Adil Ka' Talino, Bacuramin Ka' Saruga, Basengat Ka' Jubata....

Rabu, 28 Oktober 2009

SBY Dilantik sebagai Presiden untuk Kedua Kalinya


PELANTIKAN
Presiden SBY dan Wapres Boediono menandatangani berita acara pelantikan, usai dilantik menjadi Presiden dan Wapres RI periode 2009-2014 dalam Sidang Paripurna MPR-RI di Gedung DPR/MPR, Selasa (20/10) pagi. FOTO: Abror/Presidensby.info


Jakarta (BORNEO TRIBUNE)--Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengingatkan Rakyat Indonesia untuk tidak lengah dan lalai dalam menghadapi situasi dunia.
Dalam pidato pelantikan sebagai presiden terpilih periode 2009-2014 di Gedung MPR/DPR, Jakarta, Selasa, Presiden SBY mengajak rakyat Indonesia untuk bersyukur karena telah berhasil melewati periode lima tahun silam yang penuh dengan tantangan.
"Hari ini Bangsa Indonesia patut bersyukur dan berbesar hati, di tengah gejolak dan krisis politik di berbagai wilayah dunia, kita tetap tegak dan tegar sebagai negara demokrasi yang main kuat dan stabil," tuturnya.

Indonesia, lanjut dia, juga harus bersyukur karena di tengah badai finansial dunia masih dapat menikmati pertumbuhan ekonomi positif dan bahkan diprediksi akan menjadi negara dengan pertumbuhan ekonomi nomor tiga tertinggi di dunia.
Di tengah maraknya konflik dan disintegrasi di berbagai wilayah dunia lain, kata Presiden, Bangsa Indonesia justru semakin rukun dan bersatu.
Oleh karena itu, Presiden SBY dalam pidato pelantikannya menyebutkan, tidaklah mengherankan apabila akhir-akhir ini banyak liputan media internasional yang menjuluki Indonesia sebagai bangsa yang berhasil dalam mengatasi krisis dan tantangan berat selama sepuluh tahun terakhir.
"Namun, semua itu janganlah membuat kita lemah, lalai, apalagi besar kepala. Ingat, pekerjaan besar kita masih belum selesai," ujarnya.
Justru, lanjut dia, keberhasilan di masa lalu akan diikuti dengan tantangan yang semakin berat lagi.
"Tetapi saya percaya, semua tantangan itu, baik yang sudah kita ketahui maupun yang belum dapat kita bayangkan akan dapat kita hadapi dan atasi bersama," kata Presiden.
Presiden mengingatkan krisis perekonomian dunia belum usai, ditandai oleh volume perdagangan dan arus investasi dunia yang belum pulih.
"Harga minyak dan berbagai komoditas masih berfluktuasi yang dapat menghantam stabilitas dan kepastian ekonomi kita," katanya.
Karena itu, kepala negara mengingatkan, sendi-sendi perekonomian nasional tetap harus diperkuat guna meminimalkan dampak krisis keuangan dunia.
Bersamaan dengan itu, pemerintahan lima tahun mendatang di bawah kepemimpinan Presiden SBY dan wakil presiden Boediono berjanji akan terus mengurangi angka kemiskinan, meningkatkan kesejahteraan rakyat, membangun pemerintahan yang baik, serta memberantas korupsi.

Jaga Kekompakan
Pada bagian lain, Presiden juga mengajak para pemimpin bangsa untuk tetap kompak apa pun warna dan pilihan politiknya.
Kekompakan para pemimpin bangsa itu, menurut Presiden SBY, penting untuk menghadapi tantangan dunia yang kian berat serta demi kepentingan bangsa yang lebih besar.
"Dalam menghadapi berbagai tantangan dunia yang kian berat, para pemimpin bangsa apa pun warna politikya harus bisa terus menjaga kekompakan, mencari solusi bersama, dan sedia berkorban untuk kepentingan bangsa yang lebih besar," tuturnya.
Untuk melanjutkan pembangunan bangsa yang pasti penuh tantangan serta untuk melanjutkan reformasi gelombang kedua sepuluh tahun ke depan, Presiden mengajak semua komponen masyarakat untuk terus memupuk dan memperkokoh persatuan.
Ajakan tersebut disampaikan Presiden SBY dalam pidato pelantikannya sebagai presiden periode 2009-2014 ketika menyinggung tiga kunci sukses untuk mewujudkan Indonesia yang sejahtera, demokratis dan adil.
Salah satu kunci sukses itu, menurut dia, adalah terus menjaga persatuan dan kebersamaan dalam iklim demokrasi yang semakin sehat.
"Dalam demokrasi kita bisa berbeda pendapat, namun tidak berarti harus terpecah belah. Dalam demokrasi yang sehat, ada masanya kita berdebat, ada masanya kita merapatkan barisan," katanya.
Sedangkan dua kunci sukses yang lain, menurut Presiden, adalah pantang menyerah dan menjaga identitas bangsa.
"Ingat, segala keberhasilan monumental bangsa kita dari revolusi, pembangunan nasional, reformasi, penyelesaian berbagai konflik, termasuk penanganan tsunami, semuanya ini hanya bisa dicapai dengan keuletan dan semangat tak kenal menyerah," tuturnya.
Presiden kemudian menyebutkan satu slogan yang sudah sering ia dengungkan selama menjabat kepala negara pada periode 2004-2009, yaitu "Harus Bisa."
"Ke depan, dengan semangat Indonesia bisa kita akan menjaga pertumbuhan ekonomi Indonesia di tengah krisis dunia," ujarnya.
Dengan semangat yang sama pula, lanjut Presiden, pemerintah lima tahun mendatang akan mewujudkan pemerintahan yang bersih, membasmi korupsi, serta mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Sedangkan untuk masalah menjaga identitas bangsa, Kepala Negara mengingatkan, budaya adalah kepribadian yang membuat Bangsa Indonesia khas, unggul, dan tidak mudah goyah.
"Ke-Indonesia-an kita tercermin dalam sikap pluralisme atau kebhinnekaan, kekeluargaan, kesantunan, toleransi, sikap moderat,keterbukaan, dan rasa kemanusiaan," katanya.
Identitas bangsa itulah, menurut Presiden, yang harus terus dijaga karena merupakan modal sosial dan potensi nasional yang paling berharga.(Antara)

0 komentar:

 
Copyright  © 2007 | Design by uniQue             Icon from : FamFamFam             Powered by Powered By Blogger