Adil Ka' Talino, Bacuramin Ka' Saruga, Basengat Ka' Jubata....

Selasa, 27 Oktober 2009

Ada Apa dengan PLN?


GUBERNUR KALBAR, CORNELIS

Pontianak (BORNEO TRIBUNE)--Ulah perusahaan listrik negara (PLN) yang sering byar pet sehingga manajemennya memutuskan pemadalam bergilir bagi beberapa wilayah di Kota Pontianak, tidak hanya membuat resah masyarakat dan dunia usaha, tapi juga orang nomor satu di Kalimantan Barat, Cornelis.
Usai melantik pejabat eselon III dan IV di Pendopo Gubenur Jalan A Yani, Selasa (11/8), Cornelis kembali menyoroti kinerja PLN yang bikin resah masyarakat. Bahkan dampaknya bukan hanya terganggunya pekerjaan kantor baik pemerintah maupun swasta, tapi juga beberapa rumah warga mengalami musibah kebakaran akibat kelengahan memakai lilin.

“Saya tidak bisa lagi komentar tentang PLN karena ini berbentuk perusahaan pastilah profit oriented. Apalagi mereka punya hak monopoli. Saya sudah tak bisa ngomong lagi,” keluh Cornelis.
Alasan tidak adanya investor yang mau berinvestasi di listrik? Cornelis membantah keras. Menurutnya sudah beberapa investor yang menawarkan untuk berinvestasi di perusahaan Negara ini. Namun, dia tidak mengetahui politik listrik yang dilakukan pemerintah. Sehingga menolak adanya investasi tersebut.
Cornelis bahkan mengungkapkan bahwa di kampung orang tuanya hingga saat ini belum teraliri listrik. Padahal ditinjau secara infrastruktur menunjang.
“Kita heran juga, apa mereka menganggap Kalbar ini daerah jajahan, kalau menganggap bagian dari Indonesia tentu diperhatikan,” kelakarnya.
Cornelis mengakui dengan tidak tersedianya sumber daya listrik mencukupi berpengaruh besar terhadap iklim investasi di Kalbar. Bahkan beberapa investor urung berinvestasi karena tidak tersedianya listrik. Seperti PT. Antam yang membutuhkan 200 Mega Watt dan perusahaan Cina peleburan almunium di Toho yang membutuhkan 200 MW listrik. Sedangkan untuk membangun sendiri pembangkit listrik membutuhkan biaya sangat besar.
“Kita masih tunggu dari PLN. Karena mereka memiliki hak monopoli listrik,” imbuh Cornelis.
Atas persoalan ini, Cornelis mengakui pihaknya telah melaporkan ke Pemerintah Pusat. Agar mendapatkan perhatian serius mengenai listrik di Kalbar.(Rizky Wahyuni)

0 komentar:

 
Copyright  © 2007 | Design by uniQue             Icon from : FamFamFam             Powered by Powered By Blogger