Adil Ka' Talino, Bacuramin Ka' Saruga, Basengat Ka' Jubata....

Kamis, 20 November 2008

Pelepasan Jamaah Haji ala Gubernur Cornelis


LEPAS CALON HAJI
Gubernur Cornelis melepas secara resmi keberangkatan jamaah haji asal Kalbar di Pendopo Gubernur (17/11). FOTO Budi Rahman/Borneo Tribune

Wajah-wajah tamu Allah tampak cerah ceria berkumpul bersama di Pendopo Gubernur yang kini penuh ornamen Dayak. Bapak-bapak dan Ibu-ibu calon haji itu bersiap mengikuti acara pelepasan yang khusus digelar sebelum keberangkatan mereka ke tanah suci bersama Gubernur Cornelis.
Selain Gubernur Kalbar tampak hadir pula Ketua DPRD, Zulfadhli bersama Sekda dan sejumlah kepala Dinas, Kantor dan Badan di lingkungan Pemerintah Provinsi Kalbar. Suasana pelepasan keberangkatan jamaah haji tetap terlihat penuh greget meski tidak diisi seremoni yang sarat dengan aroma selebrasi.
Kepala Kantor Departemen Agama Kalbar, Rasmi Sattar dalam sambutannya menjelaskan prosedur dan kondisi para jamaah yang akan berangkat menunaikan rukun Islam kelima ini. Jamaah haji asal Kalimantan Barat pada musim haji tahun 2008 menurut Rasmi Sattar berjumlah 2.340 orang. Kota Pontianak mengirim utusan terbanyak dengan jumlah 800 orang jamaah lebih.
Dari sejumlah nama jamaah yang telah mendaftarkan diri pada musim haji kali ini tercatat beberapa nama tidak bisa berangkat dengan beberapa alasan. Ketidakberangkatan para jamaah haji tersebut disebutkan oleh Rasmi Sattar.
“Satu orang mengundurkan diri, satu orang hamil, satu orang sakit dan empat orang jamaah meninggal sebelum keberangkatan,” kata Rasmi Sattar.
Diterangkan oleh Rasmi Sattar untuk memberangkatkan 2.340 jamaah asal Kalbar ini dilakukan dengan beberapa kelompok terbang (Kloter). Setiap kloter ada pemimpin kloter lengkap dengan pembimbing dan petugas medis.
“Untuk memberangkatkan jamaah ke embarkasi Batam kita bekerjasama dengan Lion Air,” kata Rasmi menyebut maskapai lokal pengangkut jamaah.
Ada beberapa hal yang cukup menggelikan pada acara pelepasan, mengingat tidak semua jamaah pernah keluar negeri, Kakandepag mengingatkan para jamaah untuk memperhatikan beberapa hal kecil.
“Saya mendengar banyak koper yang tidak bisa diberangkatkan karena membawa benda cair. Saya pikir itu pasti minyak kelapa,” sindir Rasmi pada jamaah.
Usai Kakandepag memberikan sambutan pembukaan, tiba giliran Gubernur Cornelis memberikan sambutan. Sebelum naik podium, Gubernur diminta memberikan pataka lambang daerah dan bendera Merah Putih sebagai simbol pelepasan kepada perwakilan jamaah haji asal Kalbar.
Di atas podium Gubernur Cornelis mulai memberikan sambutan yang mengundang simpati jamaah. Gubernur yang kebetulan Orang Dayak dan Beragama Katholik ini di luar dugaan sanggup memberikan sambutan yang cukup mengena dan terasa pas dengan psikologis para calon jamaah haji asal Kalbar ini.
“Saya tidak bermaksud mencampuri urusan ibadah masing-masing agama. Tapi karena ini menyangkut rakyat Kalbar, rakyat saya juga. Rakyat saya itu macam-macam, ada Islam, Katholik, Kristen, Budha juga Kong Hu Cu maka itu harus saya urus,” kata Gubernur.
“Mengurus keberangkatan dua ribu jamaah itu harus sistematis dan terorganisir,” kata Gubernur.
Sikap Gubernur yang terkesan tidak membeda-bedakan ini diapresiasi oleh hadirin. Pidato Cornelis yang sebagian di luar teks sebagai gubernur Kalbar berhasil masuk ke memori hadirin. Tak sedikit jamaah yang mengangguk-anggukkan kepala saat mendengar petikan kalimat Gubernur yang dirasa cocok. Namun tak jarang jamaah juga dibuat tersipu malu mendengar celetukan Gubernur yang lumayan iseng.
“Jangan khawatir bapak ibu soal minyak kelapa, Orang Arab itu udah pinter. Tau dia orang Indonesia itu makanannya apa,” sindir Gubernur.
“Kecuali satu,” kata Cornelis memotong kalimat.
“Tempoyak,” katanya mengundang gerr hadirin.
Bahasa yang terkesan polos dan jenaka dari Gubernur sepertinya berhasil membuat cari suasana. Kemampuan retorika Gubernur yang tidak dimiliki oleh gubernur-gubernur di era Orde Baru ini memang cukup mumpuni. Logika sederhana yang dicampur joke-joke membalut kalimat pidato Gubernur yang tidak lari dari pesan awal.
“Jaga disiplin, jangan masih bedandan kalau bisa sudah mau berangkat. Jaga kebersamaan, jangan sampai pesawat gagal berangkat karena masih ada satu orang yang ketinggalan,” pesan.
Malam itu Gubernur tampaknya tahu kondisi di tanah suci. Tidak hanya hal-hal normative yang ia pesankan. Soal teknis di tanah Arab juga ia pesankan. Menjelang musim dingin, jamaah diingatkan untuk tidak lupa membawa jaket tebal. Juga persiapan-persiapan yang harus dilakukan ketika berziarah ke tempat-tempat yang dianggap makbul untuk berdoa.
Terakhir sebagai kepala daerah menitipkan pesan kepada para jamaah haji asal Kalimantan Barat sebelum berangkat.
“Setibanya Bapak Ibu nanti di tanah suci Saya mohon didoakan supaya Kalimantan Barat aman, damai dan sejahtera,” pesan Gubernur. Hadirin dan para jamaah yang mendengar permintaan Gubernur Cornelis merasa haru dan bangga. Tepuk tangan dan aplaus panjang mengisi ruang pendopo.□Budi Rahman/Borneo Tribune, Pontianak

0 komentar:

 
Copyright  © 2007 | Design by uniQue             Icon from : FamFamFam             Powered by Powered By Blogger