Adil Ka' Talino, Bacuramin Ka' Saruga, Basengat Ka' Jubata....

Minggu, 16 Maret 2008

Christiandy: Politik Tidak Selamanya Tergantung Uang

Dari Talkshow “Etnis Tionghoa dan Politik di Indonesia”


Tidak selamanya kemenangan politik tergantung dari banyak dan sedikitnya uang yang dimiliki oleh kandidat. Masyarakat semakin pintar memilih pemimpinnya. Hal itu terbukti pada saat pelaksanaan Pemilu Gubernur Kalbar beberapa waktu lalu. Kendati memiliki jumlah kekayaan paling sedikit diantara calon yang lain, pasangan Cornelis-Christiandy mampu memenangkan pemilihan gubernur langsung pertama di Kalbar.

Demikian dikatakan Wakil Gubernur Kalbar Drs. Christiandy Sanjaya, SE, MM, ketika menjadi pembicara pada Talk Show bertajuk “Etnis Tionghoa dan Politik di Indonesia” yang dilaksanakan oleh Kelompok Bakti Sosial Pengusaha (KBSP) Bandung di Gedung Yayasan Harapan Kasih Bandung, Sabtu (16/2) akhir pekan lalu.
Acara Talk Show yang diselenggarakan dalam rangka peringatan Hari Raya Imlek 2559 tahun 2008 ini menampilkan pula beberapa tokoh Tionghoa lainnya seperti Drs. Enggar Hastolukita dari Komisi V DPR-RI, Tan Siau Gie dari perwakilan KBSP Bandung, dan Ir. F. Teguh Satria, Ketua Umum REI Indonesia sebagai moderator.
“Kita dilahirkan di dunia ini, tidak dapat memilih mau jadi apa kita nantinya, mau jadi suku apa dan mau beragama apa, karena hal itu adalah merupakan kodrat dari yang Maha Kuasa. Oleh karena itu apapun yang telah ada pada kita hendaknya dapat kita syukuri dan kita terima dengan ikhlas, sebab kita sebagai manusia apapun yang kita lakukan itu adalah merupakan tanggung jawab kita masing-masing,” tuturnya.
Menyinggung masalah politik, Christiandy mengakui bahwa masyarakat saat ini semakin pintar sehingga semakin pintar pula dalam memilih pemimpinnya. “Masyarakat tidak lagi melihat siapa figurnya, tetapi melihat program-program apa yang akan dilaksanakan. Mereka mengharapkan apa yang dijanjikan nantinya bisa direalisasikan,” tutur mantan Kepala SMK Imanuel Pontianak ini mantap.
Lebih lanjut Christiandy menegaskan bahwa politik tidak selamanya karena uang. “Karena uang dapat menjadi bumerang bagi kita, sehingga walaupun kita tidak memiliki uang yang banyak, kita bisa menang di panggung politik,” ungkap bapak satu anak yang telah terbukti dapat memenangkan Pilkada Gubernur Kalbar 15 November 2007 lalu.
Christiandy mengatakan, ikut berpolitik merupakan panggilan. Jabatan yang diperoleh adalah merupakan suatu amanah yang diditipkan olah Tuhan sebab tidak ada segala sesuatunya tanpa seizin Tuhan. “Sebaliknya, jika kita telah digariskan untuk menjalani hal itu tentu kita tidak bisa untuk menolaknya,” ujarnya lagi.
Menjawab pertanyaan salah seorang peserta Talk Show tentang apa kontribusi Christiandy sebagai wakil gubernur terhadap etnis Tionghoa, dijelaskan bahwa tujuan dari visi dan misi pembangunan Kalbar adalah untuk mensejahterakan masyarakat dengan memerangi kebodohan dan kemiskinan serta meningkatkan taraf kesehatan masyarakat khususnya masyarakat Kalbar. “Visi dan misi ini tidak hanya dikhususkan untuk etnis tertentu. Jika memang ada masyarakat dari etnis Tionghoa yang masih bodoh, miskin serta taraf kesehatannya masih sangat rendah secara otomatis akan dibantu,” tangkis Christiandy dengan diplomatis.
Hadir pula dalam kesempatan tersebut Gabernur Jawa Barat, Dany Setiawan, Walikota Bandung, Dada Rusada, SH, M.Si, Sekretaris Daerah Prov Jabar, Ir. Lex Laksamana, dan rombongan yang menyertai Wakil Gubernur Kalbar termasuk Kepala Kesbanglinmas, Totot WD beserta staf, TU Wagub dan staf Humas. (ruslan/humasprov)□Andry/Borneo Tribune

0 komentar:

 
Copyright  © 2007 | Design by uniQue             Icon from : FamFamFam             Powered by Powered By Blogger