Adil Ka' Talino, Bacuramin Ka' Saruga, Basengat Ka' Jubata....

Selasa, 27 Oktober 2009

Herry Djaung Meninggal, Gubernur Kirim Ucapan Duka dari Amerika


Pontianak (BORNEO TRIBUNE)--Sore itu, Sabtu (3/9), pukul 18.00 Wib. Ruangan ICCU lantai IV Rumah Sakit Santo Antonius (RSSA) ramai dengan hilir mudik orang yang datang. Wajah mereka terlihat beragam. Ada rasa letih, kuatir, bahkan sesekali canda. Diantara para pengunjung itu, terlihat para pejabat teras di pemerintahan Provinsi Kalbar. Ada Ignatius Lyong, Asisten I Pemprov Kalbar. Munshin, Asisten III. Johanes Numsuan Madsun, Kabag Humas Protokoler Setda Kalbar.

Pada salah satu sudut ruang ICCU, terbujur di pembaringan seorang laki-laki yang kesehariannya penuh dengan canda tawa. Lelaki itu bernama Herry Djaung (56). Herry adalah Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah Provinsi Kalimantan Barat.
Seorang perempuan paroh baya terlihat terus terisak. Sesekali ia menghapus air mata yang terus berderai. Matanya seolah tak lepas memandang jasad yang terbujur kaku di pembaringan.
Kerabat yang berada di sekitarnya, mencoba bertanya dan menghibur. Ia menjawab seperlunya. Setelah kembali terisak. Hidungnya memerah. Matanya mulai membengkak. Perempuan itu bernama Yuline Marhaeni, istri Herry Djaung.
Sekitar pukul 12.00 Wib, Yuline mengantar suaminya ke rumah sakit. Setelah diurut, Herry merasa sesak nafas. Dibantu tetangganya, Herry diantar ke Unit Gawat Darurat (UGD) RSSA. Selang satu jam dalam perawatan di UGD, Herry semakin kritis. Dia dimasukkan ke ruang ICCU.
Menurut penuturan Ricky, siang itu ia ditelepon adiknya, Yunita Claudia Larasati. Ia diberitahu, orang tuanya masuk rumah sakit. Claudia adalah anak ketiga, bungsu dari Herry. Ia siswa kelas 11 SMAN I Pontianak. Ricky langsung menyusul ke rumah sakit.

Di sana ia bertemu sang ayah, yang sesekali mengatakan sakit dada. “Papa bilang ke Ricky, kalau dadanya sakit,” kata mahasiswa Fakultas Hukum Untan itu.

Menjelang sore semakin menurun. Ia sempat diberi oksigen. Namun, oksigen itu dilepas, karena sesak nafas yang dialami. Kondisi tidak berubah. Pastor memberi sakramen minyak suci. Akhirnya, sekitar pukul 16.55 Wib, Herry menghembuskan nafas terakhir.

Herry anak pertama dari 12 orang, pasangan GP Djaung (80) dan Anastasia (77). Djaung mantan Bupati Sintang. Herry dikenal sebagai orang baik dimata rekan kerjanya.
“Dari dulu saya sudah kenal dengan beliau. Dia orang yang baik, humoris, tidak pernah tampak susah dan tidak mau menyusahkan orang lain,” kata Ignatius Lyong, Asisten I Pemerintah Provinsi Kalbar. Lyong menyaksikan detik terakhir Herry.
Lyong berada sejak awal di ruang UGD. Bahkan, saking mendadak mendapatkan kabar Herry masuk rumah sakit, Lyong yang baru tiba dari Jakarta, hanya mengenakan celana pendek dan baju kaos oblong.
“Saya terkejut waktu dikasih kabar Pak Herry masuk rumah sakit. Saya langsung datang,” ucap Lyong, yang terlihat sibuk menerima telepon selama berada di RSSA.
Lyong mengatakan, meninggalnya salah satu Eselon II Pemprov Kalbar ini, telah dikabarkan ke Gubernur Cornelis yang sedang berada di Amerika Serikat. Gubernur langsung mengucapkan bela sungkawa dan duka cita, atas berpulangnya salah satu stafnya.
“Pak Gub langsung mengirimkan pesan singkat turut berduka cita dari Amerika ke pada Pak Kebing, Ketua DPRD Sementara dan sudah disampaikan langsung ke istri Pak Herry,” kata Lyong.
HM. Munshin yang turut berada di ruangan ICCU, juga mengatakan terkejut dengan kepergian Herry yang begitu tiba-tiba. Munshin diberi kabar Herry meninggal pukul 17.00 Wib. Dia langsung datang ke rumah sakit.
“Saya sangat terkejut saat diberi tahu Pak Herry meninggal. Benar-benar tidak menyangka karena mendadak sekali,” kata mantan Plt. Bupati Sanggau ini.
Munshin menceritakan, dirinya terakhir bertemu dengan Herry pada saat Safari Ramadan tahun ini. Dia sempat satu mobil dengan Herry.
“Di perjalanan menuju Pontianak, kami singgah di Sosok untuk istirahat. Saat itu beliau bilang, kalau mati mendadak tidak merepotkan orang,” kata Munshin menirukan perkataan Herry. Saat itu, Munshin mengatakan sambil berolok-olok bahwa bahaya rokok dapat menyebabkan kematian.
Herry dikenal sebagai perokok berat. Munshin mengatakan, sebelum rapat di kantor Gubernur, biasanya Herry numpang merokok di ruangannya.
Herry pernah memiliki riwayat penyakit jantung. Tahun 2006, dia pernah dibawa ke Rumah Sakit Harapan Kita Jakarta, dan dipasang cincin pada jantungnya.
“Saat itu masih jadi Kadis di BKIKD,” kata adik keempat Herry, Andreas Djaung. BKIKD singkatan dari Badan Komunikasi, Informasi dan Kearsipan.
Setelah operasi tersebut, penyakit jantung Herry tidak pernah kambuh. Hingga siang itu, Herry kembali terkena serangan jantung dan merenggut nyawanya.
Andreas mengatakan, sebagai kakak tertua Herry menjadi panutan dan contoh bagi saudara-saudaranya yang lain. Sejak orang tua mereka pensiun, Herry menjadi pembimbing adik-adiknya yang berjumlah 11 orang.
“Kami merasa sangat kehilangan sosok panutan,” ucap Andreas, sambil matanya berkaca-kaca.
Kehilangan yang sama juga dirasakan Jakius Sinyor, Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kalbar, dan Lensus Kandri, Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kalbar.
Jakius, walau baru mengenal dekat Herry pada Januari lalu saat sama-sama dilantik menjadi kepala dinas, namun menurutnya kehilangan sangat dirasakan karena Herry orang yang baik dimata Jakius.
“Saya benar-benar kaget saat mendapatkan informasi dari pak Kartius kalau beliau meninggal. Kita semua pasti merasakan kehilangan. Dia merupakan salah satu tokoh Kalbar,” tutur Jakius yang tampak hadir bersama istri di ruang pemulasaran jenazah, sesaat sebelum jenazah di bawa ke rumah duka.
Sealama berkarir di pemerintahan, Herry pernah menjabat sebagai Mawil hansip. Setelah itu menjadi Kabag Penerangan dan Pemberitaan di Biro Humas. Lalu, menjadi Kepala Biro Humas. Selepas itu, menjabat Kepala Badan Komunikasi Informasi dan Kearsipan Daerah. Jabatan terakhirnya, Kepala Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah. Selamat jalan Pak Herry. (Rizky Wahyuni/Hentakun)

1 komentar:

Franseda Djaoeng mengatakan...

Atas Nama Keluarga Besar GP. Djaoeng saya mengucapakan terima kasih yang sebesar2nya khususnya kepada Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat serta handai taulan semua atas segenap perhatian yg telah diberikan mulai dari sakit hingga wafat serta pemakaman almarhum. Tidak lupa pula mohon maaf yg setulusnya atas segenap kesalahan, kekhilafan yang telah dilakukan almarhum semasa hidupnya. Semoga Tuhan Menberkati. Amin

 
Copyright  © 2007 | Design by uniQue             Icon from : FamFamFam             Powered by Powered By Blogger