Adil Ka' Talino, Bacuramin Ka' Saruga, Basengat Ka' Jubata....

Selasa, 27 Oktober 2009

Gubernur Desak Malaysia Buka Perbatasan


CINDERAMATA
Gubernur Cornelis menerima cinderamata berupa alat music sapek dari Menteri Pembangunan Sosial dan Urbanisasi Negeri Sarawak Malaysia Dato Sri William Mawan Anak Ikom di istana rakyat, Selasa (22/9) kemarin. FOTO Lukas BW/Borneo Tribune


Pontianak (BORNEO TRIBUNE)--Belum terbukanya semua akses perbatasan Indonsia-Malaysia menjadi perhatian serius pemerintah, namun kendalanya tetap pada pihak Malaysia yang belum membuka akses di daerahnya.
Untuk mewujudkan niat pemerintah telah membuka akses dengan investasi sekitar Rp9 miliar di Jagoi Babang dan Aruk.

Dari lima pintu perbatasan itu, baru tiga perbatasan yang dibuka secara resmi, yaitu Badau Kapuas Hulu, Aruk Sambas dan Entikong Sanggau, dari ketiganya pun yang digunakan hanya Entikong, karena Malaysia baru bisa membuka jalur Entikong. Sedangkan jalur Jagoi Babang dan Sintang belum tembus.
Belum adanya tanggapan progresif Malaysia untuk bekerjasama dalam membangun kawasan terbatasan tersebut agar sama-sama terbuka, membuat pemerintah Provinsi Kalbar yang berbatasan langsung dengan Malaysia lebih intensif melakukan langkah politik agar hubungan ekonomi, sosial kedua negara yang masih serumpun lancar.
Gubernur ketika menerima Menteri Pembangunan Sosial dan Urbanisasi Negeri Sarawak Malaysia Dato Sri William Mawan Anak Ikom dan rombongan Sarawak Dayak national Union di rumah rakyat, Selasa (22/9) di Pontianak, mengharapkan Malaysia untuk lebih serius mengerjakan perbatasan, karena pihak Indonesia sudah melakukan pembangunan intensif di perbatasan, salah satunya di PPLB Jagoi Babang belum lama ini mulai di bangun. Untuk PPLB badau juga sudah diresmikan oleh Menteri Kehakiman Andi Matalata.
Cornelis berharap ada itikad baik Malaysia untuk membuka perbatasan dengan Indonesia, karena hubungan kedua negara khususnya dengan provinsi Kalbar semakin erat terutama ekonomi sosial dan pendidikan. “Supaya negara bagian Sarawak mendesak pemerintah Malaysia, untuk segera membuka PPLB seperti Serikin, Lubuk Antu, jangan seolah kami Indonesia saja yang berkepentingan, apalagi kedua negara ini serumpun, di Sarawak dan Kalbar masing-masing ada Bidayuh, Iban dan Salako, jadi supaya Pemerintah Malaysia ada perhatian khusus dengan perbatasan,” tegas Cornelis.
Cornelis mengakui kalau secara ekonomi pendidikan, Dayak Sarawak lebih maju, namun secara kedaulatan politik, Dayak di Indonesia lebih beruntung, sehingga ke depan ketika Indonesia memusyawarahkan tata ruang, pemerintah Malaysia pun bisa melakukan hal sama terutama terkait perbatasan, supaya ada hubungan timbal balik dalam segala bidang yang saling menguntungkan.
Cornelis yakin jika perbatasan di buka sama-sama, maka arus ekonomi dan sosial semakin lancar, “Saya yakin dengan di bukanya perbatasan ke dua negara maka arus ekonomi lancar, sehingga hubungan baik kedua negara semakin terbina, jangan ekspor Nurdin M. Toop,” sindir Gubernur, kontan disambut gelak tawa hadirin.(Hentakun)

0 komentar:

 
Copyright  © 2007 | Design by uniQue             Icon from : FamFamFam             Powered by Powered By Blogger