Adil Ka' Talino, Bacuramin Ka' Saruga, Basengat Ka' Jubata....

Senin, 12 November 2007

Janji Terakhir Calon Gubernur

Debat Publik Akhiri Tahap Kampanye

Budi Rahman
Borneo Tribune, Pontianak

Setelah puas berjanji tanpa ada yang bertanya selama berkampanye, para kandidat harus menjawab sederet tanya dari para pakar. Pertanyaan-pertanyaan kritis dari 5 orang panelis dalam debat publik calon Gubernur Kalbar 2008-2013 mewarnai malam terakhir jual janji.
Jalan masuk ke Hotel Santika tadi malam, Minggu (11/11) steril. Mulai dari perempatan menuju Jalan Diponegoro akses ditutup untuk warga, aparat Kepolisian dengan tegas menanya mereka yang hendak melintas. Pun demikian keadaannya di lokasi kegiatan. Suasana sudah ramai mulai dari pelataran hotel. Tak sedikit kalangan yang tertahan di halaman hotel karena tak mampu menembus ring-ring pengamanan yang diterapkan secara berlapis.
Di Balai Kencana, Hotel Santika panitia dan undangan yang beroleh akses telah ramai menikmati konsumsi. Beberapa waktu berselang, saat jarum jam belum genap menunjuk angka 8, Sandrina Malakiano sang pengatur lalu lalang dialog memulai acara.
“Debat publik ini merupakan akhir dari tahap kampanye. Tak ada satupun warga yang mau beli kucing dalam karung. Hari ini kita buka karungnya,” kata presenter Metro TV ini membuka acara.
Usai Sandrina membuka acara, respon hadirin undangan langsung kelihatan. Tak sedikit yang mendongak bahkan berdiri untuk melihat sosok Sandrina dan jago-jagonya tampil di podium.
Sandrina membacakan aturan main debat. 2 menit untuk setiap panelis bertanya dan 2 menit pula untuk para kandidat menjawab. Terakhir Sandrina mengabarkan pada kandidat di sesi terakhir para kandidat untuk mengungkapkan janji terakhir dan sikap jika terpaksa harus “KO” dari pertarungan.
Sederet panelis bertanya sesuai dengan disiplin ilmu masing-masing. Ada Prof Dr Redatin untuk ranah sosial, Dr Fariastuti untuk urusan ekonomi, Dr Aloysius Mering untuk perkara pendidikan, Prof Dr. Herujono Hadisuparto untuk masalah lingkungan dan Dr. Hermansyah untuk aspek hukum. Kesemua mereka bertanya sesuai dengan kedudukan mereka sebagai pakar di bidangnya.
“Sebagai incumbent kita akan meneruskan pembangunan yang telah kita lakukan,” kata UJ saat membuka paparan visi misinya. “Saya memang merasa sebagai orang yang baru mulai,” kata OSO menanggapi pernyataan UJ. Kemudian berturut-turut kandidat nomor 3 dan 4 menyajikan kata kunci dalam penyampaian visi-misinya.
Akil membacakan visi-misinya. Relatif detil karena dia memegang konsepnya. Nyaris sama dengan UJ, dan hanya OSO yang menguraikan di luar kepala. Sedangkan Cornelis juga membacakan detil-detil visi-misinya, namun sayang pita suaranya terganggu sehingga terdengar serak-serak parau. Dan untuk itu Cornelis sempat tersenyum dan menyatakan maaf suaranya hilang. Hal ini bisa jadi disebabkan oleh betapa semangatnya Cornelis berorasi saat kampanye terakhir di lapangan terbuka.
Usai para kandidat menyampaikan visi-misi singkatnya, Sandrina sang moderator menggoda para kandidat dengan celetukannya yang khas. “Mudah-mudahan para Calon Gubenur kita bisa bersabar berdiri selama 2 jam untuk nanti duduk 5 tahun ke depan sebagai Gubernur,” katanya disambut aplaus hadirin.
Mulai dari masalah pendidikan, budaya, korupsi hingga lingkungan dipertanyakan oleh para panelis. Para kandidat pun menjawab dengan solusi dan gayanya masing-masing. UJ dengan gayanya yang sopan dan teratur, OSO dengan pembawaannya yang santai penuh satire. Juga Akil dengan wawasan dan teori-teorinya yang dalam dan Cornelis yang tegas dan lugas menjawab mewarnai dinamika debat menjadi benar-benar hidup.
Pada awal sesi tak semua kandidat menjawab dengan lugas, ada yang masih berusaha menyusaikan diri, ada pula yang belum “ngeh” dengan pertanyaan para panelis yang pandai membuat pertanyaan gampang-gampang susah itu.
OSO yang blak-blakan menjawab akan merekrut Dr. Fariastuti untuk menangani masalah kemiskinan saat ia tak begitu memahami istilah-istilah teknis yang dilontarkan ahli ekonomi ini. UJ selalu menjawab dengan data dan penghargaan-penghargaan yang diberikan pemerintah pusat saat ditanya tentang indikator-indikator kemiskinan. Akil menjawab dengan logika dan bukti yang telah dikumpulkannya selama mengunjungi lebih dari 1300 desa di Kalbar. Pun demikian halnya dengan Cornelis yang menjawab dengan pengalamannya selama meniti karir sebagai birokrat.
Usai dua putaran para panelis bertanya pada para kandidat, tiba giliran Sandrina menanyai para kandidat. Pertama Sandrina bertanya alasan para kandidat merasa pantas untuk dipilih warga. UJ menjawab karena dia sudah terbukti dan teruji sereta berhasil membawa maju Kalbar baik di bidang politik, ekonomi hingga stabilitas keamanan, OSO menjawab karena kemiskinan masih menjadi predikat Kalbar sehingga ia selaku pengusaha dan tokoh sukses mau balik kampung membangun Kalbar.
Akil menjawab karena Kalbar perlu perubahan sehingga ia mau tampil menyejahterakan. Akil-Mecer mengaku adalah pasangan terbaik.
Cornelis menjawab karena persatuan dan demokrasilah yang akan membuat Kalbar maju dan sejahtera. Ia mengaku paling ganteng dan piawai di pemerintahan sedangkan calon wakilnya di bidang pendidikan.
Terakhir Sandrina Malakiano memberikan kesempatan buat para kandidat untuk menyampaikan janji politiknya dan sikapnya jika harus menerima kenyataan pahit tidak menang. Sang incumbent UJ-LHK yang diberikan waktu 3 menit to the point. “Saudara-saudara jangan lupa datang ke TPS tanggal 15 nanti. Coblos nomor 1 karena sudah terbukti sudah teruji bukan janji-janji. Seandainya kalah saya akan mendukung siapapun Gubernur terpilih nanti,” kata UJ langsam.
OSO menjawab dengan senyum, janji penuntasan persoalan kemiskinan dan kesehatan tetap disampaikan oleh OSO. “Kami ini nomor 2, nomor 2 itu artinya peace. Damai. Persaudaraan. Kemenangan,” kata OSO.
Namun sayangnya saat diminta komentarnya bila kalah, kandidat nomor 2 ini berkelit optimis. “Kita tidak boleh berandai-andai. Saya maju untuk menang, kalau saya tahu saya kalah saya tidak maju,” tegasnya. Jawaban simplistis lain ditambahkan Lyong. “Ingat nomor 1 dibuka, nomor 2 dicoblos, nomor 3 dilipat, nomor 4 dimasukkan ke kotak,” katanya.
Akil juga tak mau kalah optimis. “Karena kami yang terbaik. Bukti dan pengalaman sudah kami miliki. Mari lakukan perubahan,” kata Akil. Mecer menambahi kalimat Akil sekaligus menanggapi pernyataan Lyong. “Nomor satu dibuka, nomor 2 dilihat, nomor 3 dicoblos, nomor 4 dilipat dan dimasukkan ke kotak suara,” kata Mecer.
Giliran Cornelis menyampaikan janjinya. “Kalau mau pengalaman kitalah ahlinya. Soal pemerintahan dan pendidikan itu makanan kita. Nomor 4 itu kalau dibalik jadi kursi, kita tinggal duduk aja,” kata Cornelis.
Jika kalah dalam pertarungan tanggal 15 November, Cornelis mengaku sudah siap. “Kita siap menang terhormat, kalah juga terhormat, tapi kalau kalah kita itu karena dizolimi..nanti dulu akan kita perkarakan ke pengadilan,” kata Cornelis seraya mengulangi jargon bersatu kita menang.
Usai para kandidat menyampaikan janji dan menebar pesona kepada publik, acarapun disudahi. Sebelum bubar para kandidat sempat berpose bersama. Tidak terlihat ketegangan dan persaingan sengit antarkandidat kepala daerah itu. Tadi malam kegiatan tebar janji para kandidat telah berakhir. 3 hari ini warga diberi kesempatan untuk berfikir jernih dan sehat untuk memilih Gubernur yang terbaik. ■

0 komentar:

 
Copyright  © 2007 | Design by uniQue             Icon from : FamFamFam             Powered by Powered By Blogger