Adil Ka' Talino, Bacuramin Ka' Saruga, Basengat Ka' Jubata....

Rabu, 11 November 2009

Rumah Bebas Jentik


AMBIL JENTIK
Ketua bersama Wakil Ketua TP PKK Kalbar mengambil jentik nyamuk di penampungan air bersih warga Kota Pontianak, Jumat (6/11) saat kampanye rumah bebas jentik (RBJ) TP PKK Provinsi Kalbar. FOTO: Nasir/Humas Pemprov


Pontianak (BORNEO TRIBUNE)--Bagamana agar penampungan air bersih bebas jentik nyamuk? Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Kalbar, Frederika Cornelis dalam sosialisasi rumah bebas jentik (RJB) bersama Tim Cekal-DBD, Taruna Merah Putih, Dispora, Pemuda Katolik, KNPI, dan Tagana, Pramuka, FKPPI, di Kota Pontianak, Jumat (6/11), kampanye pembasmian nyamuk aedes aegypti penyebab demam berdarah dengue (DBD).

Menurutnya, agar bebas jentik, tidak cukup hanya difogging, tapi bisa juga melalui pengambilan langsung dengan saringan dari penampungan air bersih. ”Sederhana namun lebih tepat sasaran,” ujarnya kepada masyarakat yang menjadi kelompok sasaran, kemarin.
Frederika didampingi wakil Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Kalbar, Ny. Karyanti Sanjaya, menghimbau agar warga Kalbar mengawasi penampungan air dan saluran yang tergenang agar jentiknya diambil menggunakan saringan sebagai pencegah berkembangbiaknya nyamuk DBD.
“Yang perlu kita awasi di sekeliling rumah. Nyamuk itu bertelur menjadi jentik, telur yang dikandung jentik telah mengandung virus dengue dan belum ada obatnya. Kalau kondisi penderita tidak kuat, bahaya,” kata Frederika mengingatkan.
Ia berpesan kepada ibu-ibu untuk bersama membersihkan jentik nyamuk, dengan cara mengambil jentik di penampungan air. Dirinya juga membawa alat untuk mengangkat jentik berupa saringan serta membawa abate, setelah jentik diangkat baru ditaburi abate.
Pratisi kesehatan Buhary A. Rahman mengatakan, pengambilan jentik lebih efektif daripada fogging karena kalau fogging nyamuknya bisa pindah, sementara pengambilan jentik dengan saringan langsung ke sasaran. “Bebas jentik 90 persen bisa tekan angka DBD,” kata mantan Walikota Pontianak itu yang turut mendampingi kegiatan TP PKK kemarin.
Dihubungi terpisah, Anggota DPRD Kalbar, Martinus Sudarno mengatakan kegiatan yang dilakukan TP PKK Provinsi Kalbar bersama para relawan ini adalah langkah nyata pembasmian jentik, sederhana namun tepat sasaran. Ia berharap kesadaran mulai dari keluarga, sehingga jentik bisa dibasmi dan DBD bisa diminimalisir.

Gerakan massal
Walikota Pontianak, Sutarmidji mengingatkan perlu ada kesadaran dari masyarakat untuk bersama-sama menangani DBD. “Inilah kesadaran masyarakat kita yang perlu ditumbuhkembangkan tentang bahaya DBD. Jangan hanya bicara flu burung atau flu babi padahal DBD pun belum ada obat untuk menyembuhkannya sedangkan korban sudah cukup banyak,” ujar Sutarmidji.
Untuk itu, menurut Sutarmidji, penanganan yang harus dilakukan adalah mengubah pola hidup masyarakat. “Misalnya kalau air minum kita bergantung pada air hujan yang ditampung dalam tempayan. Jagalah tempayan itu jangan sampai ada jentik nyamuk karena di tempayan yang airnya bersih 90 persen bisa kita pastikan jentiknya adalah nyamuk aedes aegypti yang menularkan virus demam berdarah,” papar Sutarmidji.
Ia berharap perlu adanya gerakan massal dalam menangani DBD dengan melibatkan sebanyak mungkin elemen masyarakat dalam menanganinya. “Apapun yang dibuat pemerintah, kita kerahkan berapapun biaya, kita kerahkan berapapun petugas kalau masyarakat tidak terlibat atau bahkan tidak peduli semua itu tidak akan sukses,” ucapnya prihatin.
Sementara Buchary menambahkan bila memang malas untuk membuang jentik dengan menggunakan penyedok, bisa memelihara ikan suamang.
“Jika RT bebas jentik, RW bebas jentik ini akan menjadi program Ibu Gubernur. Seminggu sekali kita lihat botol, dalam rumah, kulkas, dispenser, pot bunga dan tempat minum burung, bersihkanlah semua itu,” sarannya.(Eko Susilo/Hentakun)

0 komentar:

 
Copyright  © 2007 | Design by uniQue             Icon from : FamFamFam             Powered by Powered By Blogger