Gubernur Kalbar Drs Cornelis, MH meminta pelelangan Benua Indah Grup (BIG) ditunda. Hal ini disampaikannya saat menerima perwakilan petani sawit yang bekerja di perusahaan tersebut, di Kantor Gubernur, Jumat (16/5).
“Saya akan sampaikan ini meminta Benua Indah Grup (BIG) menunda dulu pelelangannya,” ucap Cornelis.
Pertemuan yang berjalan sekitar setengah jam tersebut berjalan santai. Raut wajah tegang yang diperlihatkan belasan petani sebelum gubernur datang tampak cair. Beberapa spanduk yang mereka bawa pun digulung, setelah melihat Cornelis datang dengan senyumnya khasnya. “Kami harapkan Bapak bisa meminta penundaan pelelangan BIG,” minta Has. L. Natty, Koordinator petani BIG.
Has menjelaskan ketika BIG dilelang akan membuat permasalahan, karena petani merasakan dirugikan karena karyawan minta di PHK.
Has beralasan permintaan PHK oleh karyawan itulah yang nantinya membuat pengolahan sawit terhenti. ”Siapa yang mau panen sawit kalau semua karyawan mogok kerja,” jelasnya.
Has pun menyampaikan selama ini mereka mendapatkan intimidasi dengan gaya-gaya kekerasan yang membuat nyawa mereka merasa terancam.
Mendapatkan penjelasan seperti itu gubernur pun memastikan akan meminta BIG untuk menunda dulu pelelangan tersebut. Mengenai intimidasi yang petani dapatkan, Cornelis mengharapkan semaksimal mungkin menghindarkan hal tersebut. ”Kalau memang mengancam keselamatan silakan lapor ke polisi, biar polisi yang tangani,” minta Cornelis.
Merasa puas dengan tanggapan yang diberikan gubernur, para petani sawit ini pun membubarkan diri dan melanjutkan pengaduannya ke DPRD Provinsi Kalbar. Pengawalan yang ketat dari polisi tak menyurutkan niat mereka untuk mengadukan nasib ke DPRD.
Sampai di gedung rakyat tersebut, kembali mereka membentangkan spanduk yang sempat digulung. Namun tak lama berselang, Sekretaris Komisi B Ir.H Luthfi A Hadi menerima belasan petani itu.
Sama ketika berjumpa gubernur, di hadapan dewan pun mereka menyampaikan hal yang sama meminta dewan untuk menunda pelelangan BIG, karena berakibat buruk jika hal itu dilakukan.
Setelah mendengarkan aspirasi dari rakyat yang diwakilinya, Luthfi menyampaikan bahwa dewan telah mengundang KPKNL dan Bank Mandiri untuk membicarakan permasalahan ini.
Namun legislator PBR ini tidak berani memastikan untuk menunda pelelangan BIG karena harus dibicara dengan beberapa pihak terkait. ”Kami tidak bisa putuskan sendiri, karena ada mekanisme yang harus kami jalankan,” kata Lutfhi.
Ia pun mengaku kalau dewan sendiri masih terjadi silang pendapat. Banyak dewan yang menyetujui pelelangan, namun tidak sedikit yang meminta penundaan pelelangan mengenai permasalah ini.
Mendapatkan penjelaskan tersebut beberapa perwakilan sempat ngomel sendiri. ”Katanya wakil rakyat, berjuang untuk rakyatnya saja tak bisa, gubernur saja berani,” kesal Sirwan sambil berlalu keluar ruangan.
Namun sebagian besar petani tersebut bisa memaklumi tugas dewan yang tak bisa memutuskan sendiri permasalahan ini, dan mengharapkan dewan secepat mungkin mengeluarkan sikapnya terhadap permasalahan yang dihadapi BIG.□Sugeng Mulyono/Borneo Tribune, Pontianak

Selasa, 19 Agustus 2008
Gubernur Minta Pelelangan BIG Ditunda
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar