Adil Ka' Talino, Bacuramin Ka' Saruga, Basengat Ka' Jubata....

Minggu, 06 April 2008

Terik Matahari, Terik Rizki


RUMAH Betang yang terletak di Jalan Sutoyo berhias diri sebagai tempat turunnya mempelai pria. Betang digunakan sebagai perwakilan kediaman mempelai pria yang berada di seberang pulau (Jawa).

Unsur-unsur adat Dayak kental di dalamnya. Di perkarangan yang bersih tampak bambu yang dirajut seperti rambut (Pabayo). Ia merupakan perhiasan yang selalu digunakan setiap kali ada upacara adat. Itulah yang disebut dengan pabayo.
Umbul-umbul atau pabanji juga memenuhi halaman. Pabanji ini, pada zaman dulunya dibuat dari daun pisang muda, tetapi yang sudah terbuka.
Atribut adat yang digunakan juga tampak amas-amas atau biasa disebut janur. Pada zaman dulu dan sekarang amas-amas terbuat dari daun enau.
Tiang Kenyalang atau tanda juga tampak kokoh. Ia menunjukkan suatu kebanggaan. Zaman dulu, tiang ini dikhususkan untuk orang-orang berkenamaan. Pernikahan Karol-Adhy masuk kategori ini karena ayahanda dr Karol adalah Gubernur Kalbar, Drs Cornelis, MH.
Walau sederhana, namun yang diharapkan adalah dengan dekorasi yang demikian akan memberikan pelajaran bagi kaum muda, terutama kedua mempelai mengenai kebudayaan Dayak. Ritual ini dilaksanakan Sabtu (5/4) sebelum matahari melewati jam 12 siang. Karena ada anggapan jika matahari sedang naik, maka kelak diharapkan kelak rezeki yang diperoleh kedua mempelai juga lebih baik. Tidak hanya harta dan tahta, tapi juga keturunan.
Mempelai pria bergerak dari Betang menuju Pendopo yang jaraknya hanya sekitar 300 meter. Mempelai tampak anggun dengan mengenakan pakaian adat.■Krisantus/Borneo Tribune

1 komentar:

Kristina Dian Safitry mengatakan...

jadi pengin main kesana nih pak. tapi saya belajar sejarah adat istiadat Batak dulu ya pak. maklum, dulu gak menyukai pelajaran yg satu ini,he..he...

 
Copyright  © 2007 | Design by uniQue             Icon from : FamFamFam             Powered by Powered By Blogger