Adil Ka' Talino, Bacuramin Ka' Saruga, Basengat Ka' Jubata....

Senin, 05 Januari 2009

Masyarakat Pedalaman Lebih Kenal Gubernur


POTRET KEMISKINAN
Rumah yang tidak layak huni masih banyak terdapat di pedalaman Kalbar, sepertinya perang terhadap kemiskinan masih harus terus dijalankan pejabat daerah ini. FOTO Hentakun/Borneo Tribune
================

Hentakun
Borneo Tribune, Pontianak

Manusia dilahirkan untuk menjadi seorang pemimpin. Paling tidak pemimpin dalam keluarga, unit kerja, organisasi dan lain sebagainya. Seorang pemimpin tentu identik dengan seseorang yang berpikiran jauh kedepan, berwibawa, tegas, namun ramah terhadap siapa pun terlebih rakyatnya. Itulah tipe ideal seorang pemimpin. Syarat itu belumlah cukup, dia harus memiliki etika dalam bersosialisasi dengan manusia lainnya. Saat itulah seorang pemimpin mulai dikenal.

Seperti masyarakat pedalaman Simpang Hulu, di Desa Merawa Dusun Mengkaka, dan masyarakat Desa Kualan Tengah Kabupaten Ketapang. Walau nun jauh di pedalaman, mereka justru lebih mengenal sosok Gubernur Kalbar, Cornelis, ketimbang Bupatinya, Morkes Effendi. Fakta itu terungkap ketika saya tanya siapa nama Gubernur Kalbar, serentak mereka menjawab Cornelis. Namun ketika saya tanya siapa Bupati Ketapang, hanya sedikit yang tahu. Kondisi itu bisa dimaklumi, karena mereka tinggal di daerah terpencil dan miskin informasi.
Menanggapi hal tersebut, Gubernur Cornelis ketika ditemui di Pendopo, Jumat (2/1) lalu, Cornelis tersenyum sembari mengatakan, ”tidak tahu persis, mungkin mereka mengenal saya lebih pada pekerjaan,” ujarnya.
Menurut Cornelis, dirinya menaruh perhatian besar terhadap masyarakat pedalaman. Untuk itu pula, dia pun sudah mengagendakan berkunjung ke daerah-daerah terpencil. “Kita bagi-bagi waktu, mungkin saya masuk lewat darat, sampai ke jalan baru di Kalteng. Saya mau lihat bagaimana pekerjaannya. Karena jauh, kadang-kadang kontrolnya kurang, sekalian ketemu masyarakat disana,” kata Cornelis.
Karena baru menjabat, Cornelis mengakui untuk berkunjung ke daerah-daerah belum dilaksanakan, namun tetap diagendakan. “Saya memang belum ada lewat disana, mungkin setelah dari Sajingan baru kesana, jalannya belum bagus tidak masalah, kita jalan terus,” tegasnya.
Simpang Hulu adalah Kecamatan paling Selatan Kabupaten Ketapang dengan luas wilayah 3.174,50 kilometer persegi terdiri dari sembilan desa dengan penduduk 23.001 jiwa. Laju pertumbuhan penduduk 3,63 persen per tahun. Secara geografis jarak Simpang Hulu lebih dekat ke Tayan Kabupaten Sanggau dibandingkan Kabupaten Ketapang. Jarak tempuh dari Simpang Hulu-Tayan hanya tiga jam, sementara ke Kota Ketapang bisa satu hari penuh.
Masyarakat Simpang Hulu rata-rata hidup di bawah garis kemiskinan. Sebagian besar masyarakatnya menggantungkan hidup dari hasil karet alam. Sekarang harga karet turun drastis. Penderitaan bertambah karena akhir-akhir ini, setiap hari diguyur hujan, sementara masyarakat hanya mengharapkan hasil karet, namun jika hujan, mereka tidak bisa menoreh, mencari penghasilan sampingan pun sulit, hanya mengandalkan hasil alam. Bagi ibu-ibu di kampung berjualan sayur agar kebutuhan keluarga bisa terbantu, mereka tidak sampai melakukan tindakan memalukan misalnya mengemis seperti di kota-kota. Pemasokan barang dari Pontianak atau Tayan sulit, orang berjualan dari luar tidak bisa masuk karena jalan putus.
Ketidak berdayaan masyarakat karena alam yang kurang bersahabat tersebut menyebabkan Kecamatan Simpang Hulu hampir pasti kekurangan pangan setidaknya untuk beberapa bulan ke depan. Untungnya beras dolog yang didatangkan dari kabupaten, masih bisa dinikmati, karena harganya terjangkau. Namun, untuk mendatangkan beras tersebut bukan perkara mudah, apalagi jalan penghubung rusak total. Satu-satunya jalan hanya lewat sungai.
Ajun, Kepala Desa Merawa menyampaikan, untuk mengambil jatah beras bulog ke Ketapang saja butuh waktu dua minggu di perjalanan. ”Kalau dihitung untung ruginya, masyarakat tidak bisa makan, sekarang beras sulit dan mahal, musim panen masih sekitar 2-3 bulan lagi. Kita harus mengorbankan waktu dan tenaga untuk mengambil jatah beras bulog, agar masyarakatnya tidak kelaparan,” kata Ajun.

0 komentar:

 
Copyright  © 2007 | Design by uniQue             Icon from : FamFamFam             Powered by Powered By Blogger