Adil Ka' Talino, Bacuramin Ka' Saruga, Basengat Ka' Jubata....

Rabu, 23 April 2008

Minim, Peran Pemda Gaet Wisatawan



SEJUMLAH biro perjalanan wisata di Pontianak mengharapkan pemerintah daerah meningkatkan peran untuk menarik minat wisatawan berkunjung ke Kalimantan Barat (Kalbar) sehingga peran mereka dapat berfungsi secara optimal.

"Dari seratus perusahaan biro perjalanan wisata yang ada, paling banyak hanya 10 buah yang benar-benar mampu membawa turis ke Kalbar khususnya Pontianak," kata Direktur Ateng Tour, Ronny Tansari saat dihubungi di Pontianak, Selasa.
Sementara biro perjalanan wisata lainnya lebih fokus untuk bergerak dibidang jasa pelayanan penjualan tiket transportasi umum. Menurut Ronny, salah satunya disebabkan minimnya promosi kegiatan maupun tempat wisata Kalbar.
Ia menyontohkan brosur kegiatan wisata di Kalbar terkait program Visit Indonesia Year (VIY) 2008 hingga memasuki bulan keempat (April-red) belum pernah mereka terima dari instansi teknis.
Padahal, lanjutnya, dengan adanya jadwal yang teratur, maka akan memudahkan mereka mempromosikan kegiatan yang dapat diikuti dan disaksikan calon wisatawan selama berkunjung ke Kalbar.
"Terpaksa, kami mengeluarkan dana pribadi untuk promosi," kata Ronny. Ateng Tour termasuk yang paling lama bergerak dibidang perjalanan wisata di Kalbar yakni 26 tahun.
Dalam perayaan Cap Go Meh 2558 yang diperingati Februari 2008, Ateng Tour membawa sekitar 200 wisatawan dari luar Kalbar ke Singkawang. Angka itu turun 33 persen dibanding tahun sebelumnya menyusul adanya larangan dari Pemkot Pontianak untuk merayakan Cap Go Meh 2558 di tempat umum sehingga kegiatan warga Tionghoa tersebut dipusatkan ke Singkawang.
Ateng Tour mengundang sendiri majalah khusus tentang pariwisata untuk meliput Cap Go Meh dengan harapan di tahun mendatang akan semakin banyak wisatawan yang tertarik baik domestik maupun luar negeri.
Ia mengakui, promosi maupun kemasan pariwisata yang dilakukan pihak Sarawak, Malaysia, membuat sekitar dua juta wisatawan hadir setiap tahun. "Kalbar punya peluang untuk menggaet wisatawan dari Sarawak karena program VIY 2008 menjadi jembatan Visit Malaysia yang dicanangkan tahun 2007," kata Ronny.
Tjia Bie Thian, dari biro perjalanan wisata PT Ceria Gemilang Utama Pontianak, mengaku pernah diprotes rombongan wisatawan asal Malaysia yang ia bawa berkunjung ke Pontianak.
"Wisatawan asal Malaysia itu mengeluh karena tidak ada satupun brosur kegiatan wisata dan peta tujuan wisata Pontianak bahkan Kalbar di hotel tempat menginap," kata Tjia Bie Thian.
Menurut wisatawan itu, pemerintah mendapat pajak 10 persen dari setiap sen uang yang dikeluarkan di Indonesia. "Jadi mereka protes karena tidak mendapat yang sesuai dari pembayaran pajak 10 persen selama berkunjung ke Indonesia. Hal sebaliknya terjadi di Malaysia," kata Tjia Bie Thian.
Di setiap tempat yang potensial dikunjungi wisatawan bahkan di losmen-losmen kelas melati, Pemerintah Malaysia menyediakan brosur dan tempat wisata serta peta secara gratis untuk mempermudah wisatawan menentukan kunjungan.
Selain itu, pemerintah juga harus menjamin rasa aman setiap wisatawan yang datang sehingga mereka tidak khawatir sewaktu menikmati suasana Kalbar.
Ronny Tansari maupun Tjia Bie Thian sepakat bahwa Kalbar memiliki prospek yang bagus di bidang pariwisata. Hal itu terlihat dari frekuensi lalu lintas antara Pontianak ke Kuching dan sebaliknya. Untuk transportasi darat, setidaknya terdapat 15 bus antarnegara yang setiap hari melayani rute tersebut. Sedangkan transportasi udara, setiap hari ada satu maskapai yang melayani rute Pontianak - Kuching dan sebaliknya. "Di Kota Pontianak, hotel-hotel semakin banyak jumlahnya baik yang kelas lokal maupun internasional," kata Ronny Tansari.
Sementara Tjia Bie Thian menilai, kualitas sebuah tempat wisata lambat laun akan membaik seiring semakin tingginya orang yang berkunjung.
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kalimantan Barat mengklaim telah menyiapkan 30 kegiatan dan setidaknya 36 objek wisata unggulan untuk menjaring 28 ribu wisatawan asing melalui program VIY 2008.□Antara/Borneo Tribune Foto Lukas B Wijanarko

3 komentar:

novie mengatakan...

siang pak....

sangat jarang sekali seni dan budaya suku dayak dipublikasi kan.

gimana kalo alat musik dan baju adat
lebih ditonjolkan.

agar dapat menarik para wisatawan.
karna sangat banyak sekali masyarakat indonesia yg belum mengenal suku dayak yang ada dikalbar khususnya.

makasih.

Unknown mengatakan...

selamat siang pak, senang sekali mengunjungi blog bapak, kl boleh saya berharap bahwa kedepannya kalbar bisa terhubung sarana dan prasarana transportasi yang baik sehingga potensi pariwisata bisa berkembang, saya sangat yakin dan percaya pada kepemimpinan bapak bisa mewujudkan itu. Tuhan memberkati

aminoz mengatakan...

Dayak , tiong hua bersatu didukung melayu!! Semoga dengan slogan yang sederhana ini,akan menjadikan kepemimpinan bapak membawa kalbar melangkah kearah yang lebih MAJU!!

 
Copyright  © 2007 | Design by uniQue             Icon from : FamFamFam             Powered by Powered By Blogger