Adil Ka' Talino, Bacuramin Ka' Saruga, Basengat Ka' Jubata....

Selasa, 01 Juni 2010

Cornelis: Orang Dayak Mesti Jaga Citra

PGD, CAP GO MEH DAN ROBO-ROBO EVEN NASIONAL


PONTIANAK--Gubernur Kalbar Cornelis menyarankan Pekan gawai Dayak (PGD) mesti di kemas lebih baik mengingat pengunjung tidak hanya hanya turis domestik, tapi juga turis mancanegara.

“Seluruh komponen wajib memikirkan bagimana pengembangan PGD yang terbaik jangan hanya diserahkan ke dewan adat atau pengurus adat tapi bagaimana komponen bangsa ambil peran, dan masyarakat berpartisipasi,” terang Cornelis usai membuka PGD ke-25 di Rumah Betang Jalan Sutoyo Pontianak, Kamis (20/5).
Hal ini disampaikan dia, mengingat multiplier effect yang dihasilkan dari semua even nasional di Kalbar seperti PGD, Cap Go Meh, dan Robo-Robo bisa meningkatkan taraf perekonomian masyarakat melalui penjualan pernak-pernik, jasa perhotelan, restoran dan sebagainya.
“Kerajinan tenun ikat Dayak sudah go Internasional. Dan itu bisa menambah pendapatan, ini yang oleh pemerintah diperkuat. Sehingga turis domestik dan luar negeri bisa datang menikmatinya,” terang Cornelis.
Untuk itu, Cornelis mengingatkan, agar nilai budaya Dayak dan budaya etnik lainnya yang ada di Kalbar yang positif harus dilestarikan guna membagun jati diri Indonesia. Dan yang berperan adalah masyarakat itu sendiri, pemerintah memberi motivasi.
Di Kalbar juga kata Cornelis, setiap suku diberi kesempatan untuk mengembangkan kebudayaannya. “Orang Eropa, Jepang, China yang ingin melihat Dayak harus ke Malaysia, kenapa mereka tidak ke Kalbar? Padahal Dayak juga ada di Kalbar ini, dan itu menjadi tugas kita bersama untuk menarik mereka (turis, red) ke daerah ini,” tukas Cornelis.

JAGA CITRA
Pada bagian lain Cornelis, juga mengingatkan bahwa orang Dayak hendaknya dapat menjaga citra dengan tidak minum-minuman keras secara berlebihan karena tidak ada lagi orang Dayak yang primitif.
Menurut Cornelis di Pontianak label primitif yang dulunya melekat di Dayak pelan-pelan hilang seiring perkembangan zaman. "Sudah banyak orang Dayak yang sekolah, bahkan jadi gubernur, seperti saya," katanya mengingatkan.
Karena itu ia mengatakan hendaknya orang Dayak dapat mengontrol diri kalau sedang mengonsumsi minuman keras. "Jangan karena mabuk lalu semaunya membuat keributan. Kalau orang yang benar-benar mabuk biasanya langsung tidur," katanya.
Cornelis menambahkan, etnis Dayak harus membuat ciri khas agar budayanya mudah dikenal oleh masyarakat luas, seperti tarian, makanan khas, dan hasil kerajinan lainnya.
"Cukup salah satu saja yang ditonjolkan, tapi bisa dikenal hingga manca negara sehingga bisa menarik minat wisatawan manca negara untuk berkunjung ke Kalbar," kata Cornelis.
Tokoh Masyarakat Dayak Adrianus Asia Sidot mengatakan, ada sekitar 350 subsuku Dayak di Provinsi Kalbar sehingga perlu dibangun kebersamaan yang kuat agar semangat etnis Dayak tidak luntur seiring perkembangan zaman.
"Tradisi nenek moyang kita saat ini mulai luntur oleh kemajuan zaman. Oleh karena itu mari bersama-sama menjaga tradisi dan budaya nenek moyang itu," ujarnya.
Kedepan tidak ada lagi etnis atau budaya dari etnis tertentu yang dimarginalkan di Kalbar, tambah Cornelis.(Hentakun/Lukas BW, Borneo Tribune)

0 komentar:

 
Copyright  © 2007 | Design by uniQue             Icon from : FamFamFam             Powered by Powered By Blogger