Adil Ka' Talino, Bacuramin Ka' Saruga, Basengat Ka' Jubata....

Minggu, 01 November 2009

Karol: Puskesmas Ujung Tombak Cegah DBD


Pontianak (BORNEO TRIBUNE)--Anggota Komisi IX DPR-RI Karolin Margret Natasa mengatakan dalam mencegah bahaya demam berdarah dengue (DBD) di masyarakat, maka puskesmas harus menjadi ujung tombak pencegahan.
Menurutnya, dinas kesehatan kabupaten/kota seharusnya mengkoordinasikannya melalui puskesmas. Jadi jangan hanya mengkoordinasikan relawannya saja.

“Apa guna puskesmas, padahal menghitung jentik nyamuk itu dilakukan oleh puskesmas jadi maksimalkan keberadaan puskesmas bukan puskesmas hanya buka 24 jam,” kata Karol yang ditemui, Jumat (30/10).
Ia berharap dinas kesehatan kabupaten/kota di Kalbar agar memaksimalkan fungsi puskesmas sebagai upaya preventif dan promotiv karena puskesmas dianggap mampu mengkoordinir di tingkatan masyarakat bawah mengenai bagaimana mencegah dan mengenali secara dini gejala DBD. “Puskesmas dimaksimalkan jangan relawannya dulu deh,” ujarnya.
Terkait bencana DBD yang tidak bisa ditanggulangi di Kalbar, Karol mengharapkan, DBD di kabupaten/kota kalau sudah tidak bisa di tanggulangi tingkat kabupaten/kota supaya mengajukan ke provinsi, jika provinsi tidak mampu maka diajukan ke pusat untuk penanganan lebih komprehensif.
“Ini harusnya sudah KLB lihat datanya sudah lebih dari dua kali lipat. Harus ada penanganan komprehensif tidak hanya fogging saja,” terang legislator yang juga dokter lulusan Unika Atmajaya itu.
Ia berharap untuk mencegah agar korban tidak bertambah, pola penanganan DBD harus dirunut dari awal mulai dari jentik menjadi nyamuk dewasa lalu bagaimana cara mengatasi itu yang paling penting disosialisasikan ke masyarakat oleh dinas kesehatan.
Di kota Pontianak dalam keadaan seperti ini harusnya sudah ada penanganan khusus. Begitu juga kalau kabupaten/kota sudah tidak bisa menangani provinsi harus bantu kalau provinsi tidak mampu juga layangkan surat ke pusat.
”Pemerintah pusat harus bantu, kalau kabupaten/kota dan provinsi sudah tidak mampu menanganinya. Jadi jangan sampai terkesan dibiarkan,” katnaya.
Ia mengingatkan, nyamuk aides agepty itu hidup di daerah yang bersih. Dan genangan air hujan harus diwaspadai, apalagi Kota Pontianak punya banyak parit sangat memungkinkan jentik bisa berkembang. Tampungan air hujan harus dicek jangan dibiarkan menjadi tempat berkembangnya jentik, katanya.(Hentakun)

0 komentar:

 
Copyright  © 2007 | Design by uniQue             Icon from : FamFamFam             Powered by Powered By Blogger