Adil Ka' Talino, Bacuramin Ka' Saruga, Basengat Ka' Jubata....

Selasa, 27 Oktober 2009

Gubernur Pertanyakan Listrik 10 Ribu MW

Pontianak (BORNEO TRIBUNE)--Gubernur Kalbar, Cornelis ditemui usai membuka training penjurian dan eksebisi Perkutut Korwil Kalbar di Pontianak, Jumat (24/7), mengaku banyak investor yang ditolak hanya gara-gara suplay perusahaan listrik negara (PLN) yang tidak memadai.
“Banyak investor yang ditolak. Alasannya, klasik, soal pasokan PLN yang tidak memadai,” ujar Cornelis.

Cornelis mengakui kalau masalah listrik bukan hanya di Kalbar namun Kalimantan, bahkan negara mengalami masalah tidak cukupnya listrik, sehingga untuk di Kalbar pemerintah punya program 10 ribu megawott (MW) tahap dua namun sampai sekarang belum selesai, padahal sudah teken kontrak.
Mantan Kepala pengawas pertambangan Provinsi Kalbar itu menjelaskan Kalau mau membangun pabrik almunium harus punya listrik, jika tidak tercukupi kapasitas listrik maka investor tidak mau membangun pabrik.
“Investor memang niat membangun pabrik, tapi itu tadi listrik yang tidak mencukupi menjadi kendalanya,” katanya.
Kendati demikian, Cornelis optimis persoalan listrik tahun 2010 selesai. Ia juga menyatakan tidak akan mendesak PLN agar secepatnya menyelesaikan masalah listrik di Kalbar karena PLN sudah tahu apa yang dilakukan jika menghadapi masalah kurangnya pasokan listrik.
“Tak perlu didesak, PLN tahu kapan selesainya semua sudah teken kontrak tapi mengapa tak jadi-jadi, saya juga tak ngerti,” ungkapnya agak kesal.
Kepala Bakomapin (Badan Koperasi dan UKM, Kerjasama Promosi, dan Investasi) Provinsi Kalbar, M. Zeet Hamdy Assovie terpaksa menolak tiga investor asing yang akan menanamkan modalnya di Kalbar, lantaran kondisi listrik sering byar pet, sehingga dikuatirkan tidak mencukupi kebutuhan operasional pabrik. Hal tersebut diungkapkan di ruang kerjanya kantor Bakomapin, Jumat (24/7).
Investor yang ditolak Bakomapin berasal dari Amerika Serikat, Singapura dan Prancis. Amerika Serikat dan Singapura sedianya bergerak di bidang property, Prancis di bidang karet dan CPO.
Walau sudah menolak investor itu, namun M Zeet terlihat kesal. Ia kesal karena kondisi listriklah yang menjadi penyebabnya. Bukan karena daerah tidak menerima investor.
“Kantor saya hari ini saja sudah tiga kali listrik mati, bagaimana mau kerja, dan kondisi itu juga jelas tidak mengenakkan bagi investor,” katanya sembari mengatakan, bila investor masuk ke Kalbar maka lapangan kerja juga akan terbuka lebar.
Data perkembangan investasi penanaman modal dalam negeri (PMDN) dan penanaman modal asing (PMA) di Kalbar tahun 2009 menyebutkan Untuk semester satu, rekap data proyek PMDN yang menyampaikan LKPM ada 33 proyek, jumlah rencana proyek 171, terealisasi sampai Juni 126 proyek.
Untuk Investasi dengan nilai rencana Rp44,08 triliun, yang sudah terealisasi sampai Juni Rp6,11 triliun. Data PMA Kalbar tahun 2009 semester satu menyebutkan, jumlah proyek yang menyampaikan LKPM 15, jumlah rencana proyek 159 yang terealisasi 58. Untuk Investasi PMA di Kalbar nilai rencana US$ 2,492 milyar, yang sudah direalisasi sampai bulan juni US$ 786,297 juta.
Menurut M. Zeet rata-rata persentase investasi PMDN dan PMA meningkat.

PLN Mengakui
Humas PT. PLN Persero wilayah kalbar, Adrianus Alep dihubungi via telepon mengakui Kalbar memang mengalami masalah listrik sehingga byarpet, namun PLN tidak mau serta-merta disalahkan terkait masalah ini, karena semua komponen ikut bertanggung jawab.
Ia mengharapkan agar masyarakat membayar listrik tepat waktu, gunakan listrik seperlunya, matikan selebihnya. “Yang terjadi sekarang, bukan hanya kesalahan PLN, namun masyarakat termasuk kantor-kantor juga belajar berhemat,” harapnya.
Adrianus juga menjelaskan kalau saat ini PLN sedang menambah daya menjadi 2x50 MW dengan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) di Pantai Kura-Kura Singkawang, dalam waktu dekat akan direalisasikan, jika pembebasan lahan sudah selesai. Sehingga pabrik-pabrik investor yang akan masuk tidak terkendala listrik lagi.
Adrianus juga menyayangkan sikap pemerintah yang terkesan setengah-setengah menertibkan layang-layang terutama yang menggunakan tali kawat, sehingga kalau menyentuh kabel PLN dapat menimbulkan ledakan dan merusak komponen listrik. “Masyarakat jangan hanya melihat kesalahan PLN, tapi lihat juga penyebab kenapa PLN byarpet, jangan hanya PLN yang salahkan,” ujarnya ketus.(Hentakun)

0 komentar:

 
Copyright  © 2007 | Design by uniQue             Icon from : FamFamFam             Powered by Powered By Blogger