Adil Ka' Talino, Bacuramin Ka' Saruga, Basengat Ka' Jubata....

Rabu, 23 April 2008

Rute Bis Tiga Negara Terhambat Kesiapan Brunei

RUTE bis antarnegara yang melewati tiga negara di Kalimantan masih dalam tahap persiapan karena ada sejumlah aturan yang belum dipenuhi salah satu negara, yakni Brunei Darussalam.

"Misalnya soal asuransi, Brunei Darussalam belum siap sehingga butuh waktu lagi," kata Kepala Dinas Perhubungan dan Telekomunikasi (Dishubtel) Kalimantan Barat, Ibrahim Basri di Pontianak, Jumat.
Selama ini rute bis antarnegara dari Pontianak (Kalbar) menuju Kuching (Sarawak) dan sebaliknya setiap hari dilayani 15 unit dari masing-masing kota tujuan. Penambahan rute dan kota tujuan setelah ada kesepakatan dari pemerintah masing-masing dalam pertemuan BIMP EAGA atau Kawasan Pembangunan ASEAN Timur tahun lalu.
Menurut dia, dengan adanya angkutan reguler yang melewati tiga negara itu, maka mobilitas barang dan jasa di sepanjang rute diharapkan dapat meningkat.
"Cukup banyak tenaga kerja asal Indonesia yang tinggal di rute yang akan dilalui terutama di kawasan Sarawak. Di wilayah itu banyak terdapat lahan perkebunan yang pekerjanya sebagian besar asal Indonesia," katanya.
Selain itu, pemerintah mengharapkan rute tersebut membuka peluang semakin bertambahnya wisatawan asing ke Indonesia. Khusus Sarawak, selama 2007 diperkirakan mampu menyedot dua juta turis asing sementara Kalbar masih berkisar di angka puluhan ribu orang.
Ibrahim Basri menambahkan, minat pemilik angkutan reguler terhadap rute Indonesia - Malaysia - Brunei Darussalam cukup tinggi meski belum ada rute resmi.
Ia mengakui, rute tersebut memiliki jarak tempuh yang panjang karena mengitari hampir separuh Pulau Kalimantan melalui jalur utara mulai dari Pontianak hingga Bandar Seri Begawan. Namun ia optimis tahun ini rute tersebut dapat dilalui secara resmi.
Sedangkan operasional terminal bis antarnegara di Sungai Ambawang, Kabupaten Kubu Raya, ditargetkan akhir 2009. "Bersamaan dengan selesainya pembangunan jalan lintas Kalimantan terutama ruas Pontianak - Tayan," katanya.
Saat ini akan dilakukan pembebasan lahan untuk ruas jalan dari Jalan Akhmad Yani II menuju Jembatan Kapuas II. Lahan yang terkena proyek itu sekitar satu hektar.
Kemudian dari Jembatan Kapuas II akan dilanjutkan pembangunan jalan menuju terminal bis antarnegara tersebut.
Terminal yang dibangun sejak 2002 itu didukung oleh APBN dan APBD. Jumlah total APBN yang dianggarkan Rp31,2 miliar dan jumlah total APBD Rp9,3 miliar.□Antara/Borneo Tribune

0 komentar:

 
Copyright  © 2007 | Design by uniQue             Icon from : FamFamFam             Powered by Powered By Blogger