Adil Ka' Talino, Bacuramin Ka' Saruga, Basengat Ka' Jubata....

Senin, 22 September 2008

Emosi Naik Lihat Pegawai Tak Berdedikasi


Pengalaman panjang Gubernur Cornelis di dunia birokrasi membuatnya mengerti akar persoalan yang dialami para pegawai. Sebaliknya, dia juga paham betul akal bulus dan ciri-ciri pegawai yang tak berdedikasi. Tak ayal, emosi Pak Gubernur pun meninggi ketika melihat sepak terjang bawahannya yang tak becus.

Kejadian kurang menyenangkan ini terjadi di Kecamatan Paloh. Gubernur terlihat kecewa dengan kinerja pegawai yang bernaung di Dinas Perhubungan yang terlihat tidak memiliki dedikasi dan tanggung jawab terhadap tugas dan kewajibannya. Perkara sederhana dan terbilang remeh yang mestinya tidak perlu terjadi justru terjadi secara gamblang di depan mata orang nomor satu di Kalbar ini.
Kejadian memalukan itu terjadi saat rombongan Gubernur tiba di Pelabuhan Paloh, Jumat, (19/9). Di pelabuhan yang baru selesai dibangun beberapa tahun lalu ini petugas yang harusnya bertanggung jawab di posnya justru terlihat abai. Dari awal aroma tidak beres itu sudah tercium.
Pertama, saat rombongan Gubernur menuju lokasi pelabuhan yang diproyeksikan menjadi pelabuhan nasional harus kesusahan menghadapi jalan tanah kuning yang berlubang-lubang. Truk pengangkut tanah terlihat sibuk menutup lubang yang sangat banyak itu. Tak sedikit mobil rombongan yang menjadi korban lubang tersebut. Satu pertanda kurangnya koordinasi dan persiapan terlihat jelas.
Saat tiba di Kantor Administrasi Pelabuhan (Adpel) yang masih baru dan kinclong suasana tak siap juga masih terlihat. Di depan kantor sejumlah pegawai dan petugas KPLP dengan baju necis dan stelan rambut gaul menyambut rombongan sambil cengar-cengir. Petaka tiba waktu Gubernur hendak buang hajat.
Sesaat setelah keluar kamar kecil, Gubernur menghampiri sejumlah pegawai dan Kepala Dinas Perhubungan, Ibrahim Basri dengan ekspresi menahan geram. Kepada Kepala Dishub yang menyertai rombongan ini Gubernur bertanya dengan majas ironi.
“Dibayar nda sih gaji mereka ini Pak?” tanya Gubernur pada Kadishub.
Ibrahim Basri menjawab dibayar dan lancar. Gubernur kesal. Kekesalan Gubernur disebabkan minimnya perhatian dari para pegawai kantor Adpel ini. Waktu buang air, ternyata di kamar kecil tidak tersedia air dan kondisinya juga jorok tidak terurus.
Kepala kantor juga tidak menampakkan batang hidungnya pada saat kejadian. Gubernur menanyakan sebab ketidak hadiran sang kepala kantor. Kadishub terkesan melindungi anak buahnya. Ia menyebut kepala kantor tersebut baru saja bertugas di Paloh, pindahan dari Melano.
Saking kesalnya pada para pegawai yang tidak bertanggung jawab ini, Gubernur sempat mengusulkan untuk memberhentikan para pegawai yang tidak berdedikasi ini.
“Coba diganti aja mereka itu. Daripada ngarap-ngarap, masih banyak orang yang mau menggantikan,” sungut Gubernur.
Gubernur mengaku kesal dengan kesan tidak bertanggung para pegawai yang bertugas di Pelabuhan Paloh ini. Ia menyayangkan banyaknya kerugian yang harus ditanggung negara akibat ketidakbecusan mereka mengelola aset negara ini.
“Macam mana ini? Coba wartawan-wartawan liat. Bukan sikit-sikit aset yang harus dipelihara, dijaga. Ini semua dibeli pakai uang rakyat,” kata Gubernur sambil menunjuk inventaris kantor yang masih baru tapi tidak terawat tersebut.
Saat disinggung tentang mentalitas pegawai yang tidak bertanggung jawab sebagai akar persoalan, Gubernur sepakat dengan hal itu.
“Betul kan, apa yang saya bilang. Ini soal mentalitet,” kata Gubernur menegaskan statemennya di awal-awal kegiatan Safari Ramadan.
Persoalan mentalitas memang menjadi perhatian tersendiri bagi Gubernur Cornelis. Ia mengaku resah dengan masih melekatnya sifat dan mental sebagai bangsa terjajah di kalangan rakyat dan para pamong. Beberapa kali Cornelis mengungkapkan hal ini dalam banyak kesempata. Gubernur bertekad mengikis mentalitas ini untuk meninggalkan keterbelakangan dan kemelaratan yang masih menjadi sahabat sebagian besar rakyat Kalimantan Barat.□
=========
SERIUS. Gubernur dengan serius menyimak penjelasan salah satu staf PT. Aquarium Shrimp tentang proses pengembangbiakkan benur di lokasi pembibitan di Tanjung Gundul, Bengkayang. FOTO Budi Rahman/Borneo Tribune, Pontianak.

0 komentar:

 
Copyright  © 2007 | Design by uniQue             Icon from : FamFamFam             Powered by Powered By Blogger