Adil Ka' Talino, Bacuramin Ka' Saruga, Basengat Ka' Jubata....

Jumat, 02 November 2007

Cornelis di Mata Orang-orang Terdekatnya


Oleh: Endang Kusmiyati

Frederika (Isteri)
Sosok yang paling dekat dengan Cornelis tentu saja istrinya. Wanita kelahiran Toho 49 tahun ini dinikahi Cornelis pada 20 April 1980. Saat itu Cornelis adalah pegawai kecamatan Mandor.
Pertemuan keduanya terjadi tiga tahun sebelumnya, mana kala Cornelis sedang melakukan riset sebagai mahasiswa APDN Pontianak. Frederika sendiri adalah puteri Camat Menjalin yang sedang menyelesaikan pendidikannya di bangku SMA.
Setelah menikah, mereka tinggal di Mandor karena Cornelis diangkat menjadi pegawai negeri di Kecamatan Mandor Kabupaten Pontianak.
“Uang gaji bapak yang diberikan pertama kali kepada saya Rp 25 ribu. Dengan uang itulah kami memulai hidup,” kenangnya.
Karir Cornelis terus meningkat, sampai akhirnya diangkat menjadi Camat Menjalin. Suka dan duka yang menyertai kehidupan mereka pun dijalani bersama. “Saya selalu mendampingi bapak dalam suka dan duka,” katanya.
Kulihat matanya berkaca, mungkin terbayang perjuangan masa lalunya bersama sang suami.
Ibu yang sedang menunggu cucu pertamanya ini juga mengatakan Cornelis adalah sosok suami yang bijaksana.
Menurutnya sang suami tidak pernah mencampuradukan masalah pekerjaan dengan rumah. Oleh karena itu ketika sang suami memiliki beban yang berat atau masalah, Ia dan ke-2 anaknya kompak menciptakan suasana rumah yang lebih ’sejuk’.
Kala sang suami sibuk dengan pekerjaan, maka dialah yang harus menghandel berbagai masalah rumah tangga. Tapi tetap dengan seizin dari sang suami. ”Istilahnya bapak itu mendelegasikan tugas,” ujarnya.
Menurutnya, ketika tengah menyetir mobil, tiba-tiba suaminya berkata ”tidak pernah terbayangkan olehku dulu, bisa membeli dan membawa kendaraan sendiri.” Mendengar ucapan itu, ketua PKK Kabupaten Landak ini mengaku terharu.
”Ya siapa yang menyangka, dulu lagi zaman susah kita tiap hari makan pakai sayur paku,” tuturnya
Tentang makanan pun, Frederika mengatakan suaminya tidak pilih-pilih makanan. Menurutnya makanan favorit sang suami adalah sayur bening. Selain itu menurutnya Cornelis gemar mongkonsumsi daging.
”Kalau makanan yang satu ini, saya memang agak menguranginya. Tidak setiap hari saya belanja daging. Takut juga bapak kena kolesterol,” ungkapnya.
Susahnya jika suaminya pergi ke daerah, karena apa yang disajikan oleh masyarakat itulah yang disantapnya.
Awalnya, wanita yang mengaku mempunyai 6 saudara ini kurang setuju dengan rencana suaminya untuk ikut pilkada. Karena baru 2 bulan sang suami bertarung dalam pilkada di kabupaten Landak.
Namun, hampir setiap hari masyarakat dari berbagai daerah datang kerumahnya, baik yang di Pontianak maupun yang di Landak. ”Mereka selalu mendesak bapak untuk maju,” katanya.
Melihat tingginya dukungan masyarakat, dan setelah berembuk dengan keluarga akhirnya ia pun rela sang suami maju sebagai salah satu kandidat.
Baginya menang atau kalah tidak menjadi masalah, karena hasil merupakan kehendak Tuhan.
”Menjadi gubernur itu adalah amanah, kalau menang tidak menjadi soal, yang penting bapak telah berusaha,” katanya.

Karolin Margret Natasa (puteri pertama)
”Bapak adalah sosok pekerja keras dan punya integritas yang tinggi,” katanya saat kumintai komentarnya tentang sang Ayah.
Dimata Karolin yang akan segera disumpah sebagai dokter 12 September mendatang, Cornelis adalah sosok yang sangat demokratis. Dalam hal apapun.
Menurutnya sang ayah tidak pernah menetapkan anak-anaknya untuk menjadi apa dan harus bagaimana. Namun, cukup memberikan arahan dan pilihan.
”Jika saya memilih melakukan A, maka saya harus tahu mengapa saya melakukan A. Termasuk segala resiko yang harus saya tanggung,” tuturnya. Begitulah cara sang ayah mendidiknya.
Kendati Cornelis adalah pejabat yang memiliki jam terbang tinggi, namun perhatiannya terhadap keluarga masih cukup besar.
”Untuk setiap urusan/masalah keluarga bapak selalu mengutamakannya,” katanya.
Misalnya ketika dia dan adiknya di wisuda dalam waktu yang tidak jauh berbeda, ditengah kesibukannya sebagai bupati dan pimpinan partai sang ayah masih meluangkan waktu untuk mendampinginya.
Karol, panggilan akrab puteri pertama Cornelis-Frederika ini mengaku paling cerewet dengan kesibukan sang ayah. Terutama yang berhubungan dengan kunjungan tamu yang hampir tidak pernah berhenti.
”Biasanya tamu itu datang sampai larut malam. Kalau sudah begitu saya yang cerewet, karena bapak kan perlu istirahat,” ujarnya.
Walaupun secara medis sang ayah sampai saat ini menurutnya memang tidak mempunyai penyakit yang mengkhawatirkan.
Menurutnya hal-hal yang tidak terlalu mendesak untuk dibicarakan bisa dilakukan di lain waktu
Karol juga menceritakan jika ia punya keinginan dan perlu dana, maka ia harus membuat rincian kebutuhannya.
”Kalau tidak realistis, pasti bapak akan tanya dan bisa saja tidak dikabulkan,” katanya.
Begitu demokratisnya sang ayah, menurutnya dalam setiap kesempatan Cornelis selalu memberikan waktu kepada anak dan istrinya untuk memberikan kritik.
”Bapak tu kalau kita protes didengarkan juga, baru kemudian diklarifikasi. Kalau salah beliau minta maaf, tapi kalau benar ya kita yang minta maaf,” tuturnya.
Sebelum maju menjadi salah satu kandidat gubernur, sang ayah juga menurutnya mengajak diskusi intern keluarga. Begitu banyaknya dukungan dari masyarakat kepada untuk maju, maka membuat putri sulungnya pun memberikan izin.
”Karena niat bapak untuk memenuhi dukungan masyarakat, makanya kita dukung dan restui beliau untuk maju,” katanya.

Angelina Fremalco (puteri kedua)
”Komentar saya tentang bapak sama saja lah dengan kakak dan mama saya,” ungkap Angelina yang tengah mengandung anak pertamanya.
Hal terpenting yang diajarkan oleh sang ayah kepadanya adalah larangan untuk bohong.
”Jangan bohong, Bapak paling tidak suka dengan orang bohong,” katanya
Kalau sudah dibohongi, Cornelis menurutnya akan sangat marah, selanjutnya hilanng sudah kepercayaannya. Hal itu menurutnya juga berlaku kala tamu datang ingin menemui sang ayah. ”Kalau bapak ada ya harus bilang ada, kalau sedang tidur ya bilang tidur,” ujarnya.□

1 komentar:

sela_gading mengatakan...

Kepada Yth. Bapak Drs. Cornelis, MH


Anda adalah....pemimpin Kaum -ku...
We're proud of you sir.

God bless



Mersela H ( University of Indonesia, Depok )

 
Copyright  © 2007 | Design by uniQue             Icon from : FamFamFam             Powered by Powered By Blogger