Adil Ka' Talino, Bacuramin Ka' Saruga, Basengat Ka' Jubata....

Minggu, 01 November 2009

Komunikasi Kunci Harmonis


MEMBUKA SEMINAR
Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Kalbar Ny. Frederika Cornelis membuka seminar umum pelatihan kebugaran seks untuk pria dan perempuan di Hotel Mercure Pontianak, Sabtu (31/10). FOTO Hentakun/Borneo Tribune


Pontianak (BORNEO TRIBUNE)--Keharmonisan hidup berumah tangga salah satunya ditentukan oleh kualitas kehidupan seksualitas, sehingga jika ada permasalahan seksualitas dalam kehidupan berkeluarga tidak boleh disembunyikan, dan jangan dianggap tabu karena akhirnya akan merugikan diri sendiri.

Hal tersebut disampaikan Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Kalbar Ny. Frederika Cornelis, ketika membuka seminar umum pelatihan kebugaran sex untuk pria dan perempuan, Sabtu (31/10) di Hotel Mercure, Pontianak.
Menurut Frederika, akan sangat sulit mempertahankan kehidupan rumah tangga yang bahagia jika mendapat masalah kehidupan seksualitas tidak dikomunikasikan secara terbuka dengan pasangan.
“Selama ini karena terbentur budaya, bicara masalah seksualitas dianggap tabu, sehingga jika ada masalah maka ‘kata orang’ yang di percaya,” kata Frederika yang berlatar belakang seorang pendidik itu.
Ketabuan tersebut membuat pikiran manusia menjadi tidak rasional lebih percaya dengan mitos seksual, bukan berdasarkan bukti dan keilmuan empiris, sehingga menimbulkan apa yang diistilahkan pseudoscience atau ilmu palsu. “Ini akan merugikan kita,” ujarnya.
Ia berharap, agar masyarakat Kalbar menjaga keharmonisan keluarga dengan saling setia dengan pasangan masing-masing, selalu mengkomunikasikan jika ada masalah dengan keharmonisan hubungan, sehingga tidak merugikan diri sendiri.
Sementara itu, pakar seksualitas dari Pusat Studi Anti-Aging Medicine bagian Andrologi dan Seksologi Fakultas Kedokteran Univeritas Udayana Malang, Prof. Dr. dr. Wimpie Pangkahila, Sp.And mengatakan, memang ada banyak informasi tentang seks yang beredar luas di masyarakat, meski belum tentu benar.
Informasi yang dimuat di media massa juga tidak semuanya benar. Dapat dibayangkan kalau informasi salah itu diteruskan kepada orang lain.
”Media massa juga sebaiknya jangan memuat iklan yang menyesatkan tentang seksualitas, seperti iklan-iklan membesarkan alat kelamin dan sebagainya,” kata Wimpie.
Sebagian mitos seks seakan benar karena disebarluaskan di media. Padahal, informasi itu bukan berdasarkan sumber yang benar secara ilmiah. Misalnya informasi bahwa sering berhubungan seks bisa membuat umur panjang. Padahal banyak pertanyaan yang muncul berkaitan dengan umur panjang. Salah satunya ialah keadaan kesehatan fisik dan psikis yang baik, sehingga mereka umur panjang dan lebih sering melakukan hubungan seks.

Membuat tersesat
Informasi mengenai hubungan seksual dengan orang muda membuat awet muda pun sering ditanyakan. Tak ada data ilmiah yang mendukung informasi ini. Lebih awet muda atau tidak, sangat berkaitan dengan pola hidup sehat atau tidak, ada tidaknya penyakit, berat ringannya stres, dan upaya pengobatan untuk memenuhi kebutuhan tubuh.
Demikian juga informasi mengenai sperma yang bisa membuat wanita awet muda. Sulit dimengerti kalau masih ada warga masyarakat yang meyakini dan menerapkannya.
Umumnya informasi itu diperkuat dengan penjelasan bahwa di dalam sperma banyak bahan bermanfaat. Penjelasan seperti ini kita dapatkan juga dari informasi mengenai terapi urin. Padahal, bukti ilmiah tidak mendukung kebenaran informasi itu.
Menurut Dr. Dicky Moch. Rizal, MKes, SpAnd dari Fakultas Kedokteran UGM, berbagai mitos dapat ditemukan di masyarakat menyangkut seksualitas seperti mitos sisi perilaku dan pengobatan disfungsi seksual. Sehingga dalam bidang kedokteran, seksologi mengungkapkan kebenaran secara ilmiah.(Hentakun)

0 komentar:

 
Copyright  © 2007 | Design by uniQue             Icon from : FamFamFam             Powered by Powered By Blogger