SEBAGAI bangsa serumpun, Indonesia mempunyai hubungan baik dengan Malaysia. Namun belakangan ada beberapa kasus yang menimpa sejumlah tenaga kerja Indonesia (TKI) di Malaysia, hubungan diplomasi atau bilateral antara Indonesia dan Malaysia mengalami pasang surut.
Permasalahan yang sering timbul itu pun, lantaran dikarenakan adanya perlakuan yang tidak manusiawi dari oknum warga Malaysia kepada TKI, meski diantaranya terdapat orang Indonesia yang sifatnya legal dan ilegal.
Hal ini jelas, membuat Gubernur Kalbar, Cornelis, risih, karena Kalbar dan Malaysia adalah daerah perbatasan yang sangat dekat.
Perdagangan orang yang terjadi di Malaysia ini dikarenakan perbatasan darat yang melintasi Kalbar dan Malaysia sangat erat, mengakibatkan toke-toke leluasa melakukan trafficking, sehingga banyak warga Indonesia yang tertarik untuk bekerja disana dengan harapan bayaran mahal.
Saat menemui rombongan Kedutaan Besar (Kedubes) Malaysia untuk Indonesia di ruang kerjanya Kamis (13/3) sore lalu. Cornelis memaparkan, berdasarkan keterangan dari Konsulat Indonesia yang berada disana, masuknya mereka ke wilayah Malaysia juga tidak diketahui oleh Konsulat Indonesia.
Untuk itu, ia pun meminta kerjasama antara Malaysia dan Indonesia, tidak lantas pupus lantaran kasus-kasus kecil yang menimpa TKI beberapa waktu belakangan ini, karena dalam mengusut kasus TKI ilegal diperlukan kerjasama yang baik antar kedua negara.
“Keberadaan mereka semua, sama dengan kami yang ada disini yang membedakan hanya bendera saja. Kami juga akhirnya memberikan perlakuan-perlakukan yang tidak terlalu khas (istimewa) kepada mereka (orang Malaysia, red) yang datang,” jelasnya.
Bukan hanya itu, perbatasan laut pun juga masih menjadi persoalan yang simpang siur, kerugian pun semakin dialami Indonesia, beberapa kilometer daerah tampak hilang, mengakibatkan batas kontinentalnya atau Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) menarik perlahan-lahan.
Kedutaan Besar Malaysia untuk Indonesia, Dato Zainal Abidin bin Muhammad Zain, mengatakan Malaysia sampai saat ini masih diiringi dengan isu-isu negatif dari Indonesia.
“Usaha kita adalah untuk bekerjasama dan merapatkan hubungan antar kedua negara,” katanya di depan gubernur.
Padahal, hubungan diplomatik antara Indonesia-Malaysia sudah genap berumur 50 tahun, sebagai negara bertetangga merupakan dasar Negara Malaysia yakni mementingkan hubungan Malaysia dengan tetangga-tetangganya.
Dato mengharapkan Pemerintah Provinsi Kalbar tidak percaya dengan laporan negatif yang dikeluarkan oleh wartawan mengenai laporan negatif tersebut, bahwa fakta yang sebenarnya adalah hubungan Indonesia dengan Malaysia hingga kini sangat baik.
“Kedatangan kami kemari, adalah ingin mengetahui apa permasalahan daerah perbatasan serta faktor-faktor apa saja yang menjadi kendala,” ujar Dato.
Karena jelasnya, dasar Kerajaan Malaysia adalah untuk bekerjasama dengan sebaik-baiknya agar semakin merapatkan hubungannya dengan Indonesia. Sedangkan seperti penganiyaan yang dilakukan di Malaysia merupakan perlakukan yang dilakukan perseorangan.
Ia meminta kepada Indonesia, agar tidak terjerumus dengan isu-isu yang membuat negaranya dengan Indonesia semakin bersitegang, karena tindakan warga Malaysia kepada TKI hanya segelintir, dan ia menjawab dengan tegas bahwa jiwa Kerajaan Malaysia bukan untuk melakukan perlakuan kasar kepada warga negara tetanganya, namun tetap menjaga keharmonisan dan kerukunan. (Humas Pemprov Kalbar)□Aulia Marti/Borneo Tribune
Minggu, 30 Maret 2008
Hubungan Indonesia-Malaysia Sangat Baik
Diposting oleh Drs.Cornelis,MH di 05.37
Label: Perbatasan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar