Gubernur Kalbar, Drs. Cornelis, MH dan Penjabat Bupati Kubu Raya, Drs. Kamaruzaman, MM., melakukan kunjungan kerja bersama ke Desa Dabong, Kecamatan Kubu, Minggu (16/3) kemarin.
Kunjungan kedua pejabat Kalbar beserta rombongan ini diarahkan kepada keramba ikan kerapu yang potensial. Harga ikan jenis carnivora ini cukup mahal karena bernilai ekspor, sehingga menjadi daya tarik tersendiri. Bahkan bukan hanya Singapura, tapi juga Jepang dan China membutuhkan pasokan yang besar terhadap kerapu ini, selain kebutuhan lokal Kalbar serta Nusantara.
Permintaan terhadap ikan ini harga per kilonya mencapai rata-rata Rp 110 ribu. Sementara hasil panen nelayan atau petambak ikan kerapu tak pernah mampu mencukupi permintaan yang tinggi tersebut. Oleh karena itu untuk usaha kerapu, sebetulnya sangat menggiurkan.
Hendri selaku Ketua Kelompok Keramba Sejati, mengakui bahwa permintaan ikan ini cukup besar. Selama ini terlebih keramba kerapu terbilang jarang di wilayah ini.
“Sejauh ini kita hanya mampu panen 4 bulan sekali. Tetapi pasar berani meminta dalam 1 bulan 2 kali,” ujar Hendri.
Dengan kenyataan ini sudah jelas bahwa pasar kerapu sangat menggembirakan. Namun untuk memenuhi hal tersebut, Hendri bersama anggotanya mengalami kesulitan modal.
Untuk menciptakan keramba seperti yang telah dilakukan pihaknya, modal yang dikeluarkan mencapai Rp 300 juta. Dengan modal tersebut telah menghasilkan 200 kotak. Tiap kotak yang berukuran 2x3 meter tersebut rata-rata memiliki kedalaman hingga 2.4 meter.
Mahalnya harga perlubang diakibatkan dari mahalnya harga jaring yang akan mengelilingi lubang. Selain itu tiap lubang terdiri dari 3 jenis jaring berbeda. Berdasarkan hal tersebut, pihaknya akan berusaha keras untuk menambah kotak kubus agar hasil panen semakin meningkat. Namun sekali lagi Hendri mengatakan bahwa kendala modal menjadi halangan.
Cornelis setelah melihat langsung keramba serta mendengar potensi yang ada tersebut mengatakan, pemerintah akan memberikan solusi jika memang dinilai layak dari segi kualitas maupun pasar yang ada.
Menanggapi keluhan Hendri, Cornelis mengatakan perlu melihat lagi apa yang diperlukan. Sebagai pemerintah pihaknya akan siap membantu, namun untuk lebih pastinya hal tersebut dialihkan kepada Penjabat Bupati Kubu Raya.
“Gubernur hanya mem-back up saja, sedangkan wewenang ada di tangan Bupati karena itu adalah rakyatnya,” ujar Cornelis lagi.
Yang pasti dengan segala permasalahannya, pemerintah akan selalu siap membantu agar setiap nelayan dapat hidup layak.
Di tempat yang sama, Penjabat Bupati KKR, Kamaruzzaman mengatakan, Pemkab berupaya membantu semaksimal mungkin melalui program-program pemberdayaan ekonomi kerakyatan. Di sana tak terkecuali bidang perikanan.
Kamaruzzaman berjanji akan membangun dasar pembangunan yang kuat bagi KKR. Dimulai dengan persiapan Pilkada KKR dalam waktu dekat dan Bupati-Wabup terpilih akan melaksanakan program pembangunan yang lebih detil lagi, hingga teknis-teknis perikanan kerapu.□Hanoto/Borneo Tribune
Minggu, 30 Maret 2008
Cornelis-Kamaruzaman Lirik Kerapu
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
salam pak. kapan mau kunjungan lg ke dabong khususnya padang tikar potensi kelautannya khusus bidang perikanan budidaya perlu dukungan pemerintah sehingga masyarakat bisa diatahkan ke budidaya mengingat potensi penangkapan yg makin sulit diprediksi jg seiring dengan makin rusaknya ekosistem perairan akibat bebagai masal lingkungan sehingga berkurangnya jumlah ikan tangkapan, masyarakat jg tidak bs menolak dgn system penangkapan yg semakin canggih dgn bntuan satelite atau Global Positioning satelite, yg mau tidak mau dgn keterbatasa SDM mereka harus tetap menjalankan usahanya yg menurut hemat sy tidak kompetitif, terima kasih atas perhatiannya pak salam.
Posting Komentar