Adil Ka' Talino, Bacuramin Ka' Saruga, Basengat Ka' Jubata....

Kamis, 31 Januari 2008

HUT ke-51 Pemprov Kalbar

Masyarakat Berharap Ada Perubahan


Di hari jadinya yang ke-51 Provinsi Kalimantan Barat melalui pemerintahnya dituntut untuk dapat memperhatikan segala sendi kehidupan masyarakat. Mulai pembangunan secara fisik sampai dengan pembangunan mental. Artinya, di usianya ke-51 tahun ini, masyarakat berharap ada perubahan di Kalbar ke arah yang lebih baik.

Seperti yang diutarakan warga Mega Timur Sungai Ambawang, Kabupaten Kubu Raya, Asyiah (42). Ibu rumah tangga ini mengharapkan kepada pemerintah Provinsi Kalbar dapat memperhatikan nasib mereka, sebagai ibu rumah tangga yang hanya bertumpu pada penghasilan sang suami ia merasa perhatian pemerintah sangat kurang membenahi sendi kehidupan, terutama pada segi ekonomi.
Asyiah mengatakan belakangan ini harga sembako tidak menentu membuatnya harus berpikir ulang dan mensiasati bagaimana memenuhi kebutuhan keluarganya. Ia juga mengharapkan pemerintah dapat membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya terutama untuk mereka-mereka yang berpendidikan rendah.
Harapan Asyiah juga diiyakan beberapa warga Mega Timur lainnya, sebagian mereka mengharapkan pemerintah apalagi sekarang dengan gubernur baru, Drs.Cornelis, MH dan pasangannya dapat membuktikan janji mereka selama kampanye kemarin. Yakni memberika kesejahteraan kepada rakyat Kalbar.
Begitu juga dengan Andika (25) warga Mempawah yang ditemui di Pontianak menuturkan keinginanya untuk segera mungkin mendapatkan pekerjaan, dan ia mengharapkan pemerintah dapat memfasilitasi itu. Sarjana ekonomi ini juga mengatakan, beberapa masalah yang ada di kalbar, kesenjangan ekonomi, sosial dan infrastruktur misalnya sangat terasa antara pedalaman dan kota, antara kepulauan dan pesisir.
Andika mencontohkan beberapa wilayah Hulu Kalbar sampai saat ini pembangunan infrastruktur sangat kurang, dan hal itu menurutnya sangat berpengaruh pada perkembangan ekonomi sehingga terjadi ketimpangan antar penduduk masih relatif tinggi.
Dia coba mengutip pernyataan mantan gubernur Kalbar, Usman Ja’far yang menyebutkan bahwa IPM Kalbar saat ini baru mencapai 64.6. Sementara, kondisi jalan yang baik hanya mencapai 35 persen dan akses penduduk terhadap air bersih baru mencapai 24,8 persen. Selain itu, angka kematian bayi mencapai 47 per seribu kelahiran.
Andika mengharapkan faktor kesejangan tersebut dapat menjadi prioritas pembangunan Kalbar kedepannya.
Sementara itu, salah seorang warga korban konflik sosial berarapa tahun silam, Suraji (31) yang kini menjadi sopir oplet jurusan Kampung Bali – Pontianak Kota. Ia menyinggung masalah rekonsiliasi pasca konflik, Suraji mengharapkan kepada pemerintah untuk mengambil beberapa kebijakan penanganan korban konflik ini.
Ia mengaharapkan adanya pembinaan dari pemerintah dengan pendekatan yang ramah dan partisipasif antara kedua belah pihak.
Masalah lain yang harus mendapat perhatian serius, menurut aktivis lingkungan dari Titian Foundation, Yuyun Kurniawan, yang ditemui beberapa waktu lalu mengharapkan permasalahan lingkungan hidup yang terkait erat dengan kesejahteraan masyarakat. Misalnya, kandungan mercury di Sungai Kapuas akibat PETI (pertambangan emas tanpa ijin), kebakaran hutan, kepunahan satwa langka. “Itu semua harus menjadi perhatian pemerintah,” ujarnya.
Masalah-masalah tersebut harus diatasi dengan serius. Begitu pula dengan ancaman ambruknya industri perkayuan yang berdampak pada PHK karyawannya secara besar-besaran.
“Permasalahan ini harus dicari solusinya karena pekerja yang sudah di PHK hingga saat ini mencapai ribuan orang,” katanya.□Sugeng Mulyono/Borneo Tribune

0 komentar:

 
Copyright  © 2007 | Design by uniQue             Icon from : FamFamFam             Powered by Powered By Blogger