Adil Ka' Talino, Bacuramin Ka' Saruga, Basengat Ka' Jubata....

Selasa, 27 Oktober 2009

SDNU-MADN Serahkan MoU


DITERIMA GUBERNUR
Pengurus SDNU dan MADN saat menghadiri jamuan makan siang oleh Gubernur Kalbar, Cornelis di Istana Rakyat, Jalan A Yani. Sebelumnya pengurus kedua lembaga adat Dayak Serumpun ini diterima gubernur dan istri, Selasa (22/9). FOTO Humasprov


Pontianak (BORNEO TRIBUNE)--Klaim sepihak Malaysia terhadap tari pendet sempat membuat hubungan dua negara panas, belum lagi persoalan politik yang membuat negara serumpun ini selalu bertikai.
Namun panasnya situasi tersebut berbanding terbalik dengan kenyataan yang ada di Pulau Borneo. Hubungan baik, antara Sarawak Dayak national Union (SDNU) Malaysia dengan Majelis Adat Dayak Nasional (MADN) Indonesia membuka cakrawala perdamaian dan menghapus mitos kalau kedua negara tidak akur.

Diiringi alunan gitar klasik dari Sarawak dengan lagu-lagu jadul Indonesia, malam keakraban di ball room hotel Kapuas Palace Pontianak, Selasa malam, menghangatkan suasana orang-orang satu suku namun sudah dipisahkan oleh batas negara akibat penjajah (Inggris dan Belanda) beberapa puluh tahun silam.
“Hubungan baik ini, berdampak pada sosial ekonomi masyarakat, dengan duta dari SDNU menyebarkan informasi, sama dengan promosi sekaligus menjual, kita membalasknya. Kedua negara ini harus saling membantu, ada pun adat budaya itu penunjang kita tonjolkan, mungkin kedepan adat budaya lain, sehingga konsep pariwisata terpenuhi, ada hotel terpenuhi, ekonomi kerakyatan berkembang souvenir kita laku ini juga menunjukan hubungan Kalbar dan Sarawak baik-baik saja,” kata Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Kalimantan Barat, Kamaruzaman usai menghadiri malam keakraban itu.
Pada kesempatan itu pula diserahkan MoU yang sudah ditandatangani beberapa waktu lalu, oleh MADN dan SDNU yang disaksikan langsung Wakil Gubernur Kalbar Christiandy Sanjaya dan Menteri Pembangunan Sosial dan Urbanisasi Negeri Sarawak Dato Sri Wiliam Mawan Anak Ikom.
MoU tersebut mengesahkan secara hukum kerjasama antar kedua organisasi tersebut, demikian disampaikan Ketua MADN, Atan Palil.
Menanggapi MoU yang dilakukan kedua organisasi antar negara tersebut, Wagub Christiandy mengatakan, kalau memang itu langkah positif, dengan kesatuan ini bisa meminimalisir beberapa kasus yang melibatkan kedua negara, dengan pendekatan budaya, warganya saling mendamaikan.
Kamaruzaman menambahkan, MoU ini juga sebagai bukti niat baik kedua bangsa serumpun ini bisa menyelesaikan masalah dengan jalan damai. “Jangan hal-hal yang tidak proporsional merusak hubungan bilateral kita, terlalu riskan mengangkat hal kecil menjadi urusan pertengkaran nasional. Duta Kebudayaan sama-sama enjoy sama-sama menikmati, kan kemesraan itu indahkan,” terang mantan Pjs. Bupati KKR itu.
Lebih lanjut Kamaruzaman menjelaskan, terkait klaim-mengklaim itu tinggal membuktikan saja, misalnya tari pendet itu di Indonesia punya sejarah, filosofi, ritual. Buktikan saja tak perlu demo dan anarkis, tinggal tunjukan bahwa Indonesia memiliki kualitas dan memang memiliki bukti kuat yang menyatakan tari pendet milik Indonesia. ”Itu salahsatu contohnya saja,” ujarnya.(Hentakun)

0 komentar:

 
Copyright  © 2007 | Design by uniQue             Icon from : FamFamFam             Powered by Powered By Blogger