Adil Ka' Talino, Bacuramin Ka' Saruga, Basengat Ka' Jubata....

Kamis, 14 Februari 2008

Gubernur Ingatkan 3 Hal Penting Bagi Petani

Bangsa Indonesia pernah mencatat sejarah sebagai bangsa yang kaya akan hasil buminya, terutama tanaman padi. Bangsa luar pun pernah memberikan julukan Swarga Dwipa (surga emas) kepada bangsa ini dikarenakan hamparan sawah dengan bulir padi yang menguning, layaknya hamparan emas yang berkilau.

Filosofi yang dikandung oleh padi pun mempunyai makna yang sangat dalam. Semakin berisi, semakin menunduk. Mengingatkan manusia agar tidak sombong dalam menjalani kehidupannya.
Apa mau dikata, julukan ‘surga’ yang diberikan oleh bangsa luar mungkin membuat bangsa ini menjadi tinggi hati. Lahan pertanian yang dahulu dirawat dengan semangat gotong-royong antar penduduk, kini hanya dijalani sekenanya saja. Akibatnya saat ini, untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan beras. Indonesia harus membeli dari negara Thailand dan Vietnam.
Menurut Gubernur Kalimantan Barat, Drs. Cornelis, MH, ketika menghadiri acara panen raya di Dusun Serimbang, Desa Senakin, Kecamatan Senakin, Kabupaten Landak, pada Senin (11/02). Petani harus melakukan 3 hal penting dalam mengolah lahan pertanian mereka.Cornelis mengatakan ketiga hal tersebut adalah pengetahuan, organisasi dan modal.
Bila tiga hal penting tersebut tidak dijalankan, ujar Cornelis, hasil yang diperoleh pun tidak akan maksimal. “Pengetahuan dalam hal teknologi pertanian harus dikuasai petani,” ujarnya. Karena dengan semakin majunya ilmu pengetahuan, teknologi di dalam pertanian pun pasti turut maju pula.
Hal kedua adalah organisasi. Petani seharusnya selalu membicarakan dan berembuk bersama mengenai permasalahan-permasalahan yang mereka hadapi dalam mengolah lahan. “Buat Saung (dangau) di sawah dengan ukuran yang dapat menampung para petani, agar bisa dijadikan tempat untuk berkomunikasi sesama petani,” ujar Cornelis.
Hal ini diutarakan Cornelis, untuk ‘mengingatkan’ para petani di Dusun Serimbang. Dimana tidak dijumpai adanya Saung dilahan pertanian mereka. Seperti saat ini, ujar Cornelis, bila pihak Pemda Landak tidak mendirikan tenda. Tamu dan masyarakat yang hadir sudah pasti akan kepanasan. “Untung saja hari cerah. Bila hujan, semua pasti kebasahan,” ujarnya. Karena tidak ada tempat untuk berteduh.
Mengolah lahan pertanian pun tentunya harus pula mengeluarkan modal. Karenanya Cornelis mengingatkan petani agar dapat selalu menyisihkan sedikit dana untuk modal mereka dalam berusaha.
Meskipun ada bantuan dari pemerintah, ujar Cornelis, masyarakat setidaknya harus menyediakan modal sendiri agar tidak terlalu bergantung penuh kepada pemerintah. Apalagi untuk memenuhi kebutuhan pupuk dan bibit untuk tanaman.
Terlebih, pemerintah juga mempunyai keterbatasan dalam memonitoring jalannya bantuan yang diberikan. Dikarenakan pemerintah hanyalah memfasilitasi para petani untuk mendukung dan menunjang usaha para petani di dalam mengolah lahan pertanian mereka.■Arthurio/Borneo Tribune

0 komentar:

 
Copyright  © 2007 | Design by uniQue             Icon from : FamFamFam             Powered by Powered By Blogger