Adil Ka' Talino, Bacuramin Ka' Saruga, Basengat Ka' Jubata....

Rabu, 11 November 2009

Menhan Pantau Entikong


Pontianak (BORNEO TRIBUNE)--Menteri Pertahanan (Menhan) RI, Purnomo Yusgiantoro bersama rombongan hari ini dijadwalkan mengadakan kunjungan kerja ke Entikong, Kabupaten Sanggau.

Hal tersebut berdasarkan informasi dari Sekretaris Jenderal Departemen Pertahanan Republik Indonesia nomor B. 1095/XI/2009 perihal rencana kunjungan kerja Menteri Pertahanan RI ke Kalimantan Barat pada 7-8 November 2009 ini.
Kunjungan kerja pertama Menhan di bumi Khatulistiwa ini meninjau pos-pos pengamanan perbatasan RI-Malaysia. Menurut jadwal Dephan, hari ini Menhan bersama rombongan tiba di Pontianak, kemudian menggunakan Helly Puma TNI AU menuju PPLB Entikong.
Dihubungi, Jumat (6/11), Danlanud TNI AU Supadio Kolonel (Pnb.) Yadi Indrayadi membenarkan kedatangan Dephan dan rombongan hari ini, sehingga pihaknya yang ditugaskan menyiapkan kendaraan protokoler ke PPLB Entikong. “Helly kami siap, yang akan dipakai Super Puma,” jelas Yadi singkat.
Selama di Entikong, Menhan bersama rombongan akan memantau Pos Kotis Balai Karangan menggunakan jalan darat, kemudian akan temu wicara dengan prajurit TNI-TDRM di sana.

Tunda PPLB
Malaysia menunda pembukaan pos pemeriksaan lintas batas (PPLB) Badau-Lubuk Antu. Penundaan tersebut diketahui berdasarkan hasil rapat kerja nasional (Rakernas) sosial ekonomi Malaysia Indonesia (Sosekmalindo) di Jogjakarta, Senin (3/11) lalu.
Assiten I Bidang Pemerintahan Provinsi Kalimantan Barat, Ignatius Lyong usai menghadiri rapat Muspida di Kantor Gubernur mengungkapkan hasil Rakernas. Menurutnya Malaysia meminta penundaan pembukaan PPLB Badau-Lubuk Antu hingga tahun 2010 mendatang.
“Kalau untuk Aruk mereka (Malaysia, red) tidak masalah dibuka tahun 2009 ini, tapi untuk Badau mereka minta ditunda sampai tahun 2012. Alasannya karena proyek pembangunan PPLB mereka di Lubuk Antu terhambat,” jelas Lyong, Jumat (6/11) kemarin.
Alasan diungkap Malaysia dalam forum Rakernas Sosekmalindo tersebut menurut Lyong terlalu mengada-ada dan tidak masuk akal. Sebab pekerjaan pembangunan kalaupun ada penundaan hanya beberapa bulan saja.
“Kalau ada penundaan proyek tidak mungkin bertahun-tahun seperti itu. Ini menunjukkan tidak ada itikad baik dari Malaysia membuka pintu perbatasan, sama saja kita dipermainkan kalau begini,” kesalnya.
Padahal menurut Lyong, Badau merupakan PPLB yang paling siap untuk segera dibuka. Semua infrastruktur di daerah Kapuas Hulu telah dibangun. Termasuk bangunan fisik dan infrastruktur pendukung lainnya. Terlebih beberapa kali pertemuan sebelum pertemuan di Jogjakarta, Malaysia siap sama-sama membuka pintu perbatasan tersebut.
“Hanya saja terakhir ini mereka minta penundaan. Tapi kita akan terus desak dalam rapat-rapat teknis agar PPLB itu dapat dibuka sebelum tahun 2012,” ujar Lyong.
Lyong menambahkan untuk peresmian pembukaan PPLB Aruk-Biawak akan dilaksanakan tahun 2009 ini. Hanya saja dia belum dapat memastikan kapan tanggal pasti pembukaan PPLB tersebut.
“Masih menunggu menteri,” tukas dia. (Hentakun/Rizky Wahyuni)

0 komentar:

 
Copyright  © 2007 | Design by uniQue             Icon from : FamFamFam             Powered by Powered By Blogger