Adil Ka' Talino, Bacuramin Ka' Saruga, Basengat Ka' Jubata....

Kamis, 01 Januari 2009

Gubernur: Kiprah Kaum Ibu Luar Biasa


80 TAHUN HARI IBU
Ketua tim penggerak PKK Provinsi Kalbar Ny. Frederika Cornelis menerima karangan bunga dari Vania Larissa (13) peraih mendali emas lomba menyanyi solo di olimpiade seni siswa tingkat nasional 2008 di Bandung, dalam acara Peringatan 80 Tahun Hari Ibu di Pendopo Gubernur Kalbar, Selasa (30/12). FOTO: Lukas B Wijanarko/Borneo Tribune
===============
Hentakun
Borneo Tribune, Pontianak

Gubernur Kalbar dalam peringatan Hari Ibu di Pendopo Gubernur (30/12) menegaskan nasib kaum itu bisa berubah tergantung kaum itu sendiri mau atau tidak merubahnya.

“Pemerintah sudah memberikan kesempatan yang sama. Kalimantan Barat, untuk demokrasi rangking tertinggi, ini semua tidak terlepas dari kerjanya kaum ibu. Peranan Ibu luar biasa. Kiprah Perempuan Indonesia sangat menunjang dalam membangun karakter Indonesia yang adil aman dan sejahtera,” ucap Cornelis.
Hadir juga anggota DPD-RI Hj Kadarwati, Danlanud Supadio, Yadi Indrayadi, Danrem 121/ABW, pejabat teras Pemprov dan beberapa Kepala dinas di Lingkungan Pemprov Kalbar.
“Berdasarkan angka statistik, kaum perempuan lebih banyak dari kaum lelaki, karena angka kematian kaum lelaki lebih tinggi dibandingkan kaum perempuan. Kenapa?, laki-laki mati perang, stress, macam-mcam dibandingkan dengan kaum perempuan. Persoalan ibu ini sampai ke jenewa sana, bukannya dekat-dekat, sampai diurus PBB nah itu berbahagialah kaum ibu. Perhatian terhadap kaum ibu luar biasa,” jelas Cornelis lugas.
Dalam kesempatan itu, Gubernur juga menyampaikan bahwa, Hari Ibu, di Indonesia dan selalu peringati, sudah ditetapkan dengan keputusan Presiden, dan hari ini peringati ke 80 di Pendopo Gubernur, di tempat yang terhormat milik rakyat ini. Keterwakilan Kaum perempuan di dunia politik masih kurang, belum memenuhi kuata 30 persen.
“Ketika saya menyusun daftar calon untuk legislatif baik DPR-RI, DPRD Provinsi, DPRD Kab/Kota pada pemilu 2009, kita tawari sama perempuan, pertama menggebu-gebu, oke, beres, siap, ketika sudah memasuki penyusunan berkas dan penyusunan nomor urut, timbul persoalan, ga bisa pak ngelengkapi, suami saya ga mau kasih duit, kami masih sibuk ini dan itu, sehingga kuota 30 persen tidak terpenuhi,” ucap Cornelis.
Hal ini yang membuat betapa penindasan terhadap kaum perempuan di Indonesia masih luar biasa. Bagaimana kaum ibu bisa lepas dari ini, ini baru satu persoalan dunia politik praktis, bagaimana bisa lepas, bisa keluar dari dunia politik yang penuh dengan tekanan.
Gubernur juga mengimbau bahwa, pekerjaan kaum perempuan, khususnya kaum ibu, masih berat. “Di kampung-kampung, kaum ibu luar biasa, pagi-pagi harus ke Ladang atau noreh Karet, di depan dia hamil di belakang dia bawa anaknya, jadi kapan kaum ibu ini mau menikmati kemerdekaan,” tegasnya.
Namun Gubernur meminta bahwa emansipasi kaum perempuan, tergantung pada kaum perempuan, terutama perempuan Indonesia, karena Pemerintah dengan keputusan presiden dengan segala macam peraturan peundang-undangan, sudah memberikan kesempatan kepada kaum ibu untuk berbuat maksimal. Gubernur juga meminta kepada kaum ibu agar membantu pemerintah dan KPU mensosialisasikan mekanisme Pemilu sehingga dimengerti oleh masyarakat, terutama dalam keluarga dulu.
Gubernur juga menyarankan kalau ibu-ibu agar percaya diri seperti pemimpin-pemimpin dunia, Benazir Bhuto, Hilary Clinton. Di Indonesia tidak berani, Kota Pontianak saja takut. “Kaum Perempuan tidak percaya diri di republik ini, ini persoalannya,” tegasnya.(Hentakun/Borneo Tribune, Pontianak)

0 komentar:

 
Copyright  © 2007 | Design by uniQue             Icon from : FamFamFam             Powered by Powered By Blogger