Di mana ada gula, di situ ada semut. Di mana ada tatung, di situ berjubel manusia. Peribahasa itu tepat menggambarkan kondisi Kota Singkawang pada parade tatung, Kamis (21/2) kemarin. Betapa tidak, mulai pagi, ratusan, bahkan ribuan manusia tumpah ruah di jalan-jalan utama, baik di pasar Kota Singkawang, depan kelenteng dan jalan-jalan protokol. Termasuk Gubernur Kalbar, Drs. Cornelis,MH beserta rombongan.
Warga berdesak-desakan, saling dorong untuk tampil terdepan demi bisa melihat tatung beraksi.
Tatung sendiri tidak peduli. Bau bakar gaharu yang dibawa oleh para pemandu sepertinya membuat tatung semakin terobsesi.
Tandu parang diinjak dan mereka menari di atasnya. Memang tidak luka karena mereka sedang dirasuki ruh halus.
Senjata tajam ditusukkan ke badan. Sajam ditusuk dengan bebagai barang yang diruncingkan, seperti kayu, kipas angin, dan lain sebagainya di mulut. Dari ulah tatung, para pengunjung merasa takjub sekaligus ngeri.
Dengan menggunakan panggung di lapangan terbuka, secara resmi parade tatung dibuka disekitar pukul 10.00. Dihadiri Gubernur Kalimantan Barat, Drs Cornelis, MH, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Kalbar, Rihat Natsir Silalahi, Penasihat Presiden SBY Dr. Syahrir, Walikota Singkawang Hasan Karman, Ketua DPRD Kota Singkawang, Zaini Nur, serta jajaran Muspida se Kota Singkawang.
Pada acara pembukaan tatung, panitia menyampaikan parade tersebut diikuti 291 tatung bertandu parang. Selain itu ada sekitar 136 tatung biasa dan tidak menggunakan tandu. Istimewanya Cap Go Me tahun ini parade juga diikuti 13 jelangkung, serta 12 sio.
Hasan Karman mengatakan, dengan adanya perayaan Imlek dan Cap Go Me berupa parade tatung terebut, merupakan salah satu asset wisata unggulan yang dimiliki Kota Singkawang. Hal ini dikarenakan, tatung yang ada di Kota Singkawang mempunyai karakteristik yang khas.
“Saya yakin tatung tersebut dapat mendukung pariwista di Kota Singkawang sebagai icon pariwisata Provinsi Kalimantan Barat,” ujar Hasan
Selain asset wisata yang dimiliki, untuk menjadikan kota pariwisata, Hasan Karman meminta kepada masyarakat Kota Singkawang bersikap ramah kepada wisatawan, baik domestik ataupun asing. Karena dengan keramahan, pariwisata tersebut akan merasa betah, dan tahun berikutnya diharapkan berkujung ke Kota Singkawang.
Begitu juga dengan Gubernur Kalimantan Barat. Sebelum membuka parade tatung, Cornelis mengatakan sangat mendukung parade di Kota Singkawang dan menjadikan sebagai salah asset pariwisata yang diunggulkan. Akan tetapi, untuk selanjutnya, Cornelis mengharapkan, parade tatung tersebut dikemas dengan rapi, sehingga akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi di Kota Singkawang.
Selain itu, Cornelis memandang parade tatung di Kota Singkawang milik semua suku. Pasalnya, dari pengamatan yang dilakukan atrakasi tatung tersebut juga dikuti berbagai suku, termasuk mereka sebagai pemikul tandu. Dengan keikutsertaan beragam suku tersebut membuktikan Indonesia merupakan negara yang hebat.
“Itulah hebatnya Indonesia, walau berbeda suku tetap satu jua, Bhinneka Tunggal Ika,” jelas Cornelis.
Parade dibuka. Kembang api meluncur ke angkasa. Ratusan tatung pun beraksi. Jalan utama mulai dari Diponegoro, Sejahtera, Budi Utomo dan berbagai jalan utama lainnya ditelusuri. Tidak hanya menelusuri jalan, para tatung itu silih berganti menghampiri kelenteng Tri Dharma di Jalan Sejahtera, sebagai tatung tertua. Atraksi tatung pun berakhir hingga sore hari.■Mujidi/Borneo Tribune
Minggu, 16 Maret 2008
Bukti Hebatnya Indonesia
Diposting oleh Drs.Cornelis,MH di 09.07
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar