Adil Ka' Talino, Bacuramin Ka' Saruga, Basengat Ka' Jubata....

Selasa, 28 Oktober 2008

Gubernur Gunakan Hak Pilihnya


Pagi pukul 07.00 Tempat Pemilihan Suara (TPS) dibuka di empat kabupaten-kota yang melaksanakan pemilihan kepala daerah (Kota Pontianak, Kubu Raya, Sanggau dan Kabupaten Pontianak), Sabtu (25/10) kemarin. Pemilih berduyun-duyun menggunakan hak suaranya.

Rata-rata pukul 13.30 warga sudah mencoblos. Jari mereka sudah diberikan tanda dengan tinta biru. Warga kembali beraktivitas secara normal setelah berpesta demokrasi—rakyat dewasa memilih calon pemimpin terbaiknya—dan aman tanpa ada gangguan kamtibmas yang berarti.
Gubernur Cornelis menggunakan hak coblosnya di TPS dekat kediaman pribadinya. Sekitar pukul 10 pagi, Gubernur bersama keluarga tiba di TPS. Tanpa pengawalan berlebih, Gubernur datang busana santai. Kaos merah berkerah dipadu celana jins membuat Gubernur terlihat rileks menentukan pilihan politinya di TPS yang menempatkan dirinya pada posisi kedua pada Pilgub lalu.
“Sudah dicoblos kan. Tidak ada yang Golput lho,” kata Cornelis sambil menunjukkan surat suara yang telah dicoblos sesaat sebelum dimasukkan ke kotak suara.
Sontak, usai memasukkan surat suara Gubernur dikerumuni rombongan wartawan yang telah menanti sedari pagi. Dengan nada santai Gubernur Cornelis melayani tanya para kuli informasi itu. Kepada reporter Ruai TV yang menayangkan secara live even di TPS 70 itu Gubernur memberikan penjelasan.
“Yang hadir ini bukan gubernur, tapi Cornelis yang punya hak pilih dan menggunakan hak pilihnya,” kata Cornelis ramah.
Sebagai warga negara yang tercatat sebagai penduduk Kota Pontianak Cornelis mengajak sanak keluarganya untuk menggunakan hak pilihnya. Terlepas siapapun yang terpilih nanti, Cornelis mengajak warga untuk loyal pada pemimpin pilihan warga itu.
“Sama-sama kita bangun Negara ini. Kalau sudah terpilih tidak bisa mengatas namakan partai atau kelompok tertentu. Saya aja begitu, tidak bisa ikut kampanye karena tidak dapat izin,” katanya.
Pada kesempatan itu keluarga Gubernur datang lengkap, Ny. Frederika, Angel bersama suami dan anakya turut serta. Sementara Karol, putri sulungnya tiba agak telat ke TPS. Kepada para petugas TPS, Gubernur menyapa mereka akrab. Tak terlihat perbedaan derajat antara Gubernur dan warga biasa pada acara pemilihan di TPS itu.
“Ha ini, Pak Wito apa kabar?” sapa akrab Gubernur pada petugas penjaga bilik suara.
Tentang Golput yang disebut menjadi kandidat kuat pemenang Pilwako dan Pilkada lainnya, Gubernur menyampaikan pandangannya. Sebagai warga Negara yang punya hak dan tanggungjawab, Gubernur menilai sikap golput kurang baik. Meski begitu ia tidak menyalahkan warga yang memilih sikap itu.
“Masalah mereka pilih pemimpin, itu namanya hak pilih. Tapi kalau golput jangan banyak komentar. Tak usah banyak nuntut hak mereka karena golput tidak memilih,” kata Cornelis.
Namun kadang yang terjadi menurut Gubernur para pemilih golput lebih banyak yang bersuara dibanding warga yang telah menggunakan hak piilihnya.
“Harus punya sikap dong. Kalau putih ya putih, hitam ya hitam. Jangan ambivalen!” tegas Gubernur pada urusan golput.
Sementara disinggung tentang perasaannya pada saat memberikan hak suaranya antara Pilwako dan Pilgub lalu, Gubernur mengaku ada perbedaan rasa.
“Lebih besar sekarang deg-degannya. Kalo dulu saya tahu, yakin pasti menang soalnya saya sendiri yang tampil. Tapi kalau sekarang susah karena bukan saya yang terlibat langsung,” ujarnya.
Secara prosedur Gubernur menilai pelaksanaan pemilihan di TPS 70 sudah baik. Sejumlah petugas dan saksi lengkap. Antusiasme wargapun cukup tinggi.
“Saksi lengkap kan? Mana saksi nomor 7?” absent Cornelis pada salah satu kelengkapan TPS.
Kepada saksi dari calon walikota yang diusung partainya, Gubernur Cornelis berpesan singkat tapi penuh arti. “Jangan nanti orang hitung kau disuruh beli kue,” titahnya pada si saksi yang hanya cengar-cengir saat diberi tahu.
Melihat peta Kota Pontianak yang tidak terlalu luas, diperkirakan siang atau malam setelah pemilihan pemenang Pilwako sudah bisa diraba. Untuk mengantisipasi kemungkinan rusuh pada saat atau setelah pencoblosan, sejumlah aparat kepolisian terlihat bersiaga dengan persenjataan dan peralatan lengkat di titik-titik strategis.
Fenomena golput tampak mencuat. Di TPS 20 Jl KH Ahmad Dahlan dari 608 yang terdaftar, hanya 289 yang menggunakan hak pilihnya. “Mungkin orang sudah bosan dengan pemilu,” kata Harry Susanto, KPPS KHA Dahlan seraya mengatakan, sebagai petugas dia hanya mengharapkan warga menggunakan hak pilih, soal siapa yang menang terserah siapa pun.
Sejumlah TPS sudah memulai perhitungan suara sejak pukul 13.00. Ada pula yang taat dengan jadwal, dimulai pukul 14.00. Lebih lanjut hasilnya masih bervariasi sesuai dengan kantong-kantong suara.
Di Kota Pontianak, sinyalemen suara warga Tionghoa akan mengkrucut ke figur Cawako Harso Utomo Suwito ternyata terbukti tidak benar. Kantong-kantong suara Tionghoa pecah ke Ghesit (Gusti Hersan-Setiawan Liem) dan Obama (Oscar Primadi-Hartono Azas) selain Harkad (Harso Utomo Suwito-H Awaludin Rahmad). Di TPS Harso kawasan Nusa Indah dia kalah oleh pasangan Ghesit. Di wilayah kantong Tionghoa Jalan Dr Setia Budi, Harso juga kalah (48). Pemenangnya adalah Ghesit (58). Di Kantong suara Tionghoa Jalan Gajahmada dimenangkan Obama. Sementara di kawasan Purnama berbagi TPS antara pendukung Harkad, Ghesit dan Siip.
Menurut Anggota KPPS TPS 06 Darat Sekip, Badarsyah, pelaksanaan pemilihan walikota dari pembukaan sampai perhitungan suara berjalan aman dan lancar tanpa peduli kantong suara pecah atau tidak pecah. “Kita bangga, rakyat sudah dewasa memilih. Jadi bukan karena etnis atau agama lagi,” katanya.
Kejar mengejar mewarnai perhitungan suara di TPS-TPS.
Di TPS 06 dari 306 jumlah pemilih yang terdaftar di DPT, sebanyak 143 pemilih yang mempergunakan hak pilihnya, dan 163 pemilih tidak mempergunakan haknya alias golput. Jumlah suara yang diperoleh masing-masing calon di TPS 06 adalah Hade=0, Obama=30, Duta=6, Siip=6, Harkad=41 suara, Ghesit=61 dan Setia Kawan=1 suara.

Sementara TPS 01 Parit Haji Husin Komplek Alex Griya I Kelurahan Bangka Belitung Darat Kecamatan Pontianak Tenggara yang menjadi tempat Gusti Hersan Aslirosa dan keluarganya mempergunakan hak pilihnya mengungguli pasangan calon lain. Sebanyak 591 pemilih yang terdaftar, namun yang mempergunakan hak pilihnya sebanyak 320 pemilih dan 271 pemilih tidak mempergunakan hak pilihnya alias golput. Dengan jumlah suara yang diperoleh masing-masing pasangan calon, Hade=15, Obama=38, Duta=63, Siip=27, Harkad=27, Ghesit=136 dan Setia Kawan=5
Lucunya di TPS Rumah Dinas Walikota yang berpusat di Bina Mulia. Pasangan Setia Kawan hanya didukung 13 suara dan mayoritas memilih Obama (65) disusul Hade (56).
TPS Pontianak Barat dan Timur rata-rata mendukung pasangan Siip. Suara per TPS rata-rata di atas 100. “Namun masih kecil suara yang masuk dari 410 ribu suara,” kata Sujadi di Kantor KPU Kota.□Budi Rahman, Andika Lay/Borneo Tribune, Pontianak

0 komentar:

 
Copyright  © 2007 | Design by uniQue             Icon from : FamFamFam             Powered by Powered By Blogger