Adil Ka' Talino, Bacuramin Ka' Saruga, Basengat Ka' Jubata....

Senin, 19 Januari 2009

Peresmian Bank Coomonwealth

PROTOKOL GUBERNUR DILARANG MASUK


Hentakun/Suryani
Borneo Tribune, Pontianak


Hentakun/Suryani
Borneo Tribune, Pontianak


Ada yang tak lazim dari kegiatan Gubernur Kalbar, Cornelis, Kamis (15/1) lalu. Dimana biasanya, setiap kegiatan atau acara yang diikuti gubernur, selalu menyertakan protokoler dan media peliput. Namun saat peresmian Bank Coomonwealth di ruang VIP Hotel Kini, protokol, Sespri Gubernur dan wartawan dilarang masuk oleh orang yang mengaku Public Relation Bank Commonwealth.
Praktis yang boleh masuk hanya Gubernur Cornelis dan Ibu Frederika Cornelis saja serta beberapa orang yang diundang saja. Padahal acara tersebut mestinya diketahui masyarakat luas, apalagi menyangkut kehadiran sebuah bank yang hendak berinvestasi di daerah ini.

Padahal sedianya, acara yang berlangsung hikmat dan tentu membawa angin segar bagi perkembangan investasi Kalbar sesuai harapan Gubernur itu, harusnya terbuka bagi publik. Apalagi, peresmian bank dilakukan di ball room hotel bukan di gedung sendiri.
Tentu masyarakat Kalbar terutama pers, ingin mengenalkan lebih dekat dan membantu mempublikasikan keberadaan investor yang berasal dari Negeri Kangguru tersebut. Sebab setiap investor yang masuk diharapkan tidak hanya mengeruk keuntungan dari bumi Borneo ini saja, tapi diharapkan ikut berperan dalam pembangunan Kalbar.

Ini kejadian pertama dialami protokol Gubernur. Public Relation (PR) Bank Commonwealth, bernama Ira dari Jakarta, tidak memperbolehkan protokoler, Sekretaris Pribadi (Sespri) Gubernur termasuk wartawan masuk ruangan.
"Yang dilarang masuk tidak main-main, Sespri Gubernur Kalbar sekaligus Komandan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Provinsi Kalbar, yang malam itu tengah menjalankan tugas," kesal Moses Ahie yang ditemui di Pendopo, Jumat (16/1).
Menurut Moses, wanita yang mengaku humas Bank Commonwealth berulangkali mengatakan kepada tamu bahwa yang boleh masuk hanya yang dapat undangan. "Termasuk Fotografer Borneo Tribune, Lukas B. Wijanarko, tak boleh masuk," ujar Moses.
Lebih jauh Moses menjelaskan, harusnya Bank Commonwealth tahu, bahwa rombongan Gubernur bukan Bapak dan Ibu saja, tetapi ada ajudan, pengawalan, asisten pribadi, juru foto dari Humas," jelasnya. Moses juga menyesalkan ucapan PR Bank Commonwealth yang terkesan tidak bersahabat. Sebagai PR dia mesti menyampaikan sesuatu dengan sopan, kata Moses.
Saya sempat mengambil gambar Gubernur Kalbar karena Lukas dilarang masuk oleh wanita tersebut, juga dipanggil keluar. Lalu ia minta saya menghapus semua gambar termasuk gambar Gubernur saat memberikan sambutan. "Maaf bapak tidak boleh mengambil gambar, ini acara intern Comonwealth, Gubernur hanya undangan, tolong bapak menghapus semua gambar tadi," pinta Ira sambil menunjuk kamera di tangan saya.
Kabag Humas dan Protkoler Provinsi Kalbar, Hamdan Harun, menyampaikan kekecewaanya karena pihak Commonwealth tidak menghargai tugas mereka sebagai protokoler. Kata Hamdan, tugas protokoler itu sesuai dengan Undang-Undang No. 8 Tahun 1987, bahwa Gubernur adalah pejabat negara, harus dilayani secara keprotokolan. "Jadi kami datang untuk melayani Gubernur bukan menghadiri undangan, tolong kalau sebagai PR itu dijaga tutur kata, walau tidak enak di hati ungkapkan secara santun, apalagi seorang wanita," kesal Hamdan.
Sementara itu, dalam sambutanya, Gubernur Cornelis mengatakan bahwa Kalbar mempunyai berbagai potensi sumber daya alam, berupa lahan untuk pengembangan pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan dan perikanan maupun dalam bentuk potensi bahan tambang dan sumber daya energi.
Menurut Gubernur, keberadaan perbankan sangatlah penting dan strategis, yaitu sebagai salah satu sumber penyediaan dana investasi. Dalam kaitan pertumbuhan ekonomi, Gubernur menaruh harapan besar kepada Bank Commonwealth untuk bersama-sama ikut menumbuhkembangkan dan mempercepat pembangunan ekonomi di daerah ini.
"Bank ini kiranya dapat membina pelaku usaha produktif atau sektor tertentu di daerah yang selama ini memiliki potensi namun belum dikembangkan secara baik," jelasnya.
Gubernur juga berharap Bank Commonwealth yang mempunyai sasaran menengah ke atas, tidak melupakan sektor UMKM produktif dengan menyalurkan kredit dalam suatu rasio atau porsi tertentu dari total kredit yang disalurkan bank.

0 komentar:

 
Copyright  © 2007 | Design by uniQue             Icon from : FamFamFam             Powered by Powered By Blogger