Adil Ka' Talino, Bacuramin Ka' Saruga, Basengat Ka' Jubata....

Kamis, 18 Februari 2010

Pengusaha Perkebunan Mesti Patuhi Aturan

Pontianak--Pelaku usaha perkebunan diminta mematuhi aturan yang berlaku dalam mengembangkan investasi di Kalbar. Pernyataan tersebut disampaikan Gubernur Kalbar Cornelis, pada ekspose program dan pengesahan memorandum of understanding (MoU) PT Cipta Usaha Sejati (CUS) dengan Flora Fauna Internasional (FFI) dan Internasional Animal Rescue (IAR) di Balai Petitih Kantor Gubernur Kalbar, Selasa (9/2).

Hal tersebut kata Cornelis, untuk menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan (benturan) di masyarakat, “Pengusaha jangan beranggap pemerintah yang menghambat investasi, namun patuhi aturan di lapangan agar tidak terjadi benturan,” terang Cornelis.
Cornelis menuturkan, pembukaan perkebunan, otomatis akan melibatkan manusia, fauna dan flora di kawasan tersebut, sehingga perusahaan memikirkan juga bagaimana menyejahterakan ketiganya, sehingga perusahaan harus menyiapkan paling tidak 2000 hektar kawasan konservasi yang di kelola dinas kehutanan.
Selain itu, menurut Cornelis, Badan Pertanahan Nasional (BPN) harus konsisten dalam menentukan kawasan, “Jangan kawasan konservasi masuk dalam kawasan hak guna usaha (HGU),” ujar Cornelis.

Satukan persepsi
Dia juga menyarankan pengusaha perkebunan dan Non Government Organisation (NGO) atau Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) untuk menyatukan persepsi sehingga ‘benturan’ di lapangan seperti masalah sosial dapat di atasi, dan masyarakat tidak di rugikan.
Seharusnya NGO, pemilik modal dan masyarakat duduk satu meja untuk menyelesaikan apapun permasalahan yang terjadi di lapangan, sehingga ke depan produk-produk CPO kalbar tidak di hambat di dunia internasional.
Terjadinya benturan perusahaan dengan NGO baik internasional maupun nasional, kata mantan Bupati Landak itu, karena pendekatan perusahaan ke masyarakat lemah, “Perhatikanlah masyarakat di sekitarnya, libatkan mereka misalnya menjadi manager, jangan dimonopoli semua, dan kelola lah lingkungan dengan baik,” kata Cornelis.

Program konservasi
Salah satu perusahaan yang sudah menyiapkan kawasan konservasi adalah PT. CUS, dalam mengembangkan perusahaannya juga menurut Hasjim Umar dari PT CUS, mempertimbangkan berbagai aspek, salah satunya, aspek ekologi (lingkungan hidup), melalui Program Pengelolaan Kawasan Konservasi, yang didalam pelaksanaannya akan secara integratif bekerja sama dengan lembaga Flora Fauna International (FFI), International Animal Rescue (IAR) serta bimbingan dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA).
Kegiatannya antara lain adalah berupa inventarisasi kondisi dan potensi sumber daya alam (biodiversity) melalui survei High Conservation Value (HCV) dan Inventarisasi potensi fauna endemik lokal, khususnya Orang Utan, “Ini semua dimaksudkan untuk menjelaskan kepada parapihak bahwa kami berniat belajar bersama untuk mengelola kawasan konservasi serta fauna endemik yang ada, sebagai bagian dari ekosistem yang ada pada wilayah kerja kami serta membangun keseimbangan alam antara vegetasi hutan alam tropika basah (tropical rain forest) dengan tanaman exsort yaitu kelapa sawit sebagai komoditi ekonomi usaha kami, papar Hasjim.
Areal yang dicadangkan untuk Kawasan Konservasi seluas: 11.246,37 Ha (25.63 %). PT CUS juga sejak tahun lalu, sudah tercatat sebagai anggota tetap R.S.P.O. serta telah mendapatkan sertifikat I.S.O. 9001:2008 (tentang sistem manajemen mutu) dan 14001:2004 (tentang sistem manajemen lingkungan).
Untuk mengelola aspek sosial, melalui Program Community Development dengan titik berat pada pemberdayaan masyarakat melalui kegiatanyang dinamakan ‘Program Ketahanan Pangan’, selain itu, pengembangan sapi lokal, kambing lokal, ayam buras serta penanaman padi varietas unggul dengan umur pendek (3 bulanan) yang menghasilkan produksi tinggi.
“Kita membangun ‘image baru’ tentang aktifitas perusahaan perkebunan kelapa sawit yang ada di Kalimantan Barat ini, dari suatu usaha yang terkesan eksploitatif dan merusak lingkungan, menjadi suatu usaha yang semakin konservatif dan ramah lingkungan,” pungkas Hasjim.(borneotribune.com)

0 komentar:

 
Copyright  © 2007 | Design by uniQue             Icon from : FamFamFam             Powered by Powered By Blogger