Adil Ka' Talino, Bacuramin Ka' Saruga, Basengat Ka' Jubata....

Selasa, 06 Januari 2009

Gubernur Terima DIPA 2009 dari Presiden


DIPA
Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono menyerahkan langsung DIPA kepada Gubernur Kalbar, Drs Cornelis, MH. FOTO Humasprov.
============

Faktor ketepatan waktu, sangat mutlak untuk diperhatikan, agar tidak ada alasan bagi siapa saja, untuk tidak dapat menjalankan program pembangunan yang telah direncanakan dengan baik dan matang.
”Kita ingin, agar seluruh kegiatan yang telah direncanakan, dapat mulai dilaksanakan sejak awal tahun anggaran, dan dapat dilaksanakan secara menyeluruh dan sempurna pada tahun anggaran itu juga,” Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono ketika menyerahkan DIPA 2009 kepada para Gubernur se Indonesia di Istana Negara, Senin (5/1).

”Penyerahan DIPA yang kita laksanakan pada hari ini, juga merupakan simbol dari tanggung jawab dan kesungguhan kita semua, untuk dapat melaksanakan program kerja dan mengelola anggaran tahun 2009 secara akuntabel, profesional, proporsional, transparan, dan berorientasi pada hasil.
Pada tanggal 31 Desember 2008 yang lalu, saat Saudara-saudara mempersiapkan tahun baru, saya melakukan kunjungan kerja ke Departemen Keuangan dan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. Saya mendapatkan laporan awal dari Saudari Menteri Keuangan, tentang pelaksanaan APBN-P 2008 yang lalu, dan laporan finalnya saya terima pada tanggal 1 Januari 2009,” tegas SBY.
Dikatakan SBY, menurut Menteri Keuangan secara umum, pencapaian indikator ekonomi makro nasional dalam tahun 2008 masih baik, walaupun dalam beberapa bulan terakhir mendapat tekanan yang cukup berat sebagai imbas krisis keuangan global. Laju pertumbuhan ekonomi tahun 2008 masih dapat dipacu hingga ke 6,2%, tingkat inflasi masih terkendali sekitar 11% dengan menjaga kelancaran dan kecukupan pasokan barang dan jasa, serta langkah penurunan harga Bahan Bakar Minyak sebanyak dua kali pada bulan Desember 2008 yang lalu.
Nilai tukar Rupiah rata-rata Rp 9.694 / US$ sebagai akibat tekanan depresiasi Rupiah di penghujung tahun 2008. Suku Bunga SBI-3 bulan rata-rata 9,3% dengan rate per bulannya menunjukkan kecenderungan menurun, sejalan dengan berkurangnya tekanan inflasi. Harga minyak mentah Indonesia rata-rata US $96,8 / barel, meskipun sekarang berada pada kisaran $ 50 per barel dan lifting minyak mentah Indonesia dapat mencapai 931 ribu barel per hari, yang berarti di atas target tahun 2008.
Dipaparkan Presiden, berdasarkan indikator ekonomi makro di tahun 2008 yang diikuti dengan beberapa penyesuaian kebijakan fiskal, maka kinerja realisasi APBN-P tahun 2008 dapat tetap dijaga pada tingkat yang aman, guna memberikan confidence kepada para pelaku ekonomi, serta melaksanakan program-program pembangunan nasional.
Pelaksanaan APBN-P 2008 menunjukkan perbaikan yang signifikan, baik diukur dari perencanaannya atau perbandingan antar waktu untuk bidang penerimaan maupun pengeluarannya. Penerimaan negara meningkat 38,5% dibandingkan realisasi tahun 2007, atau hampir 10 persen di atas sasarannya. Tax ratio meningkat tajam dari 12.4 persen tahun 2007 menjadi 14,1% pada tahun 2008 ini.
Dari sisi pengeluaran, memang tidak semua komponen berhasil dibelanjakan tepat waktu dan sesuai rencana. Misalnya, Kementerian dan Lembaga hanya mampu membelanjakan 91,5% dari anggarannya, sedikit lebih rendah dari persentase tahun lalu yang mencapai 92%. ”Saya mendapatkan penjelasan, penurunan ini sebagian merupakan akibat dari efisiensi, kalau itu yang terjadi berarti baik, baik dalam proses pengadaan barang maupun dalam pelaksanaan belanja modal pemerintah,” ucapnya.
Beberapa kementerian yang telah mengadakan e-procurement, berhasil menekan pengeluarannya hingga 10-2%. Saya berharap, perbaikan ini dapat ditularkan pada semua departemen dan lembaga, serta jajaran pemerintah daerah pada semua tingkatan. Dengan anggaran yang sama, kita dapat melaksanakan kegiatan jasa publik ini dengan volume kegiatan yang lebih besar.
”Namun, terus terang saya belum puas dengan pola pengeluaran anggaran yang masih menumpuk pada triwulan terakhir. Silakan masing-masing melakukan introspeksi Saya berharap, pola ini bisa lebih merata setiap triwulan, khususnya tahun ini dimana siklus perekonomian diperkirakan akan lebih berat dalam paruh pertama dibandingkan dengan paruh kedua,” akunya.
Capaian dalam APBN-P 2008 berhasil menekan defisit hingga mencapai 0,1% dari PDB, dibandingkan sasarannya 2,1% dari PDB. Hal ini, bukan karena tidak kita belanjakan sehingga sisa, tapi karena pencapaian Penerimaan Negara dapat melampaui targetnya hampir 10%, dengan realisasi Belanja Negara tetap dapat maksimal hingga 99,6%.
”Alhamdulillah, dengan demikian kita mempunyai dana lebih anggaran tahun lalu yang dapat kita pakai tahun ini untuk lebih menggerakkan perekonomian, yaitu mempertahankan laju pertumbuhan ekonomi minimal 4,5%, saya gunakan angka yang konservatif, sebagian mengatakan kita bisa tumbuh sampai 5,5%, sebagian lebih pesimis, lebih konservatif, kita hanya mampu tumbuh 4,5% yang penting mari kita capai pertumbuhan setinggi-tingginya. Yang semuanya itu bisa digunakan untuk melindungi keluarga Indonesia , khususnya keluarga miskin dari krisis, dan sekaligus menciptakan lapangan kerja,” ucapnya. (Humasprov)

0 komentar:

 
Copyright  © 2007 | Design by uniQue             Icon from : FamFamFam             Powered by Powered By Blogger