Adil Ka' Talino, Bacuramin Ka' Saruga, Basengat Ka' Jubata....

Kamis, 01 Januari 2009

Gubernur Lantik Asosiasi Sawit

Gubernur Kalbar, Cornelis mengingatkan kepada pengusaha sawit untuk bersaing secara sehat dan menjalankan usaha sesuai dengan hati nurani. Hal tersebut disampaikannya ketika melantik pengurus Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) daerah Kalbar periode 2008-2011 dan Seminar Dampak Krisis Global Terhdap pembangunan Kelapa Sawit Indonesia bertempat di Balai Petitih Kantor Gubernur, Kamis (18/12).

Gubernur juga menegaskan kepada para pengusaha sawit agar tidak lagi melakukan sogok menyogok dalam bentuk apapun kepada yang memberi ijin dalam hal ini bupati. “Tolong usahanya sehat, jangan bersaing tidak sehat, jangan karena harga sawit bagus lahan kawan disembat. Jadilah pengusaha profesional, berusaha dengan hati nurani, sogok-menyogok kepada pejabat yang memberi ijin dibuang jauh-jauh, nanti kena tangkap, yang menyogok ditangkap yang disogok juga ditangkap, mainlah fair play seperti main sepakbola,” pinta Gubernur.
Pembentukan GAPKI diharapkan dapat menjawab permasalahan yang dihadapi dalam pembangunan perkebunan kelapa sawit di Kalbar saat ini, karena bila tidak ditangani bersama secara serius akan berdampak kurang baik terhadap penerapan tujuan pembangunan perkelapasawitan Kalbar. Dia minta kepada GAPKI untuk berperan optimal dan dapat bekerjasama dengan semua pihak seperti masyarakat, pemerintah dan media.
Selain itu, Gubernur meminta GAPKI membina pengusaha sawit yang baru. Melalui wadah organisasi ini diharapkan bisa mempersatukan para pelaku bidang usaha perkelapasawitan di Indonesia, agar menjadi kekuatan ekonomi yang dapat meningkatkan kemakmuran masyarakat, menjadi mitra pemerintah pusat maupun daerah dalam rangka membuat kebijakan usaha perkelapasawitan Indonesia untuk meningkatkan daya saing usaha kelapa sawit Indonesia di pasar Internasional.
Selain itu, sikap krisis masyarakat juga muncul dalam menyikapi masalah lingkungan seperti menaggulangi pembakaran lahan yang menjadi sorotan nasional dan Internasinal serta menurunnya daya dukung lingkungan sebagai akibat konversi hutan tropis. “Sikap kritis tersebut sangat penting karena dapat dijadikan bahan, guna memperbaiki pendekatan dan kebijakan investasi sub sektor perkebunan di Kalbar agar lebih akmodatir dan dapat diterima oleh semua pihak,” kata Cornelis lagi.(Hentakun/Borneo Tribune, Pontianak)

0 komentar:

 
Copyright  © 2007 | Design by uniQue             Icon from : FamFamFam             Powered by Powered By Blogger