sekitar pukul 09.10 , kantor KPUD Sintang kembal didatangi warga. Kendaraan roda dua dan roda empat tampak penuh terparkir di halaman samping kantor pelaksana pilkada di kabupaten Sintang ini. Namun, kedatangan masyarakat kali ini juga bukan untuk melakukan aksi unjuk rasa atau ketidak puasan atas perolehan suara pasangan yang mereka dukung.

Hari itu, banyak mata yang ingin menyaksikan rapat pleno rekapitulais perhitungan suara pilkada di kabupaten Sintang. Hadir dalam kesempatan itu Bupati, Wakil bupati, Sekda, Kapolres, sejumlah muspida serta tokoh masyarakat Sintang. Hadir juga pendukung dari masing-masing pasangan kandidat. Petugas keamaan juga terlihat siaga di halaman ruang rapat pleno tersebut.
Bersadarkan data yang di himpun dari KPUD Sintang, bahwa dari 14 kecamatan di wilayah ini terdapat 899 TPS dan 241.571 pemilih yang tercantum dalam DPT.
Setelah melalui tahapan rangkaian acara, termasuk berbagai kritik dan saran terhadap penyelenggara pilkada dari para saksi pasangan, akhirnya ketua KPUD sintang Dra. H. Musjahadah dengan suara khasnya mengumumkan perolehan suara akhir pasangan kandidat pilkada 2007. Dari white board yang terpampang di deretan depan audiens rapat pleno, terpampang angka-angka perolehan suara dari 4 pasangan kandidat yang bertarung dalam pilkada 15 November lalu.
Pasangan Usman Ja’far-LH.Kadir yang diusung oleh partai besar hanya menempati nomor urut dua dalam hal perolehan suara. Calon Incumbent ini mendapatkan suara sebanyak 36.961 suara atau sekitar 15,3 persen dari pemilih di Sintang. Dari 14 PPK, pasangan harmoni hanya memenang suara di kecamatan Sintang yaitu sebanyak 12.890 suara. Sedangkan di kecamatan lain, suara pendukung UJ-LHK jauh tertinggal di bawah pasangan Cornelis-Sanjaya.
Pasangan OSO-Lyong dengan nomor urut 2 , justru harus puas pada posisi terakhir. Di kabupaten Sintang, pasangan ini hanya mendapatkan suara sebanyak 8832 suara atau sekitar 3,65 persen saja. Selanjutnya pasangan Akil-Mecer tetap sesuai dengan nomor urut yang sama dengan peringkat perolehan suaranya. Yaitu 23.449 suara atau sekitar 9,72 persen. Selanjutnya pasangan Cornelis-Sanjaya dengan nomor urut 4, justru menduduki peringkat pertama perolehan suara di Sintang. Pasangan yang diusung partai berlambang banteng moncong putih ini mendapatkan dukungan 51,11 persen dari seluruh pemilih yang ada di Sintang. Dengan perolehan suara sebanyak 123.487. Pasangan ini juga mendominasi perolehan suara di 13 kecamatan lainnya selain kecamatan Sintang.
Ketua KPUD sintang juga mengumumkan bahwa jumlah total pemilih yang menggunakan hak pilihnya dan dinyatakan sebagai surat suara yang dicoblos dengan sah pada pilkada 15 November lalu sebanyak 192.779
Angka ini bila dikalkulasikan secara matematis sama dengan 79,80 persen dari pemilih yang terdaftar dalam DPT. Sedangkan jumlah surat suara yang tidak sah sebanyak 2182 lembar, atau sama dengan 0.9 persen dari total pemilih yang ada di Sintang. Dari angka-angka ini juga dapat dihitung pula jumlah pemilih yang terdaftar namun tidak menggunakan hak pilihnya sebanyak 46.610 orang.
Ketua KPUD Sintang saat di mintai konfirmasi mengatakan bahwa memilih dan menggunakan hak pilih dalam pilkada merupakan hak setiap warga Negara. Sebagai pelaksana pilkada, ia mengaku pihaknya telah melakukan sosialisasi seoptimal mungkin.
“Memilih atau tidak menggunakan hak pilih itu kembali kepada person masing-masing. Kami sebagai pelaksana pilkada ini hanya bertugas mensosialisasikan. Karena memilih merupakan salah satu hak azasi warga,” katanya.□

Baca Selengkapnya...

Cornelis-Cristiandy Peroleh Suara Terbanyak

Herkulanus Agus
Borneo Tribune, Sanggau

Pleno rekapitulasi perhitungan suara di Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Sanggau, Kamis (22/11) sudah final. Pasangan nomor urut 4 Cornelis dan Cristiandy menempati posisi pertama dengan perolehan 151.177 suara disusul pasangan UJ-LHK di urutan kedua dengan perolehan 43.748 suara, ketiga pasangan Akil-Mecer dengan 14.466 suara dan keempat pasangan OS-Lyong dengan 10.986 suara.

Sejak perhitungan secara resmi di KPUD Sanggau beberapa waktu lalu. Suara Cornelis sudah tampak dominan. Ia unggul di 14 Kecamatan atau PPK di Kabupaten Sanggau. Yaitu Kecamatan Kapuas 17.097, Meliau 14.478, Bonti 8093, Parindu 15.971, Jangkang 11.496, Kembayan 12.071, Beduai 4.845, Sekayam, 8.424, Entikong 5.443. Noyan 5.108, Tayan Hulu 15.396. Balai 13.163. Tayan Hilir 10.494 dan Toba 6077. Sementara Uj-LH unggul tipis di Kecamatan Mukok dengan 3.330 suara.
Kegembiraan terpancar dari wajah para pendukung kandidat Cornelis-Cristiandy. Termasuk Krisantus Kurniawan, S. IP, tim sukses Cornelis untuk wilayah Sanggau yang sempat menyaksikan perhitungan akhir. Hari itu adalah hari yang sangat bersejarah terutama bagi kandidat yang menang.
Tak hanya para saksi yang tampak lega. Namun KPUD Sanggau juga merasakan hal yang sama. Setidak-tidaknya untuk tahap pertama tugas mereka sudah selesai. Tinggal menunggu penetapan dari KPUD Kalbar tanggal 27 November mendatang.
Dalam pleno kemarin, selain Ketua KPUD Sanggau Aloysius Sandang, BA, anggota KPUD lainya, Sisilia Sisil, SE, Kristianus, SH, Dedi Hambali dan H. Sunadi Ismail, Sm.Hk.
Sementara saksi dari empat cagub juga turut hadir Zainuri SH, saksi pasangan UJ-LHK, Bernadinus Dino, S.Sos saksi pasangan OSO-Lyong, Urbanus Didi saksi Akil-Mecer dan Lucas Subardi, SE saksi pasangan Cornelis-Cristiandy
Meski ada yang kalah dan menang. Suasana akrab tetap terpelihara jabatan tangan menandakan persahabatan terlihat di ruang pertemuan kantor Pengolahan Data dan Informasi yang digunakan sebagai tempat dilaksanakannya pleno rekapitulasi perhitungan suara selama tiga hari.
Memang dalam situasi tersebut, dibutuhkan kebesaran hati bagi para pendukung, baik yang menang maupun yang kalah.
Sudah semestinya yang menang merasa puas dan yang kalah harus menerima seluruh hasil yang telah ditetapkan dan ditandatangani bersama.

Partisipasi Pemilih Kecil
Tingkat partisipasi pemilih di Kabupaten Sanggau masih sangat kurang dalam pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Kalimantan Barat yang dilaksanakan 15 November silam.
“Kalau saya hitung sekitar 16,8 persen masyarakat yang telah terdaftar dalam DPT tidak menggunakan hak suaranya, dan ini sangat disayangkan,” jelas saksi pasangan UJ-LHK, Zainuri, SH, usai Pleno KPUD Sanggau, Kamis (22/11) kemarin.
Menurut Zainuri, minimnya partisipasi pemilih disebabkan oleh banyak hal. Diantaranya data pemilih yang banyak terdapat kekeliruan. Ternasuklah orang yang sudah meninggal pun tetapi masih terdaftar dalam DPT.
“Ini adalah sebuah persoalan. Saya tidak mau menyalahkan kinerja KPUD. Tetapi lembaga-lembaga lainnya yang terlibat,” papar Zainuri.□

Baca Selengkapnya...

Cornelis Pimpin Perolehan Suara Sementara

KPUD Sanggau Masih Tunggu Hasil Tiga PPK

Herkulanus Agus
Borneo Tribune, Sanggau

Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Sanggau pukul 15.15 WIB, Rabu (21/11) kembali menunda rekapitulasi perhitungan suara. Karena belum diterimanya berkas surat suara dari tiga Kecamatan, yaitu Kecamatan Tayan Hulu, Mukok dan Kapuas.

“Untuk Kecamatan Tayan Hulu rencananya sore ini diantarkan. Sementara Kecamatan Mukok sedang berbenah dan Kecamatan Kapuas masih belum siap,” ungkap Ketua KPUD Sanggau Aloysius L Sandang ketika memimpin rapat pleno.
Untuk itu, rencananya pleno akan dilanjutkan kembali pada hari ini (Kamis) pukul 09.WIB. Rapat pleno penghitungan suara yang mulai dilaksanakan Selasa (20/11) lalu sempat mengalami beberapa kali penundaan. Akibat belum siapnya berkas surat suara. Meski demikian KPUD Sanggau masih mempunyai waktu dua hari lagi hingga tanggal (23/11) mendatang untuk menetapkan masing-masing perolehan suara para calon gubernur.
Berdasarkan penghitungan suara hingga Rabu (21/11) kemarin, terlihat pasangan Cornelis-Cristiandy memimpin pada urutan teratas dengan jumlah suara sebanyak 118.623 suara atau mencapai 75.97 persen dari 12 PPK yang telah menyampaikan rekapitulasi perhitungan suara.
Sementara pasangan incumbent UJ-LH berada pada urutan kedua dengan jumlah suara sebanyak 22.715 suara atau 14.55 persen disusul oleh pasangan Akil-Mecer di urutan ketiga dengan perolehan suara sebanyak 8.255 suara atau 5,29 persen dan di urutan keempat pasangan OSO-Lyong dengan jumlah 6,560 suara atau 4,20 persen.
Dilihat dari tingginya perolehan suara tersebut, menurut sebagian masyarakat yang hadir dalam pleno pasangan yang dikenal dengan C2 ini sepertinya sulit untuk dikejar. Karena hanya sisa 3 PPK yang belum menyampaikan rekapitulasi perhitungan suara. Itu jika dilihat dari asumsi, kemenangan pasangan nomor urut 4 ini sangat telak dengan jumlah perolehan suara yang cukup signifikan.□

Baca Selengkapnya...

Selasa, 20 November 2007

KPU Sambas-Pontianak Rampungkan Pleno

AA Mering
Borneo Tribune, Pontianak

Komisi Pemilihan Umum (KPU) Daerah Kabupaten Sambas dan Kabupaten Pontianak telah merampungkan pleno perhitungan suara pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur Kalbar, Selasa (20/11) kemarin.
Sebelum diteruskan ke KPU Provinsi, rakapitulasi suara yang dilakukan petugas mulai dari TPS, PPK hingga KPU mesti dilakukan pleno perhitungan suara untuk masing-masing kandidat.
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari Susanto, SE selaku saksi dari PDIP, Pleno KPUD Sambas yang dilakukan kemarin, dari 219.836 pemilih pasangan UJ-LHK memperoleh 106.585 suara. Suara terbanyak kedua OSO-Lyong 46.480 suara. Cornelis-Cristiandy memproleh 34.447 suara dan Akil-Mecer 32.324. Suara tak sah 3.607. Berita Acara Pleno tersebut ditandatangani Ketua KPU Sambas, Umi Rifdiyawati, SH dan anggotanya serta ditandatangani juga 4 saksi dari masing-masing kandidat.
Sedangkan di Kabupaten Pontianak, pasangan UJ-Kadir tetap unggul dibandingkan ketiga pasang calon lainnya. Incumbent ini dapat meraup 153.481 suara. Tempat kedua pasangan Cornelis-Christiandy dengan 75.334 suara, disusul pasangan OSO-Lyong 67.375 suara dan terakhir pasangan Akil-Mecer dengan 25.979 suara. Jadi total suara pemilih Kabupaten Pontianak 322.169 suara. Sedangkan suara tidak sah berjumlah 6.036 buah.
Berita Acara Pleno KPU Kabupaten Pontianak ini ditandatangani ketuanya, Idris Maheru, ST dan keempat anggotanya berikut 4 orang saksi dari masing-masing kandidat. Dengan demikian sudah tiga daerah yang telah merampungkan pleno di tingkat kabupaten/kota, yakni Kota Pontianak, Kabupaten Sambas dan Kabupaten Pontianak. □

Baca Selengkapnya...

Senin, 19 November 2007

Cornelis Kunjungi Gusti Syamsumin


Oleh: Tanto Yakobus

Empat hari pasca pencoblosan pemilu Gubernur dan wakil Gubernur Kalbar periode 2008-2013, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Daerah Kalbar menjadi sorotan publik. Pekan-pekan ini, perhatian masyarakat semua tercurah ke KPU.


Sementara kandidat gubernur nomor urut 4, Drs. Cornelis, MH tampak lebih rilek. Walau perhatiannya juga tetap ke KPU yang berkantor di Jalan A Yani Pontianak itu.
Minggu (18/11) malam kemarin, Cornelis sekeluarga menyambangi gurunya ketika bersekolah di SMA Kapuas tahun 1971/1972 silam.
Sang guru itu adalah Gusti Syamsumin. “Beliau adalah orang yang paling saya hormati. Beliau guruku sekaligus bapakku,” ujar Cornelis kepada saya, di kediamannya sekitar pukul 21.30 tadi malam.
“Beliau senang saya kunjungi. Beliau sekeluarga mengucapkan selamat kepada saya, yang sementara ini unggul dalam perolehan suara. Beliau senang dengan itu,” ungkap Cornelis menceritakan pertemuan dengan gurunya itu.
Lebih lanjut Cornelis yang sudah menganggap Gusti Syamsumin sebagai ayahnya itu mengatakan, sebagai murid, sebagai anak, dia wajib menjaga tali silaturahmi dengan beliau yang juga tokoh politik di daerah ini.
“Selain cerita nostalgia waktu SMA (maklumlah saya ini termasuk anak yang nakal di sekolah) sehingga akrab dengan beliau selaku kepala sekolah, kami banyak bertukar pikiran tentang pembangunan di Kalbar ini,” ungkap Cornelis.
Menurut Cornelis, selain mengucapkan selamat kepada dirinya, Gusti Syamsumin juga memuji pelaksanaan pemilu gubernur Kalbar yang berlangsung aman dan damai. “Beliau minta kondisi aman ini tetap terjaga sampai seterusnya,” ujarnya.
Sikap ke-bapak-an Gusti Syamsumin layak diteladani. “Beliau benar-benar menjadi soko guru yang mengayomi semua orang. Beliau tidak pernah membedakan siapa dan dari mana asalnya. Dan itu juga yang menjadi pegangan saya selama dipercaya menjadi pemimpin,” ucapnya.
Beliau berpesan sebelum kembali ke Jakarta besok (hari ini, red) agar kita rakyat Kalbar, entah dari posisi mana pun, termasuk lawan-lawan politik bersama-sama menjaga kondisi yang baik ini. “Sebab ini menjadi contoh untuk pilkada di provinsi lain. Dan Kalbar harus bangga bisa melaksanakan pilkada yang relatif bersih,” ungkap Cornelis menyitir ucapan Gusti Syamsumin yang juga anggota DPR-RI daerah pemilihan Kalbar itu.
Sementara itu, terkait dengan proses tabulasi suara yang dilakukan KPU, Cornelis minta semua pihak menghormati dan memberi ruang KPU bekerja.
Jangan ada intervensi apalagi ada upaya “main” dengan KPU agar ada perubahan suara. Itu tidak boleh terjadi. “Sekarang bukan zamannya lagi masyarakat dikibuli. Masyarakat dengan gampang dan leluasa mengakses informasi, terutama terkait dengan hasil perolehan suara pemilu gubernur ini,” kata Cornelis yang maju berpasangan dengan Christiandy Sanjaya. □

Baca Selengkapnya...

Minggu, 18 November 2007

Cornelis-Christiandy Menang di Delapan Kabupaten

Muhlis Suhaeri/Antara
Borneo Tribune, Pontianak
Dia terlihat santai. Gerak tubuhnya spontan dan reflek. Mengikuti intuisi yang mengalir. Ada sikap natural. Caranya mengungkapkan kalimat, tegas dan berkarakter. Vibrasi dan intonasi suaranya terdengar berat. Khas. Itulah calon gubernur Kalbar periode 2008-2013, Cornelis.


Cornelis menyatakan berdasarkan penghitungan suara yang diperoleh dari beberapa sumber di lembaga pemerintah, ia dan pasangannya, Christiandy Sanjaya telah menang di delapan kabupaten/kota dalam pemilihan umum gubernur-wakil gubernur Kalbar periode 2008-2013.
Sementara hasil perolehan suara yang didata tim Kampanye Cornelis - Christiandy Sanjaya, perolehan suara mencapai 924.418 suara pemilih, sedangkan pasangan Usman Ja`far-LH Kadir 646.080 suara, Oesman Sapta Odang-Ignatius Lyong 332.279 suara, dam M Akil Mochtar-AR Mecer 200.983 suara.
"Kami sudah memperoleh dukungan suara mencapai 43,94 persen. Kami menang di delapan kabupaten/kota," kata Cornelis saat memberikan keterangan pers, Minggu (18/11).
Delapan daerah pemilihan yang dimaksudkannya itu yakni Kabupaten Bengkayang, Landak, Sanggau, Sekadau, Sintang, Melawi, Kapuas Hulu dan Kota Singkawang.
Sedangkan pasangan incumbent, UJ-LHK menang di tiga daerah pemilihan yakni Kota Pontianak, Kabupaten Pontianak dan Kabupaten Sambas. Satu daerah pemilihan lain, Kabupaten Ketapang, dikuasai oleh pasangan Oesman Sapta Odang-Ignatius Lyong (OSO-Lyong).
"Menurut kami data tersebut sudah final, karena dalam pengumpulan data tidak hanya menggunakan satu sumber melainkan dari banyak sumber resmi," kata Cornelis yang juga ketua Dewan Pimpinan Daerah PDI Perjuangan Kalbar periode 2005-2011.
Ia menyatakan, sumber yang diperolehnya dari berbagai sumber pemerintahan. Setelah dicek ulang dengan sumber yang dimiliki timnya, hasilnya hampir sama.
Padahal dari awal pemilihan, ia tidak memberikan target, berapa persen suara yang bakal diraih. Terserah rakyat yang memberikan suara, kata Cornelis.
Mengenai isu yang beredar bahwa massanya melakukan intimidasi terhadap kelompok tertentu, ia mempersilahkan orang untuk membuktikannya. “Sepanjang Anda bisa membuktikan, silakan saja,” kata Cornelis.
Kepada wartawan ia menyatakan, kunci sukses meraih kemenangan itu, karena semangat dari jargonnya, "Bersatu Kita Menang". Jargon itu ia peroleh dengan memahami ideologi negara, Pancasila, dan UUD 1945. Makna dari sila-sila yang ada, sila pertama dan ketiga, kemudian menggali nilai yang terkandung dalam UUD 1945, yakni kesejahteraan rakyat.
"Itulah yang memunculkan kalimat `Bersatu Kita Menang` sehingga bukan asal saja," katanya.
Ia juga menyatakan bahwa rakyat sudah tahu, siapa kandidat yang berkualitas dan profesional. Berbagai pengalaman sudah terbukti dan sudah dipersiapkan oleh pemerintah melalui berbagai pendidikan pemerintahan. Jadi, tidak karbitan, kata Cornelis.
Cornelis juga menyatakan, kemenangan Cornelis-Christiandy Sanjaya merupakan kemenangan partai (PDI Perjuangan) dan koalisi rakyat. “Itu bukan kerja pribadi. Rakyat yang kerja keras,” kata Cornelis.
"Kalau tidak ada dukungan partai dan rakyat, kami tidak akan mampu melawan incumbent," katanya, juga menyebut, kemenangan itu karena peran Tuhan yang sangat besar. "Kemenangan ini adalah mukjizat," katanya.
Ia kemudian berpesan kepada mendukung dan simpatisannya agar tetap menjaga keamanan dan tidak mudah terprovokasi isu yang menyesatkan. Cornelis mengimbau kepada masyarakat untuk tidak mudah percaya dengan berbagai informasi yang dikeluarkan berbagai pihak, mengenai perolehan suara sementara.
Ia mengemukakan, KPU juga menggunakan rasionalitas yang tinggi dan sudah bekerja untuk ini. Kalaupun KPU belum memberikan informasi dengan cepat mengenai perolehan suara, hal itu patut dipertanyakan, karena zaman sudah global. Sehingga arus informasi bisa dilakukan dan diperoleh dengan cepat.
Pengalaman ia menangani 9 kali pemilihan umum, dan dua kali pemilihan kepala daerah membuat Cornelis mengetahui berbagai persoalan yang dihadapi selama pelaksanaan pemilihan umum tersebut.
Sementara keputusan untuk berpasangan dengan Christiandy Sanjaya yang beretnis Tionghoa, sehingga sangat berbeda dengan tiga pasangan calon gubernur lainnya, Cornelis menyatakan hal itu bukan menjadi landasannya.
Christiandy Sanjaya adalah seorang pendidik dan menguasai masalah ekonomi. Sedangkan saya menguasai urusan pemerintahan dan politik. "Dalam pemilihan, bukan hati nurani. Tetapi berdasarkan tingkat rasionalitas yang tinggi," katanya.
Ketika ditanya tentang kemungkinan merangkul kandidat lain dalam pemerintahannya kelak, ia menyatakan keterbukaan. Yang pasti, syaratnya harus bisa bekerja sama.
Mengenai kekhawatiran sebagian orang dengan naiknya Cornelis menjadi gubernur kelak, ia menegaskan, “Saya menjadi gubernur bukan untuk mengusir saudara saya orang Melayu atau orang Islam. Jadi, jangan berpikiran negatif.”
Cornelis menyatakan, orang tidak perlu khawatir dengan dirinya. Dia juga tidak anti dengan para pendatang. Asalkan mereka tidak datang untuk menjajah, katanya.
Bagaimanapun, ia telah berkiprah di pemerintahan selama 30 tahun. Mulai dari pegawai biasa, camat, hingga jadi bupati dua periode. Semua sudah ada peraturannya. Dan ia akan berpegang teguh pada peraturan yang ada.
Pemilihan umum gubernur - wakil gubernur Kalbar 2008-2013 yang berlangsung 15 November lalu, diikuti oleh empat pasangan calon, terdiri dari nomor urut satu (incumbent) Usman Ja`far - Laurentius Herman Kadir, dua Oesman Sapta Odang - Ignatius Lyong, tiga M Akil Mochtar - AR Mecer, empat Cornelis - Christiandy Sanjaya.□

Baca Selengkapnya...

KPU Diharapkan Cepat Umumkan Hasil


Hanoto/B16
Borneo tribune, Pontianak

Timbulnya pemberitaan oleh berbagai tim media pasangan calon Gubernur dianggap dapat membingungkan masyarakat khususnya daerah pedalaman. Apalagi berbagai hasil tersebut timbul dengan saling klaim bahwa pasangannya yang unggul sementara.


Untuk itulah KPU selaku penyelenggara pesta demokrasi diharapkan dapat mempercepat pengumuman hasil pemilihan.
“Selain hasil cepat dapat memberikan kelegaan warga yang sudah menunggu, tentulah hal tersebut juga akan memberi ketenangan akan daerah Kalbar sendiri siapa pun yang keluar menjadi pemenang nantinya,” ujar Prof AB Tangdililing selaku tim pakar Aliansi Cornelis-Christiandy (ACC).
Namun sejauh ini tim ACC mengakui bahwa hasil sementara yang dikeluarkan KPU akurat. Hasil tersebut juga tak jauh berbeda dengan yang tim ACC peroleh.
Mengenai pemilu yang dilaksanakan pada 15 November kemarin Dekan Fisipol ini mengatakan telah berjalan dengan sah dan baik.
Berdasarkan hasil perhitungan yang masuk tim ACC, bahwa jumlah pemilih untuk seluruh wilayah Kalbar terhitung besar, berkisar pada angka 75 %. Ini merupakan hasil yang sangat baik, jika dibandingkan dengan Amerika saja 60%.
Bahkan dalam pemilu kemarin, masyarakat di pedalaman dianggap lebih sadar akan pesta demokrasi ini. Data yang diperoleh tim ACC menyebutkan angka di bawah 20% yang golput, sedangkan di daerah perkotaan justru terbilang besar dengan angka di atas 35%.
Dari hasil tersebut menyatakan bahwa masyarakat pedalamanlah yang lebih sadar akan hak pilihnya. Jadi untuk itu pemerintah jangan diam saja, karena dengan adanya pemberitaan yang simpang siur masyarakat pedalaman dapat berpikir macam-macam.
“Berdasarkan hasil tersebut dan dalam menyikapi adanya isu yang berkembang bahwa pemilu dapat diulang, hal tersebut dianggap merupakan hal yang lucu,” tambah tim pakar ACC lainnya, Prof Ir Alamsyah, HB yang mendampingi Tangdililing.
Pesta demokrasi telah berjalan dengan baik, jadi dengan hasil tersebut bahwa siapapun yang keluar sebagai pemenang, yang kalah harus siap berlapang dada, jangan melakukan tindakan-tindakan yang dapat menyesatkan masyarakat khususnya daerah pedalaman.
Siapapun yang menang nantinya, Alamsyah mengatakan bahwa hal tersebut harus didukung oleh semua lapisan, karena semuanya sama saling bertujuan untuk membangun Kalbar menuju daerah yang lebih baik.
Seperti yang telah dilakukan oleh salah satu pasangan yang telah mengakui keunggulan para saingannya dengan lapang dada. Hal tersebutlah yang patut dicontoh, jangan malah mempolitisir hasil sementara, masyarakat akan bingung.
Namun dengan hasil yang telah dikeluarkan oleh tim ACC maupun KPU, dari hasil sementara tersebut, Tangdililing mengatakan bahwa pasangan Cornelis-Christiandy-lah yang sudah dapat dipastikan menang dalam pemilu ini. Jadi untuk itu aparat diharapkan dapat menjaga keamanan daerah Kalbar dengan baik mulai proses pemilihan yang lalu hingga pelantikan Gubernur nanti.

Sejukkan Suasana
Tim Pakar ACC menyampaikan beberapa poin penting yang pada prinsipnya menetralisir keadaan yang berkembang di masyarakat dan tidak menimbulkan permasalahan di kemudian hari.
Tangdililing yang juga Dekan Fisip Untan mengungkapkan dapat kiranya melihat secara objektif tentang berlangsungnya Pilkada Kalbar dengan proses yang sedang berjalan ini agar dapat dijalankan sesuai dengan UU. Ia juga menambahkan mengenai isu-isu yang muncul di kalangan masyarkat belakangan ini, hendaknya masyarakat dapat tenang dan bisa menilainya sehingga tercipta kondisi yang kondusif dan tak terpancing dengan pihak-pihak lain.
Tangdililing juga menambahkan mengenai adanya isu untuk melakukan pemilihan ulang secara tegas ia menolak itu, beliau beralasan pemilihan ulang melanggar Undang-Undang dan PP No.17, tapi tidak menutup kemungkinan pemilihan bisa diulang jika kondisi dalam keadaan luar biasa, dan di Kalimantan Barat ini kondisi tenang-tenang saja jadi tak mungkin pemilihan ulang dilaksanakan.
Sementara itu Prof.Ir.M.Alamsyah,HB mengatakan masyarakat pedalaman sekarang ini bingung dengan pemberitaan yang berkembang di media-media yang ada. Beliau juga mengungkapkan sekarang ini masyarakat kita sudah paham benar dengan demokrasi, ini terlihat dari antusiasme masyarakat dalam memilih.
Prof.Ir.M.Alamsyah,HB yang juga mantan Dekan Fakultas Pertanian Untan juga memohon kepada team kampaye pasangan lain untuk dapat kiranya bekerja secara proporsional dan objektif.
“Proses pemilihan di Kalimantan Barat ini sudah mencapai 70% itu tandanya sudah bagus,” tutur beliau menjelaskan.
Berdasar data yang dikeluarkan tim pakar ACC terungkap sebanyak 815.802 tidak mengunakan hak pilihnya dan yang terbanyak justru terjadi di Kota Pontianak sekitar 181.717 pemilih atau 34,52% dari jumlah pemilih Pontianak. “Masyarakat yang golput merupakan hak mereka jadi tak bisa dipaksakan dalam memilih.”
Di akhir permbicaraan baik Prof.Dr.A.B Tandililing,MA maupun Prof.Ir.M.Alamsyah HB menambahkan supaya isu golput janganlah dibesar-besarkan karena akan berekses buruk pada masyarakat nantinya. Mereka juga mengimbau kepada masyarakat Kalbar untuk bersama-sama menjaga dan menciptakan suasana yang kondusif. □

Baca Selengkapnya...

“Selamat Datang Gubernur Baru”


Tanto Yakobus
Borneo Tribune, Pontianak

Gawe besar pemilihan umum gubernur Kalimantan Barat periode 2008-2013 hampir memasuki babak akhir. Gambaran umum siapa yang bakal terpilih sebagai pemimpin Kalbar lima tahun kedepan sudah bisa ditebak, walau secara kelembagaan, Komisi Pemilihan Umum (KPU) daerah Kalbar belum memberikan pengumuman resmi.


Tiga hari pasca pemilihan berlangsung, kandidat yang memperolah dukungan suara mayoritas pemilih semakin tampak.
Bahkan beberapa media baik cetak maupun elektronik sudah pula mempublikasikan perolehan suara dengan sumber yang beragam pula.
Radio Republik Indonesia (RRI) misalnya, mereka menghimpun data suara dari laporan reporternya di lapangan maupun langsung dari masyarakat memanfaatkan line telepon.
Begitu juga dengan Polda Kalbar. Sebagai penanggungjawab keamanan di daerah ini, pihak kepolisian juga membuka tabulasi data hasil pemilu gubernur yang dihelat 15 November 2007 dua hari kemarin.
Bahkan tabulasi data yang dilakukan Polda Kalbar lebih cepat, karena mereka menggunakan jasa personil mereka yang ditugaskan mengamankan TPS-TPS. “Satu TPS, satu personil,” ungkap Kabid Humas Polda Kalbar, AKBP Suhadi SW.
Dari personil yang ditempatkan langsung pada setiap TPS itulah yang menjadi sumber tabulasi data Polda. Mereka dilapangan wajib memberikan laporan perolehan suara masing-masing kandidat.
Dari laporan langsung via hand phone atau SMS itulah maka pihak Polda Kalbar cepat mengetahui hasil perolehan suara pada masing-masing kandidat di seluruh kabupaten/ kota se-Kalbar.
Karena cepatnya tabulasi data yang dihimpun Polda Kalbar, maka media pun ramai-ramai mengutifnya.
Demikian juga dengan tim sukses masing-masing kandidat. Mereka juga membuat laporan perolehan suara yang juga langsung dari TPS lewat saksi-saksi mereka. Belum lagi pemantau independen maupun lembaga-lembaga tertentu seperti pers misalnya, semua menyediakan layanan perhitungan cepat (quick count).
Dari berbagai sumber tabulasi perolehan suara tersebut, pasangan nomor urut 4: Drs. Cornelis, MH-Drs. Christiandy Sanjaya, SE, MM memimpin perolehan suara dengan jarak yang cukup signifikan.
Posisi kedua ditempati oleh incumbent, pasangan nomor urut 1: Usman Ja’far-Drs. LH Kadir lalu disusul pasangan nomor urut 2: Oeman Sapta-Drs. Ign Lyong, MM. Dan pasangan nomor urut 3: HM Akil Mochtar, SH, MH-Drs. AR Mecer menempati posisi juru kunci.
Sumber data dari RRI yang selama dua hari ini dilansir Borneo Tribune, perolehan suara sementara masih menempatkan pasangan Cornelis sebagai “pemenang” tujuh kabupaten yakni Landak, Bengkayang, Sanggau, Sekadau, Melawi, Sintang, Kapuas Hulu dan Kota Singkawang. Sementara pasangan UJ unggul di Kabupaten Sambas, Kota Pontianak dan Kabupaten Pontianak. Kabupaten Ketapang yang masih digabung dengan Kabupaten Kayong Utara milik Oesman Sapta.
Terhadap hasil sementara tiga hari ini, tim kampanye Cornelis-Christiandy yakin pasangan yang diusung PDI Perjuangan ini sebagai pemenangnya.
Bertempat di Sekretariat DPD PDI Perjuangan Jalan Ahmad Yani, Tim Kampanye Cornelis-Christiandy, Drs. Sebastianus Massardy Kaphat yang didampingi Ir. Miki Jeno dan Martinus Sudarno, SH mengklaim mereka sebagai pemenangnya.
“Sampai saat ini Cornelis-Christiandy telah unggul 43,26 persen dari 2.930.245 pemilih dengan suara sah 2.024.691 seluruh kabupaten/ kota se-Kalbar,” ungkap Kaphat.
Kaphat menjelaskan prosedur perhitungan suara yang dilaksanakan tim kampanye sesuai dengan surat legitimasi dari setiap tim yang ada di TPS.
“Karena pola perhitungan kita sama dengan yang tilakukan tim lain yang bertugas di tiap-tiap TPS, kita juga mempertanyakan hasil rekapitulasi data yang dilakukan KPUD Provinsi sangat lambat dan dikhawatirkan berpotensi menimbulkan berbagai interprestasi masyarakat,” tambah Miki Jeno.
“Sebagai Tim Kampanye Cornelis-Christiandy, kita menghimbau KPUD Provinsi untuk bekerja lebih professional, cepat dan akurat dalam menyajikan data suara yang masuk. Bagaimana pun masyarakat sudah mengetahuinya baik melalui media maupun dari partai pengusung dan sukses masing-masing kandidat,” kata Kaphat lagi.
Berdasarkan perhitungan sementara pilgub dan wagub Kalbar 2007 yang dilaporkan RRI Kalbar hingga pukul 23.00 WIB, Jumat (17/11), perolehan suara Cornelis-Christiandy melejit dengan 733.847 suara, UJ-Kadir 575.035 suara, OSO-Lyong 334.948 suara dan Akil-Mecer 148.157 suara.
Untuk Kota Pontianak, UJ-Kadir unggul dengan 120.109 suara, disusul OSO-Lyong dengan 54.376 suara, Cornelis-Christiandy 51.199 suara dan Akil-Mecer 18.593 suara.
Pasangan Cornelis-Christiandy mendulang suara di Kota Singkawang dengan 33.460 suara, UJ-Kadir 16.381 suara, OSO-Lyong 12.269 suara, Akil-Mecer 9.699 suara.
Kabupaten Pontianak, UJ-Kadir unggul dengan 120.385 suara, OSO-Lyong 72.177 suara, Cornelis-Christiandy 61.838 suara, Akil-Mecer 2.695 suara.
Kabupaten Bengkayang, Cornelis-Christiandy unggul dengan 65.439 suara, UJ-Kadir 20.341 suara, OSO-Lyong 9.287 suara dan Akil-Mecer 5.123 suara.
Kabupaten Sambas, UJ-Kadir memimpin dengan 99.737 suara, disusul OSO-Lyong 37.379 suara, Cornelis-Christiandy 30.180 suara dan Akil-Mecer 27.602 suara.
Kabupaten Landak, Cornelis-Christiandy unggul jauh dengan 154.812 suara, OSO-Lyong 9.284 suara, UJ-Kadir 8.632 suara dan Akil-Mecer 6.941 suara.
Kabupaten Sanggau, masih milik Cornelis-Christiandy dengan 129 suara, UJ-Kadir 35.085 suara, Akil-Mecer 11.982 suara dan OSO-Lyong 9.400 suara.
Di tanah kelahiran UJ Kabupaten Sekadau, juga milik Cornelis-Christiandy dengan 37.616 suara, UJ-Kadir 29.361 suara, Akil-Mecer 8.696 suara dan OSO-Lyong 2.967 suara.
Kabupaten Sintang, Cornelis-Christiandy memimpin dengan 36.671 suara, OSO-Lyong 24.567 suara, UJ-Kadir 21.167 suara, dan Akil-Mecer 7.434 suara.
Kabupaten Melawi, Cornelis-Christiandy unggul dengan 39.211 suara, UJ-Kadir 36.842 suara, Akil-Mecer 8.750 suara dan OSO-Lyong 2.941 suara.
Kabupaten Kapuas Hulu masih milik Cornelis-Christiandy dengan 45.233 suara, disusul UJ-Kadir dengan 39.237 suara dan tempat ketiga Akil-Mecer dengan 26.221 suara dan OSO-Lyong 5.997 suara.
Kabupaten Ketapang yang merupakan daerah kelahiran kandidat gubernur nomor urut 2, OSO-Lyong unggul dengan 94.305 suara, disusul Cornelis-Christiandy dengan 48.564 suara, UJ-Kadir 27.759 suara dan Akil-Mecer 14.421 suara. Jadi total suara yang masuk berdasarkan perhitungan cepat RRI Pontianak berjumlah 1.791.988 suara dari 2.930.245 pemilih Kalbar sebagaimana yang diumumkan KPU Provinsi Kalbar.
Jadi dari gambaran perolehan suara masing-masing kandidat, sudah ada gambaran siapa figur atau kandidat yang kana memimpin Kalbar lima tahun kedepan.
Pemilu gubernur yang berlangsung 15 November kemarin adalah suatu proses demokrasi untuk menentukan gubernur Kalbar periode 2008-2013.
Dimana, pemilu gubernur tersebut diikuti empat kontestan yakni pasangan Usman Ja’far-LH Kadir, Oesman Sapta-Ign Lyong, HM Akil Mochtar-AR Mecer dan Cornelis-Christiandy Sanjaya.
Setelah melalukan pentahapan pemilu yang sangat melelahkan, seperti proses pencalonan, penetapan balon menjadi calon, kampanye hingga pencoblosan suara yang dilakukan secara langsung oleh masyarakat Kalbar.
“Ini merupakan awal yang baik, mulai dari kampanye hingga proses pencoblosan dapat berlangsung dengan aman dan kondusif. Ketakutan-ketakutan orang selama ini ternyata tidak terbukti,” ungkap Kaphat salah seorang Tim Kampanye Cornelis-Christiandy, kemarin.
Kaphat berharap proses yang sudah baik ini, jangan lagi dikotori dengan permainan curang baik di tingkap PPK maupun KPUD. “Jangan sampai di tingkat akat rumput yang sudah berjalan dengan baik ini kacau di tingkat elit yang justru tidak berjiwa besar,” kata tokoh yang sudah kenyang makan asam garam politik ini.
Karena itu kata Kaphat, Tim Kampanye Cornelis-Christiandy menghimbau KPU Provinsi agar profesional dan cepat mengumumkan perolehan suara, untuk memberikan kejelasan tentang hasil pemilu gubernur ini kepada masyarakat luas.
“Ya kita ucapkan selamat datanglah kepada gubernur baru,” ujar Kaphat.

Baca Selengkapnya...

Pemilih Emosional Terbukti Menangkan Pilkada

*Kantung Gemuk Pecah Suara

Nur Iskandar
Borneo Tribune, Pontianak

Empat paket calon gubernur masing-masing UJ-LHK, OSO-Lyong, Akil-Mecer dan Cornelis-Christiandy telah melewati serangkaian proses panjang sehingga mematut diri layak menjadi Gubernur Kalbar 2008-2013. Dari sisi hukum dan UU, serta hak warga negara memang laik dan layak.


Keempat paket di atas telah melewati proses meniti karir emas di bidangnya masing-masing. Keempat calon lahir dan dibesarkan di Kalbar sehingga mengenal Kalbar dan terkenal di Kalbar.
UJ lahir di Sekadau. LHK Kapuas Hulu. OSO Ketapang dan Lyong Kapuas Hulu.
Akil lahir di Kapuas Hulu dan pasangannya AR Mecer Ketapang, sedangkan Cornelis di Sanggau dan pasangannya Christiandy, Singkawang.
Dilihat dari aspek kelahiran masing-masing kandidat punya kantong massa masing-masing. Tetapi untuk Kapuas Hulu dan Ketapang masih harus terbagi-bagi. Namun demikian pembagiannya diyakini tidak 50:50 apalagi daerah kantong suara juga ada yang gemuk dan ada yang kurus—bisa satu lebih besar dari yang lain. Begitupula terhadap Sekadau, Sanggau dan Singkawang, tergantung sebesar apa “magnet” ketokohan sang calon gubernur atau wakil gubernur.
Dilihat dari aspek kemampuan dalam memimpin, kesemua calon sudah membuktikannya piawai, hanya skopnya saja ada yang kecil, sedang dan besar. OSO pernah menjadi Wakil Ketua MPR RI. Akil Wakil Ketua Komisi III DPR RI. UJ CEO A Latief Corporation dan incumbent Gubernur Kalbar. Cornelis Bupati Landak dan Ketua DPD PDIP Kalbar.
Dilihat dari pendamping—dalam hal ini Cawagub—LHK incumbent Wagub dan pernah menjabat sejumlah posisi penting di pemerintahan, seperti Biro Pembangunan Pedesaan; begitupula Ignatius Lyong yang terakhir menjabat Asisten 1 Sekda Pemprov Kalbar.
AR Mecer adalah dosen matematika di FKIP Untan sekaligus pencetus lembaga ekonomi kerakyatan bernama Credit Union yang amat kesohor hingga mancanegara. Sementara Christiandy Sanjaya adalah guru, Kepala Sekolah dan Yayasan YPK Imanuel. Ia juga pernah menjadi anggota DPRD Kota dari Partai Bhinneka Tunggal Ika.
Sejak awal memilih pasangan semua kriteria pasti telah dihitung plus-minusnya. Partai sebagai “perahu” yang akan membawa kandidat juga pasti sudah memberikan pertimbangan-pertimbangan rasional. Konsideran ekonomi, sosial, politik hingga budaya sudah dikalkulasi bersih.
UJ-LHK menyebut diri sebagai pasangan harmonis. Di masa kepemimpinan dua tokoh ini memang selalu seiring. Maka prestasi demi prestasi dapat diraih jika dibandingkan sejumlah kepala daerah dan wakil yang disharmoni. Bahkan di Ketapang Morkes sudah “cerai” dengan Madjun karena tidak cocok paham, lantas masing-masing “berlomba” merebut simpati warga kendati akhirnya incumbent Morkes terpilih kembali.
Di Sambas juga demikian. Terjadi “disharmoni” antara Burhanuddin dan Prabasa. Pada gilirannya di dalam Pilkada langsung Burhanuddin menang mayoritas.
Tanpa perlu mengupas sejumlah kepala daerah di kabupaten-kota, kita melihat harmonisasi itu penting. Jika harmonisasi tak terjadi, maka rakyat jadi korban. Ibarat dua nahkoda yang berebut jentera. Perjalanannya bisa menabrak karang dan penumpang bisa celaka.
Dengan landasan itu pula OSO memilih Lyong. Ia yakin TOSS (simbol kemenangan dengan pertemuan dua buah gelas berisi minuman kegembiraan). TOSS juga berarti Tim Oesman Sapta Sukses.
Akil Mochtar memilih Mecer. Ia yakin inilah pasangan terbaik. “Tak perlu banyak bicara, tapi banyak bekerja,” ungkapnya di mana-mana.
Cornelis memilih Christiandy. Lepas dari tokoh politik dan kependidikannya, Christiandy beretnis China/Tionghoa dan Protestan sehingga yakin dengan jargon, “Bersatu Kita Menang”.
Dan saya berpendapat bahwa kemenangan dalam pilkada gubernur ini amat sangat ditentukan oleh pasangannya masing-masing. Sejauh mana pasangan bisa memainkan peran mengisi kekosongan dari sang Calon Gubernur yang sudah rerata menjadi pemimpin di bidangnya masing-masing.
Adalah menarik di sini mematut Cagub-Cawagub berdasarkan etnisitas dan agamanya. Kendati paham etnis maupun agama lebur dalam simbol NKRI Bhinneka Tunggal Ika yang berarti berbeda-beda tapi tetap satu jua, yakni Indonesia. Namun pemilih kita di Kalbar masih besar tergolong pemilih emosional ketimbang rasional.
Nilai-nilai etnis dan agama belum tentu dinalar sebagai nilai-nilai universal yang mengerucut pada toleransi, kasih sayang, bertindak jujur dan adil. Melainkan sekedar sama, langsung coblos tanpa wira-wiri lagi.
Eriyanto salah seorang pakar riset publik yang kerap meneliti peluang kemenangan calon kepala daerah di Indonesia mengatakan kemenangan dominan diraih oleh mereka yang sensitif dengan pemilih emosional ini. SBY salah satu contohnya. Ia terpilih karena sebagian besar warga bersimpati kepadanya lantaran “teraniaya” di Kabinet Megawati. Ia juga dinilai “ganteng” oleh sebagian pemilih ibu-ibu. Tutur katanya yang cantik memikat hati para intelek.
UJ memilih LHK karena sentuhan emosionalnya harmonis. Konsideran Melayu-Dayak sudah masuk dalam hitungannya. Konsideran Islam-Katolik sudah direken. Termasuk capaian visi-misi harmonis dalam etnis masih laku dijual dalam kampanye. Tentu logis menunjukkan keberhasilan karena dalam 5 tahun kepemimpinannya Kalbar aman, sementara provinsi lain yang masih bergolak amat pahit untuk suksesnya pembangunan seperti Poso dan Ambon, serta Papua. UJ-LHK juga dengan bangga mengampanyekan 12 prestasi nasional yang dicapai semasa kepemimpinannya sehingga sesumbar mengatakan, “Kami tidak mengumbar janji-janji tapi sudah terbukti. Oleh karena itu tinggal melanjutkan agenda besar bisa dicapai ketimbang calon baru dengan konsep baru. Pasti butuh penyesuaian lagi.”
OSO memilih Lyong juga dengan pertimbangan emosional etnisitas, religiusitas, selain intelektualitas. OSO dengan segala nama besarnya, hotel besarnya, bahkan juga “terkaya” dengan dana yang diumumkan KPK sebesar Rp 186 miliar menjamin akan memberantas korupsi. Ia menjual emosi kemarahan rakyat karena korupsi makin menjadi-jadi sembari menawari pendidikan dan kesehatan gratis.
OSO amat yakin menang seiring dengan banjirnya massa selama masa kampanyenya. Termasuk trend yang ditunjukkan sejumlah lembaga survey. Trend OSO-Lyong naik.
Akil juga sadar akan peran “emosi” dalam meraih kemenangan. Untuk itu ia menunjukkan keseriusannya dengan menggalang kekuatan sejak dini. Ia paling dini dan getol berkunjung ke desa-desa. Tak kurang dari 1300 desa dikunjunginya untuk tiga tahun terakhir. Ia membantu dan menarik simpati rakyat kecil di seantero Kalbar.
Akil memilih AR Mecer juga dengan pertimbangan yang amat matang. AR Mecer adalah “Bapak CU”. Asset yang terkumpul sudah ratusan miliar. Jumlah anggota Credit Union ratusan ribu KK.
AR Mecer juga dapat penghargaan di Swedia laiknya peraih nobel. Di kalangan masyarakat Dayak AR Mecer adalah bapak pembangunan. Dialah aktor intelektual yang banyak bekerja daripada umbar kata-kata.
Cornelis memilih Christiandy dengan pendekatan profesional dan pendidikan. Keduanya bergelar master.
Dalam perhitungan Cornelis yang dapat rekomendasi Dewan Adat Dayak untuk menjadi Gubernur pilihan masyarakat Dayak, dengan bergabung dengan konstituen China/Tionghoa maka kemenangannya meraih suara terbanyak sudah di depan mata.
Hitungan matematika dari perahu PDIP ini adalah Dayak plus China/Tionghoa sama dengan bersatu kita menang. Data survey LSI yang dilansir secara berkala menunjukkan trend etnik dan agama solid buat pasangan ini.
Jadi, faktor emosional yang manakah yang akan berhasil keluar sebagai pemikat hati 2.9 juta rakyat pemilih? Cornelis memang paling sensitif dan peka membaca situasi. Ia yakin dengan menjadi nomor satu dia bisa membangkitkan emosi kepemimpinan Gubernur beretnis Dayak pada 41 tahun silam: JC Oevaang Oeray.
“Kini saatnya untuk Dayak tampil sebagai nomor satu. Untuk jadi nomor dua sudah pasti. Dan kalau bukan sekarang, lalu kapan lagi. Saat sekarang adalah kondisi yang paling baik.” Demikian jurkam “jualan” dalam arena kampanye.
Berdasarkan kenyataan memang terjadi konsolidasi dan soliditas suara Dayak. Terlebih dengan sudut pandang ini, totalitas suara kandidat yang muslim sebagai Cagub (muslim identik dengan melayu, pen) menjadi pecah tiga. Maka dengan rumus kemenangan 25+1, Cornelis paling berpeluang menjadi Gubernur Kalbar 2008-2013.
Tetapi matematika kemenangan tidak semudah hal itu, masih banyak faktor yang menjadi variabel penentunya karena hingga kini dari 2,9 juta pemilih sebagian besar adalah floating mass, atau massa mengambang. Terlebih massa pemilih resmi di kantong-kantong suara yang dikuasai Cornelis (Landak, Bengkayang, Sanggau, Sintang, Melawi) bukanlah kantong suara gemuk. Yang paling gemuk adalah Kubu Raya, Sambas, Kota Pontianak dan Kabupaten Pontianak. Mereka inilah yang “under limit” akan menentukan kemenangan pasangan Cagub-Cawagub. Jika suara di kantung-kantung gemuk dikuasai UJ, maka incumbent akan tetap terpilih. Begitupula jika seluruhnya ke OSO atau IM3.
Pada akhirnya, dari berbagai sudut pandang, mulai dari fisik jasmaniah hingga mental ruhaniah maupun manuver politik, upaya menuju KB1 sudah punya kekuatannya masing-masing, tergantung retak tangan keberuntungannya masing-masing pula. Tergantung pula kepada siapa akhirnya Tuhan menggerakkan hati setiap pemilik suara untuk mencoblos nomor berapa.
Jika diibaratkan dengan final bola piala dunia, tim-tim yang berlaga antara 1, 2, 3, 4 sama-sama punya nama tenar. Masing-masing punya reputasi dan kans untuk keluar sebagai pemenang utama.
Namun bola itu bundar. Dalam waktu injuiry time pun masih bisa tercipta peluang sehingga yang under-dog pun bisa menciptakan gol sehingga tampil sebagai jawara.

Kantung Gemuk Pecah Suara
Pertanyaan paling mendasar masyarakat hari ini selain keamanan, juga adalah siapa dari kandidat yang bakal keluar sebagai pemenang. Prediksi-prediksi selama ini sudah banyak beredar. “Namun soliditas 100% nyaris tak akan terwujud melainkan semua membentuk irisan-irisan persinggungan. Dengan demikian sesungguhnya semua kelompok akan pecah,” ungkap pakar sosiologi asal Universitas Indonesia yang menyelesaikan program doktoralnya di Den Haag-Belanda soal konflik di Kalbar, M Iqbal Jayadi saat hadir berdiskusi di Harian Borneo Tribune.
Berdasarkan pendapatnya itu prediksi kemenangan dapat ditelusuri dari 2.930.245 pemilih tetap bakal mengarah kepada siapa. “Siapa dari empat pasangan kandidat yang berhasil menguasai kantung-kantung suara yang “gemuk” maka dia akan dapat diterka bakal memenangkan Pilkada yang menerapkan rumus kemenangan 25% plus 1,” timpal Sujadi, anggota KPU Kota ketika diskusi soal prediksi siapa yang bakal keluar sebagai pemenang dalam Pilgub Kalbar hari ini, Kamis (15/11).
Sebaran suara dengan urutan dari gemuk ke kurus adalah Kabupaten Pontianak, Kota Pontianak, Sambas, Ketapang, Sanggau, Sintang, Landak, Kapuas Hulu, Bengkayang, Singkawang, Sekadau dan Melawi.
Keempat kandidat masing-masing Usman Ja’far-Laurentius Herman Kadir, Oesman Sapta-Ignatius Lyong, Akil Mochtar-AR Mecer dan Cornelis-Christiandy tentu saja sudah memperhitungkan “merebut” simpati suara di kantung-kantung gemuk tersebut. Oleh karena itu sasaran kampanye paling besar disasarkan kepada kantung-kantung suara gemuk tersebut dengan berbagai pendekatan.
Pada umumnya kantung-kantung gemuk ini terdiri dari orang-orang yang terdidik dan terpelajar sehingga mudah menangkap apa yang dikampanyekan, bagaimana gerak dan aktivitas serta track-record dari masing-masing pasang calon.
Dari sisi suara memang banyak, tapi ke mana mereka menentukan pilihan juga tidak mudah ditebak akan menuju kepada siapa. Masing-masing kandidat punya plus-minusnya.
Oleh karena itu menarik membandingkan pemilih di kantung gemuk dengan kurus. “Yang kurus-kurus bersatu juga bisa jadi gemuk sehingga potensi kemenangan tinggal ditambah sedikit saja dari kantung-kantung gemuk,” timpal Sujadi. Dengan demikian yang paling masuk akal adalah kandidat yang menguasai dominan daerah gemuk kemudian ditambah sedikit dari kantung-kantung suara daerah kurus.
Kantung-kantung gemuk relatif berada di pesisir. Jika ditotalkan antara Kabupaten Pontianak, Kota Pontianak, Sambas dan Ketapang sudah berjumlah 1.550.614. Ini melebihi 50% suara total pemilih. “Logikanya, siapa kandidat yang menguasai kantung gemuk tersebut maka dia akan keluar sebagai pemenang,” timpal Sujadi.
Tapi di kantung-kantung gemuk ada tiga pasangan yang “berebut” massa. Di sinilah dinilai potensi suara akan “pecah” sehingga berbagi 1/3. Atau sekitar 500-an ribu suara. Entahlah jika ternyata pecahnya ada yang berat sebelah, atau tidak merata.
Kantung-kantung kurus juga tidak bisa dianggap remeh. Jika soliditasnya utuh, bisa mengungguli perolehan suara dari kantung daerah gemuk. “Kalau kantung daerah gemuk kalah, ya mestinya evaluasi di Pilkada yang akan datang,” komentar pengamat sosial, Marzuki Pasaribu. Sosok yang satu ini lebih mengajak masyarakat memilih secara rasional daripada emosional. “Membangun Kalbar mesti bersama-sama. Mestinya para kandidat juga berpikir begitu terlepas dari siapa pun yang menang,” ungkapnya.
Kata Marzuki yang menang mesti didukung. Yang kalah juga diberdayakan untuk bersama-sama membangun Kalbar. “Inilah pesta demokrasi,” ujarnya.
Dari berbagai analisa, mulai dari kantong suara parpol, aktivasi etnis, dukungan organisasi agama, pemilih rasional dan emosional hingga kantung-kantung gemuk-kurus tak lebih daripada analisa-analisa belaka. Tetap saja bukti konkretnya ditentukan oleh para pemilik suara hari ini. Itu pun jika tidak banyak yang golput. 

Baca Selengkapnya...
 
Copyright  © 2007 | Design by uniQue             Icon from : FamFamFam             Powered by Powered By Blogger