Adil Ka' Talino, Bacuramin Ka' Saruga, Basengat Ka' Jubata....

Selasa, 27 Oktober 2009

Penganugerahan Sawit Nusantara Award 2009


TERBAIK
Gubernur Kalbar, Cornelis diabadikan bersama para pemenang usai menyerahkan penghargaan kepada pemenang katagori Kebun Plasma Terbaik. FOTO Budi Rahman/Borneo Tribune


Pontianak (BORNEO TRIBUNE)--Sawit Nusantara Award tahun 2009 yang digelar oleh Forum Komunikasi Sawit Nusantara (FSN) diharapkan dapat memotivasi pelaku usaha di sektor perkebunan sawit.
Untuk itu, perlu ada upaya terus menerus yang sinergis dalam meningkatkan produktivitas hasil perkebunan yang diharapkan berdampak pada kesejahteraan masyarakat di sekitar perkebunan.

Demikian harapan Gubernur Kalbar, Cornelis yang disampaikannya secara langsung pada malam penganugerahan Sawit Nusantara Award 2009 di Hotel Kapuas Palace, Kamis (16/10) malam.
Ia mengatakan sekitar 70 persen masyarakat Kalbar bekerja di bidang pertanian tanaman pangan, perkebunan, peternakan, kehutanan dan perikanan.
Di Kalbar, perkebunan merupakan sektor andalan setelah tanaman bahan makanan. Saat ini sesuai dengan lahan RTRWP Kalbar, lahan potensial untuk pengembangan perkebunan mencapai 3,5 juta hektar dengan pengembangan komoditi sawit 1,5 juta hektar, komoditi karet 1,2 juta hektar, komoditi kelapa 300 ribu hektar, lada 50 ribu hektar, dan kopi 20 ribu hektar serta aneka tanaman 70 hektar.
“Karena itu pelaksanaan pembangunan perkebunan di Kalbar harus diselaraskan dengan kebijakan revitalisasi pedesaan,” tegasnya.
Dikatakan Cornelis kebijakan revitalisasi pedesaan ini meliputi peningkatan kesejahteraan dan kualitas hidup petani dan rumah tangga petani, meningkatkan akses petani terhadap sumber daya produktif dan permodalan, meningkatkan produktivitas dan kualitas petani dan pertanian.
Cornelis meminta agar PTPN dalam pengembangan agri bisnis tidak hanya pada sektor primer saja tapi juga mulai bergerak pada sektor sekunder. PTPN juga diminta untuk mengutamakan masalah sosial seperti peningkatan SDM di sektor perkebunan mulai dari pimpinan sampai pada para petani kebun sawit.
“Saya minta PTPN juga menyiapkan kadernya yang berasal dari masyarakat sekitar kebun sawit untuk menjadi pemimpin BUMN ini. Jangan hanya pimpinan BUMN ini diambil dari luar saja,” pinta Cornelis.
Cornelis menilai, perkebunan bisa menjadi sektor pemersatu bangsa jika antara PT Perkebunan dengan pemerintah dan masyarakat dapat bersinergis dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. “Karena itu prinsip-prinsip keadilan dalam pengembangan perkebunan harus diperhatikan oleh PT Perkebunan,” katanya.
Menurut Cornelis, PTPN mesti melakukan upaya pembinaan petani dimana dapat dikerjasamakan dengan pemerintah.
Ia mengingatkan perkebunan sawit harus dapat mendekatkan diri dengan masyarakat. Pendekatan dengan masyarakat ini dapat dilakukan dengan meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar kebun. Kalau ini bisa dilakukan, maka tidak perlu lagi mengerahkan polisi untuk menjaga kebunnya atau menangkap pencuri buah sawit.
“Hal ini bisa diwujudkan jika ada harmonisasi antara PT Perkebunan dengan masyarakat sekitar kebun,” katanya.
Sementara itu, Deputi Bidang Agri Industri, percetakan kertas dan penerbitan, Kementerian Negara BUMN, Agus Pakpahan, mengatakan perkembangan PTPN ini sangat signifikan dibandingkan dengan BUMN lainnya sehingga PTPN mampu memperoleh laba melebihi target.
“Selama ini telah terjadi banyak perubahan manajemen di PTPN sampai pada lancarnya peningkatan produktivitas perkebunan. Begitu juga harga pasar yang saat ini sedang baik sehingga memberikan keuntungan yang cukup baik,” katanya.
Diungkapkan Agus, PTPN juga akan membuat program di luar perkebunan. Potensi pengembangan usaha di luar perkebunan ini sangat besar dan belum termanfaatkan. Ia mencontohkan limbah CPO bisa diolah menjadi listrik seperti yang sudah dilakukan PTPN IV.
“PTPN IV telah memiliki player project pengembangan listrik dari limbah sawit. Di sana 30 ton limbah sawit dapat menghasilkan daya listrik sebesar tiga mega watt. Ini baru 30 ton kalau dua sampai tiga kali lipatnya sudah cukap mampu menerangi pabrik,” ujarnya.
Ia menargetkan di 2010 nanti setiap pabrik sawit dapat di bangun pengembangan listrik agar setiap pabrik sawit memiliki listrik sendiri yang bahannya dari limbah sawit.
Limbah sawit ini, lanjutnya tidak hanya berpotensi sebagai pembangkit listrik tapi juga berpotensi untuk pupuk dan pakan ternak sehingga bisa membantu petani sekitar kebun sawit untuk pengembangan pertanian. “Saya yakin jika listrik sudah lancar di pedesaan maka industri pedesaan akan berkembang,” tegasnya.(Tantra Nur Andi)

0 komentar:

 
Copyright  © 2007 | Design by uniQue             Icon from : FamFamFam             Powered by Powered By Blogger