Adil Ka' Talino, Bacuramin Ka' Saruga, Basengat Ka' Jubata....

Minggu, 21 September 2008

Cornelis Ingin Cepat Sejahterakan Rakyat

Kasi Izin, Tak Perlu Pakai Uang



Semangat untuk membangun dan mensejahterakan warga Kalbar sedang menyala-nyala di hati Gubernur Cornelis. Dengan visi kepemimpinannya yang tidak mensekat-sekat latar belakang agama dan etnis ia manfaatkan momentum Ramadan sebagai alat sosialisasi pembangunan.

Selama dua hari penuh Gubernur Kalbar pertama yang dipilih secara langsung oleh rakyat ini melakukan safari Ramadan di daerah pesisir utara Kalbar. Sebuah program yang identik dengan citra politis ciri keagamaan ini dilakoni Gubernur dan rombongan dengan penuh dedikasi.
Selama dua hari, sejak hari Kamis sampai Jumat malam, (18-19/9) Gubernur bersama rombongan meninjau langsung kondisi warga dan proses pembangunan yang telah dilakukan hingga ke pelosok kampung. Gangguan dan hambatan yang terjadi di jalan tak menyurutkan tekad tokoh nasionalis ini.
Diawali dengan kunjungan salah satu pabrik pengolahan udang di Batu Layang, Pontianak, Kamis (18/9). Rombongan Gubernur mengunjungi PT. Aquarium Shrimp, perusahaan pengolahan udang kualitas ekspor yang mendapat investasi dari Korea Selatan. Di pabrik yang memiliki 600 karyawan dan produksi tak kurang dari 20 ribu metrix ton/tahun ini Gubernur tanpa tendeng aling-aling menanyakan kontribusi perusahaan pada daerah ini.
“You setor pajak ngga’ ke negara?” tanya Cornelis.
Mr. Park See Woo, President Director yang mendapat pertanyaan tersebut sempat clingak-clinguk kebingungan. Lalu saat dijelaskan maksud pertanyaan Gubernur tersebut adalah tax Ia baru ngeh.
“O Bayar. 5 Juta US $ tiap tahun,” ujar ekspatriat ini dengan bahasa Indonesia logat Korea. Dari Jumlah yang disebutkan Mr. Park Gubernur menanyakan lagi berapa bagian yang didapat Kalbar. Gubernur benar-benar ingin mendapat informasi yang sahih tentang kontribusi yang diberikan perusahaan-perusahaan luar yang berinvestasi di Kalbar.
Dari slide yang ditayangkan salah satu staf perusahaan disebutkan bahwa pihak Korea berniat menanamkan investasi sebesar Rp200 miliar/tahun selama 4 tahun. Total ada Rp800 miliar yang siap digelontorkan negeri Gingseng tersebut ke Indonesia termasuk Kalbar.
“Kita berfikir sederhana saja. Apa yang didapat rakyat dari sekian banyak investasi yang ditanamkan?” kata Gubernur tak bertele-tele.
Mr. Park yang didampingi Mr. Lee Juh sebagai pimpinan tertinggi di PT. Aquarium Shrimp memaparkan manfaat timbal balik yang mereka berikan pada warga di sekitar perusahaan. Selain menyerap tenaga kerja yang tidak sedikit, PT. Aquarium Shrimp juga membantu memberikan bimbingan teknis kepada warga yang berminat berbisnis tambak udang. Saat ini PT. Aquarium Shrimp juga sedang mengembangkan kacang koro di beberapa daerah Kalbar.
“Ini kan dilemparkan aja hidup Pak?” kata Cornelis memotong penjelasan Mr. Park yang cukup berliku.
Pada prinsipnya Gubernur berharap banyak dengan adanya investor-investor yang masuk ke daerah ini tingkat kesejahteraan rakyat juga ikut terdongkrak. Pihak PT. Aquarium Shrimp mengaku sedang merancang konsep tambak rakyat. Setiap KK akan diberikan lahan seluas tiga hektar, tapi dengan alasan kelestarian lingkungan hanya sepertiga saja yang boleh dikelola.
“Jangan sepertiga, lima puluh persen. Bila perlu nanti sepanjang garis pantai kita sampai Sambas kita bangun tambak,” kata Gubernur. Pihak Aquarium Shrimp mengaku terhambat masalah izin.
“Bilang saya, nanti saya yang kasi izin. Asal jangan hutan lindung, pokoknya syarat-syaratnya diurus. Nanti saya kasi izin, nda usah pakai-pakai uang,” tegas Gubernur.
Sebelum meninggalkan kantor dan pabrik udang ini Gubernur sempat menanyakan kepada pimpinan perusahaan tentang kesejahteraan pegawainya. “Dikasi THR nda ini karyawannya?” tanya Gubernur. Pihak perusahaan mengaku sudah barang tentu memberikan santunan tersebut untuk para pegawainya.
Kepada pimpinan PT Aquarium Shrimp dan para kepala dinas yang menyertai rombongan safari Ramadan, Gubernur mewanti-wanti agar pola pikir mereka benar-benar diatur supaya lebih pro rakyat.
“Manfaatkan sumber daya yang ada. Kita harus sejahterakan rakyat. Investor ini kan punya modal dan manajemen yang bagus, libatkan warga. Mental malas kita rubah,” seru Gubernur.
Dari kawasan Batu Layang rombongan meluncur menuju Kuala Mempawah, meninjau langsung lokasi tambak PT. Aquarium Shrimp. Tanpa canggung Gubernur menjala kolam-kolam tambak yang penuh udang. Sisa-sisa keterampilannya menjala sewaktu kecil masih terlihat. Satu kali dua melempar jala, baskom penampung telah penuh dengan udang yang jumlahnya memang melimpah di dasar kolam.
“Wah kalau begini hasilnya, pasti bisa sejahtera rakyat,” kata Cornelis sambil meraup udang-udang yang dilempar kembali ke kolam.
Sebelum meninggalkan lokasi tambak, Gubernur sempat beristirahat di pondok beramah tamah dengan para pekerja tambak dan rombongan safari.
Udang dan budidaya perikanan sepertinya menjadi fokus perhatian Gubernur dan jajarannya. Pada safari Ramadan kali ini rombongan memberikan perhatian lebih untuk pengembangan sektor perikanan. Di sepanjang daerah pesisir Kalbar potensi pengembangan sektor ini memang terbuka lebar.
Gubernur menyempatkan meninjau lokasi pembibitan benih udang (hatchery) di daerah Tanjung Gundul, Bengkayang. Di sini, dengan seksama Gubernur memperhatikan proses pembiakan benur udang yang siap disebar dan dipasarkan ke sejumlah tambak.

Mendapat Musibah
Tekad Gubernur untuk menebarkan syiar pembangunan di bulan Ramadan memang patut diacungi jempol. Sejumlah cobaan dan rintangan yang menghalangi tak menyurutkan tekad rombongan. Saat hendak menuju Sambas rombongan Gubernur mengalami musibah. Di salah satu titik jalan menuju Kota Singkawang, konvoi rombongan Gubernur yang berjumlah puluhan kendaraan itu mengalami kecelakaan, tabrakan beruntun.
Sebuah lubang di dekat Sekolah Calon Tantama (Secata) B Kodam Tanjungpura, Kawasan Pasir Panjang menjadi penyebab celaka. Lubang yang tahun lalu juga sempat membuat salah satu mobil peserta konvoi rombongan mantan Gubernur Usman Ja’far tertubruk itu kembali memakan korban. Kali ini jumlah korban lebih banyak dengan tingkat kerusakan lebih parah.
Empat buah mobil bertabrakan secara karambol akibat pengereman mendadak dari salah satu mobil di depannya. Total ada empat buah mobil yang saling berbenturan dan mengakibatkan luka-luka yang bervariasi. Nissan Terrano KB 1167 PS yang ditumpangi Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan, Budi Haryanto menjadi pangkal tabrakan. Selanjutnya sedan KB 533 AK, Kijang Innova KB 1523 AV dan Kijang KB 1167 AS secara berurutan saling bertubrukan di belakang. Semua moncong dan kap mobil di belakang mobil Nissan Terrano ringsek tak dapat melanjutkan perjalanan.
Ada suasana panik dan nervous usai kejadian. Masing-masing saling memberikan bantuan kepada korban. “Mestinya yang di depan jangan ngerem kalau konvoi,” kata Kepala Dinas Pendidikan, Ngatman yang menjadi salah satu korban.
“Wah dua-duanya penyok ya,” ujar Gubernur yang langsung menjenguk korban dan melihat kondisi kendaraan yang mengalami musibah.
Meski mengalami kecelakaan yang cukup parah rombongan tetap melanjutkan perjalanan. Para korban dievakuasi ke Singakawang, sementara anggota rombongan yang lain bergerak menuju Sambas.
“Ini musibah. Tapi yang jelas yang sakit kita obati, yang rusak kita perbaiki,” kata Gubernur usai berbuka puasa di Pendopo Bupati Sambas.
Usai mengikuti acara buka puasa bersama Gubernur Cornelis menyampaikan pesan-pesan pembangunan dan menyerahkan sejumlah bantuan kepada warga Sambas. Keesokan harinya rombongan melanjutkan safari ke daerah Paloh.□Budi Rahman/Borneo Tribune, Pontianak

0 komentar:

 
Copyright  © 2007 | Design by uniQue             Icon from : FamFamFam             Powered by Powered By Blogger