Adil Ka' Talino, Bacuramin Ka' Saruga, Basengat Ka' Jubata....

Sabtu, 05 April 2008

Khusuk di Gereja, Membludak di Pendopo


Pesta Rakyat Pernikahan Karol-Adhy


DIIRINGI paduan suara yang melantunkan madah pujian dengan merdu membuat misa pemberkatan yang dipimpin Pastor Paulus Kota, Ofm.Cap berlangsung khusuk. Walau tak ada umat yang berdesakan dalam ruangan, tetapi semua bangku terisi sehingga keadaan gereja penuh.
“From This Moment On “ lagu Shania Twain yang dinyanyikan Koor Gereja Katedral St.Yosep Pontianak, mengiringi langkah kaki Karolin Margret Natasa menuju ke Altar. Sementara di depan Altar telah menunggu Pastor Paulus Kota,OFM.Cap, Ayahanda serta Ibunda Tercinta dari Karol dan Adhy.

“Yang terhormat Bapak Pastor Paulus Kota, kami sekeluarga datang mengantar kedua anak kami sebagai calon mempelai, yaitu Karolin Margret Natasa dan Andreas Adhy Nugroho. Mohon kesediaan Bapak Pastor selaku pejabat gereja untuk memberkati dan meresmikan putra-putri kami ini, yang saling ingin mengikatkan diri dalam sakramen perkawinan suci menurut tatacara gereja Katolik” ungkap Cornelis saat penyerahan keluarga, dan dimulainya Misa Perkawinan yang dilangsungkan di Gereja Katolik Katedral Santo Yosep, Jalan Patimura Pontianak, Jumat (4/4) kemarin.

Ikatan Sakramen Pernikahan Suci Karol dan Adhy telah menjadi tanda resmi Karol-Adhy sebagai pasangan suami dan istri. Tarian kolaborasi Dayak dan Jawa turut memeriahkan suasana di gereja saat itu.
Christiandy Sanjaya beserta Karyanti Tjung tampak hadir sebagai saksi dari Misa Pernikahan ini.

Tampaknya, umat benar-benar ingin menyaksikan moment awal kebahagian putri sulung Gubernur Cornelis itu. Pemberkatan dimulai pukul 09.00 WIB dihadiri sejumlah umat katolik dari berbagai kalangan.
Dekorasi ruang di mana rangkaian bunga ditempatkan di antara bangku sebelah kanan dan kiri paling depan membuat suasana yang khas. Altar juga dipenuhi bunga-bunga dan kain putih yang menghiasi tiang-tiang dalam Katedral.

Berbeda dengan keadaan di luar, sambil menanti selesainya misa pemberkatan, panitia terlihat sibuk dengan aktivitasnya. Bagian konsumsi misalnya, mereka yang sebagian besar ibu-ibu itu berada di posisinya masing-masing tepat di hadapan nasi kotak yang akan dibagikan kepada umat. Sementara, pelataran parkir di Katedral tidak mampu menampung banyaknya mobil hingga terpaksa jalan utama Pattimura digunakan sebagai tempat parkir. Petugas keamanan dibuat sibuk dengan padatnya arus lalu lintas, mereka bertugas dengan baik. Tak ada kemacetan berarti.

Misa pemberkatan berakhir sekitar pukul 11.30. Tetapi kedua mempelai dan orang tua tidak serta merta meninggalkan gereja. Umat yang hadir diberi kesempatan untuk mengabadikan moment tersebut dengan berfoto bersama pasangan. Setelah itu baru pulang.

Pukul 16.00 WIB rangkaian resepsi dilanjutkan di pendopo gubernur. Nuansa merah mendominasi tempat itu. Umbul-umbul, permadani sebagian besar ruangan, tenda-tenda penyambut tamu begitu semarak.
Para tamu mulai berdatangan sejak pukul 16.00. Lokasi parkir gedung-gedung sekitar pendopo dipenuhi kendaraan, rata-rata roda empat. Di halaman museum tampak beberapa bis berderet rapi. Agaknya mengangkut massa dalam jumlah besar asal berbagai kabupaten. Mereka terdiri dari kalangan kecil hingga kalangan elite berasal berbagai daerah.
Kedatangan tamu disambut dengan mesra oleh para penyambut tamu yang juga terdiri dari berbagai kalangan. Tidak hanya dari kalangan masyarakat biasa, tetapi juga beberapa pejabat provinsi seperti Sekda H Syakirman, Kepala BKIKD, Herry Djaoeng. Kadis Pendidikan, Ngatman. Kepala Badan Statistik, Nyoto Widodo, anggota DPRD Kalbar, Khatarina Lies. Ketua Dewan Adat Dayak (DAD) Kalbar, Thadeus Yus, dan beberapa yang lainnya. Tampak hadir memenuhi undangan antara lain Bupati Kapuas Hulu, Sambas, Bengkayang, Sintang, Melawi dan Landak.

Ribuan tamu memenuhi pendopo. Mereka disuguhi hidangan sambil menunggu atau sekedar ingin melihat kedua mempelai. Lalu-lintas sangat padat dan macet. Polisi dan petugas lainnya dibuat bekerja ekstra keras.

Pesta Rakyat

”Saya sangat terkesan, ini benar-benar pesta Rakyat,” ungkap Katharina Lies salah satu panitia yang juga anggota DPRD Provinsi saat melihat ribuan manusia memenuhi Pendopo Gubernur. Tidak ada perbedaan, semua diundang dan mereka merasa Pendopo Gubernur juga milik mereka.

Tiga ruang VIP dan tiga untuk umum juga terlihat penuh bahkan sebagian undangan harus makan sambil berdiri. Antrean panjang untuk bersalaman dengan gubernur dan pengantin seolah-olah tak berujung.

Sementara itu menurut Ignasius Lyong salah satu panitia pelaksana, sebenarnya tempat ini dibagi menjadi dua jalur, yaitu jalur di dalam pendopo dan samping. “Saat kita melihat kondisi Pendopo dipenuhi undangan, kita buat menjadi tiga jalur, tetapi rakyat yang terus berdatangan menjadikan semua jalur penuh. Jika ada kekurangan dalam hal pelayanan kami mohon maklum,” imbuhnya.
Para undangan dari berbagai kalangan ini juga dihibur oleh tiga artis ibukota yaitu Tia AFI, Rini AFI, dan Ruth Sahanaya.
Menyambut rangkaian acara besok (hari ini, red) Rumah Betang berbenah diri karena mempelai laki-laki (dr. Adhy) akan meminang (Matonde) mempelai wanita (dr. Karol) di pendopo. Ritual adat ini merupakan ritual yang dilaksanakan secara adat Dayak.■Krisantus, Lukas B Wijanarko/Borneo Tribune

0 komentar:

 
Copyright  © 2007 | Design by uniQue             Icon from : FamFamFam             Powered by Powered By Blogger