Adil Ka' Talino, Bacuramin Ka' Saruga, Basengat Ka' Jubata....

Selasa, 02 September 2008

Rentan Serangan Lawan


Kawasan perbatasan Kalbar yang membentang sepanjang lebih dari 800 kilometer dari sudut pertahanan dinilai rentan terhadap invasi musuh. Kekuatan militer di sepanjang garis perbatasan tersebut masih minim sehingga apabila terjadi serangan mendadak Kalbar diprediksi akan mudah ditaklukkan.

Sebagaimana terungkap dalam acara penyambutan perwira siswa (Pasis) Angkatan ke-45 Sekolah Staf dan Komando AU di Balai Petitih, Selasa (2/9) kemarin, permasalahan perbatasan menjadi salah satu isu yang dinilai penting oleh garda republik dari matra udara ini. Rombongan perwira siswa berbaju biru langit dan bercelana biru donker yang dipimpin Marsekal Pertama, Dr. A. Dirwan, M.Sc untuk melakukan kuliah kerja selama tiga hari di Kalbar.
Dikatakan oleh Dirwan, kawasan perbatasan memiliki makna yang sangat strategis bagi pertahanan nasional. Terkait dengan akan diselenggarakannya seminar tentang pemberdayaan wilayah perbatasan RI, Sesko AU memandang perlu untuk memberi perhatian lebih terhadap kawasan yang disebut sebagai beranda negeri ini. Kota Pontianak dan Tarakan menurut Dirwan sengaja dipilih karena karakteristik kedua wilayah ini dinilai mewakili basis pertahanan RI.
Kepada Gubernur, Marsma, Dirwan memperkenalkan anggota rombongan yang ikut menyertai kedatangannya. Siswa Sesko AU menurut Dirwan ada 147 orang.
“Siswa Sesko ada yang berasal dari angkatan lain, juga dari negara-negara sahabat seperti Amerika Serikat, Australia, India, Pakistan juga Malaysia. Tapi pada kunjungan kali ini mereka tidak kita bawa karena ini terkait dengan rahasia negara,” kata Wakin Komandan Sesko ini.
Gubernur Cornelis dalam sambutannya menyambut hangat kedatangan calon-calon petinggi AU ini. Menurut Gubernur para perwira siswa ini punya kesempatan melihat langsung kondisi perbatasan dan kemampuan pertahanan negara di Kalbar. Gubernur dengan gamblang mengungkapkan kelemahan yang ada di sektor pertahanan.
“Mana ada satupun rudal yang dipasang di Kalbar. Tidak ada radar yang standar di Kalbar yang sanggup mendeteksi kehadiran pesawat musuh,” kata Gubernur.
Gubernur mengaku merasa prihatin dengan kondisi kekuatan pertahanan di Kalbar setelah menyaksikan peristiwa yang terjadi di Rusia. Begitu mudahnya Rusia menginvasi negeri tetangganya Georgia menurut Gubernur patut menjadi perhatian semua pihak.
Kalbar sangat tidak menutup kemungkinan juga mengalami nasib serupa jika tidak segera memperkuat pertahanannya. Kekuatan negeri jiran menurut Gubernur patut diperhatikan, armada pesawat tempur Malaysia menurut Gubernur selalu stand by di perbatasan dengan fasilitas yang cukup mumpuni.
“Pesawat tempur Malaysia bisa dengan mudah mendarat di jalan raya mereka di dekat perbatasan, kita masih omong kosong,” kata Gubernur kepada rombongan perwira AU ini.
Secara langsung Gubernur Cornelis mengkritisi lemahnya kekuatan pertahanan negara di Kalbar. Baik di darat maupun di laut kekuatan pertahanan kita lemah. Perbatasan Kalbar dengan Malaysia yang merupakan garis perbatasan terpanjang di Indonesia menurut Gubernur masih rentan terhadap infiltrasi asing, begitu juga di laut.
“Hanya berapa kekuatan kita di laut Kalbar? Diserang preman Vietnam sudah lari,” sindir Gubernur atas lemahnya kekuatan pertahanan laut di China Selatan.
“Tidak bisa lagi kita mengandalkan perang gerilya, itu sudah kuno. Ke depan dalam perang modern pertahanan udara adalah kebutuhan vital,” tegas Gubernur yang pernah mengikuti kursus artileri selama tiga bulan ini.
Usai sambutan Gubernur acara dilanjutkan dengan pemaparan pembangunan kawasan perbatasan dari Bappeda. Ir. Fathan A. Rasyid menyampaikan langsung rencana pembangunan kawasan perbatasan yang diberi label Border Development Center.□Budi Rahman/Borneo Tribune, Pontianak

0 komentar:

 
Copyright  © 2007 | Design by uniQue             Icon from : FamFamFam             Powered by Powered By Blogger