Adil Ka' Talino, Bacuramin Ka' Saruga, Basengat Ka' Jubata....

Rabu, 04 November 2009

Bantuan Nihil, Anak Asrama JC. Oevaang Oeraay Menjerit


ASRAMA OEVAANG OERAAY
Hanya karena diberi nama JC. Oevaang Oeraay, asrama mahasiswa Pemprov Kalbar unit IV di Yogyakarta ini tidak mendapat bantuan sejak 2003. Penghuni harus patungan bayar listrik, air dan telepon. FOTO Yusnan Biro Aset Pemprov Kalbar.


Pontianak (BORNEO TRIBUNE)--Ketika asrama Pemprov Kalbar unit lain di Pulau Jawa ‘bergelimang’ bantuan, asrama Pemprov Kalbar unit IV JC. Oevang Oeraay Yogyakarta yang terletak di Jalan Kepuh GK/III Klitren Yogyakarta, sejak 2003 tidak pernah mendapatkan dana intensif per-tiga bulan dari Pemprov yang sudah dianggarkan rutin.

Hal tersebut disampaikan mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya UGM asal Melawi yang juga pengurus bidang pengembangan sumber daya manusia asrama tersebut, Hubertus Vinsensius Wake di Yogyakarta ketika dihubungi via telepon, Selasa (3/11).
Asrama yang dihuni 16 mahasiswa perwakilan seluruh kabupaten/kota di Kalbar tersebut saat ini dalam kondisi rusak parah. Seperti disampaikan Hubertus, atap asrama sudah bocor dan bau tak sedap tercium bila hujan turun akibat drainase tersumbat, eternity juga sudah bolong. “Bila hujan, kami tidak bisa tidur, dan harus kerja bakti membuang air hujan dari kamar,” keluh Hubertus.
Asrama yang sudah dibeli dan menjadi asset Pemprov tersebut dalam pembayaran PBB, listrik dan telepon dilakukan swadaya penghuni asrama. Padahal banuan rutin ada tapi tak pernah sampai.
Bertus--panggilan Hubertus mengungkapkan, puluhan kali prososal dikirim, puluhan kali juga orang datang lengkap dengan perlengkapan kamera mengaku utusan Pemprov Kalbar, mengambil gambar dan memeriksa kerusakan tapi realisasinya tidak ada. “Pernah ada bantuan tahun 2008 kami tidak tahu dari mana asalnya,” ungkap Bertus polos.
Salah satu pembina mahasiswa Kalbar di Yogyakarta, Nistain Odops mengatakan, telepon asrama JC. Oevaang Oeraay dengan nomor (0274) 560592 tidak berfungsi lagi karena tidak mampu membayar tagihannya. Sehingga untuk berurusan dengan asrama tersebut hanya menggunakan kontak person penghuni asrama saja.
Dihubungi sebelumnya, Ketua Asrama JC. Oevaang Oeray, F. Didi Wahyudi mengungkapkan, kalau mau bicara prestasi, terutama Pesta Seni dan Budaya Dayak se-Kalimantan di Yogyakarta yang dahulu bernama Gawai adalah sebuah kegiatan yang dibuat untuk mempromosikan daerah dan setiap tahun dilaksanakan, “Belum lagi kerjasama dengan lembaga-lembaga kesenian dan paguyuban di Yogyakarta terbina baik dengan kami,” terang mahasiswa Fakultas Hukum UGM itu melalui sambungan telepon.
Yang lebih memprihatinkan lagi, tambah Bertus, tidak adanya bantuan Pemprov karena alasan administratif, asrama tersebut menggunakan nama mantan Gubernur Kalbar JC. Oevaang Oeraay. Seharusnya menggunakan nama Rahadi Oesman yang merupakan nama khusus asrama Kalbar se-Jawa. “Kami tidak rela jika harus mengganti nama Gubernur JC. Oevaang Oeraay menjadi asrama Rahadi Oesman,” tegas Bertus.
Dihubungi terpisah, Kabag Pemeliharaan dan Perubahan Status Asset Biro Pengelolaan Asset Setda Provinsi Kalbar, Yusnan, yang beberapa waktu lalu berkunjung ke asrama JC. Oevaang Oeraay dan Rahadi Oesman mengakui kalau asrama Rahadi Oesman yang terletak di Bintaran Yogyakarta dan JC. Oevaang Oeraay, kondisinya kurang baik, terutama asrama J C. Oevaang Oeraay. Bak mandinya bocor semua, drainase tidak berfungsi dan eternitnya banyak jebol.
Pemprov Kalbar melalui Biro Pengelolaan Asset mengalokasikan bantuan untuk kedua asrama itu tahun ini. “Besarnya, disesuai kebutuhan, saat ini pagu dananya Rp100 juta, kalau belum cukup nanti kita alokasikan dananya di anggaran 2010,” jelas Yusnan.
Ia membantah kalau nama asrama berpengaruh dengan bantuan Pemprov. “Itu tidak benar kalau nama asrama berubah lalu tidak dapat bantuan, yang jadi patokan, itu asset Pemprov apapun nama asramanya,” tegas Yusnan.
Data Biro Asset Pemprov Kalbar, terdapat 12 asrama mahasiswa milik Pemprov Kalbar yang tersebar di Jawa. Surabaya, Malang, Solo, Semarang, Bogor masing-masing satu buah. Yogyakarta tiga buah, Bandung dua buah, Jakarta dua buah.(Hentakun)

2 komentar:

drg.Willy Winardi mengatakan...

Yth Gubernur Kalimantan Barat yg saya banggakan. Tanpa mengurangi rasa hormat saya kepada Bapak Gubernur, berikut ini adalah sedikit kutipan pernyataan Presiden KPMKB setelah musyawarah terakhir tgl 2 Juni 2010 dgn pihak Asrama J.C.Oeavang Oeraay di Asrama Rahadi Oesman I Yogyakarta.

Berdasarkan SK Gubernur Kalbar Nomor : 915/69/KEU-A Tahun 2002 tertanggal 1 Mei 2002 tentang Pengesahan Proyek Pembangunan Propinsi Kalbar Tahun Anggaran 2002 sudah menerangkan bahwa pembelian asrama di Yogyakarta yang kemudian bernama Asrama Pelajar Mahasiswa Kalbar IV JCOO itu adalah aset Pemda Kalbar.
Opini Mereka: Pemerintah daerah telah melakukan pembelian JCO.
Pelurusan Sejarah: Pada SK Gubernur maupun sertifikat hak pakai disebutkan bahwa yang dibeli adalah asrama mahasiswa BUKAN asrama mahasiswa JCO. Perlu diperhatikan disini, bahwa pemberian nama JCO tidak pernah diakui secara tertulis oleh pemda. Pemberian nama JCO murni inisiatif penghuni asrama tanpa konsolidasi dengan KPMKB sebelumnya.

Pernyataan dari Presiden KPMKB ini sangat bertolak belakang dgn pernyataan Kabag Pemeliharaan & Perubahan Status Asset Biro Pengelolaan Asset Setda Provinsi Kalbar, yg membantah kalau nama asrama berpengaruh dengan bantuan Pemprov. Masalah ini sudah memancing konflik terbuka di antara kedua belah pihak, & sepertinya hanya Pemprov lah yg bisa & tepat utk menyelesaikannya. Terima kasih atas perhatiannya. Salam hormat dari saya

Al. Yan Sukanda mengatakan...

Makanya dulu, pada tahun 1980-an berdiri kelompok bernama KPMKKB (Keluarga Pelajar dan Mahasiswa Katolik Kalimantan Barat), nama yang hanya ditambah K (Katolik) di tengahnya, untuk membedakan dari KPMKB yang lebih berpihak kepada kelompok non Katolik.
Saya adalah ketua KPMKKB periode tahun 1988-1989. Kami turut merasakan betapa jauhnya hubungan dengan asrama Bintaran dan lainnya yang merupakan asset PEMDA Kalimantan Barat. Kami hanya ikut dalam perayaan seperti halal bihalal Idul Fitri dan sejenisnya, sementara perayaan Natal/Paskah tak pernah kami rasakan bantuan pemerintah daerah.
Kini saatnya, pemerintah memberikan perhatian yang adil, karena seluruh mahasiswa di Yogyakarta adalah asset daerah.
Salam keadilan.
Al. Yan Sukanda

 
Copyright  © 2007 | Design by uniQue             Icon from : FamFamFam             Powered by Powered By Blogger