Adil Ka' Talino, Bacuramin Ka' Saruga, Basengat Ka' Jubata....

Selasa, 19 Agustus 2008

Jangan Jadi Bangsa yang Manja dan Lemah


Gerakan kaum muda tahun 1908 dan tahun 1928, menandai tonggak awal gerakan kebangkitan nasional Indonesia. Sejak itu, nasionalisme Indonesia terus berkembang, terus menjalar, dan terus berkobar di seluruh penjuru tanah air.

Dengan semangat nasionalisme itulah, Indonesia berhasil meraih kemerdekaan yang dicita-citakan, 17 Agustus 1945 lalu. Hal ini ditegaskan Gubernur Kalimantan Barat, Drs Cornelis, MH usai menjadi Inspektur Upacara Peringatan Satu Abad Hari Kebangkitan Nasional di Kantor Gubernur Kalbar, Pontianak, Rabu
Cornelis mengatakan, politik ketergantungan yang diterapkan negara maju selama ini mendidik rakyat menjadi lemah dan mudah mengeluh padahal semuanya tersedia di Indonesia. "Kita harus tangguh. Antara rakyat dan pemerintah, harus bersama-sama membangun," kata Cornelis
Meski Kalbar berbatasan dengan Malaysia yang secara ekonomi lebih maju, namun ia menjamin semangat nasionalisme masyarakat perbatasan. "Jangan ragukan nasionalisme masyarakat di perbatasan," kata Cornelis menegaskan.
Menurut dia, hidup di Indonesia lebih enak dan mudah dibanding di Malaysia. Ia mencontohkan dengan uang Rp 100 ribu, seseorang dapat makan dengan kenyang dan nikmat di Indonesia. "Tetapi sebaliknya, dengan nominal yang sama, belum tentu kita bisa makan hingga kenyang di Malaysia atau negara maju lainnya," kata Cornelis.
Dikatakan Cornelis, Indonesia kini telah mendapatkan musuh baru yang harus segera dihilangkan dari masyarakat, yakni selalu mengeluh dan manja sehingga perlu adanya upaya baru dari pemerintah dan masyarakat agar dapat menyatukan jiwa nasionalisme dan bersama-sama menggalang komitmen dalam menghadapi tantangan.
Menurutnya, upaya tersebut diyakini telah mampu menjaga keutuhan negara, dari berbagai ancaman separatisme, seperti, mempersatukan kembali Irian Barat, dan menyelamatkan ideologi Negara Pancasila keluar dari krisis moneter yang sangat berat, yang melahirkan era reformasi.
Dipaparkannya, Indonesia sampai saat ini masih mampu berdiri tegak karena semangat perjuangan yang tinggi dan tidak pernah mengenal menyerah. Kedua, karena mampu bersatu sebagai bangsa, sebagai saudara senasib dan sepenanggungan. Dan, ketiga, karena selalu mampu beradaptasi di tengah arus perubahan.
Dari setiap generasi, baik dari generasi 1908, generasi 1928, generasi 1945, generasi 1966, generasi 1998, dengan sendirinya masing-masing mampu membaca tanda-tanda zaman, dan mampu mengikuti angin sejarah untuk kebaikan negara dan bangsa tercinta.
”Mungkin masyarakat kita sudah terlalu manja, sehingga kita menjadi lemah dan mengeluh, padahal Indonesia sangat kaya dan murah dibanding dengan daerah lain,” kata Cornelis.
Dalam sambutan tertulis Presiden Republik Indonesia Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono yang dibacakan Gubernur mengatakan bahwa Harkitnas ini merupakan hari bersejarah dan bermakna bagi Bangsa Indonesia sehingga harus memaknai dalam setiap sisi-sisi kehidupan, sebab hari tersebut merupakan hari kelahiran organisasi pergerakan kebangsaan kita Boedi Oetomo. Peringatan 100 tahun kebangkitan nasional pemerintah mengusung tema dengan semangat kebangkitan nasional kita tingkatkan rasa kesatuan dan persatuan
Boedi Oetomo telah meletakkan dasar bagi tumbuhnya sebuah organisasi modern yang menekankan semangat kebangsaan. Dalam suasana penjajahan di masa itu, bangsa kita memerlukan landasan ideologi untuk berjuang. Kesadaran bahwa kita adalah sebuah bangsa yang terjajah, sangat penting untuk menjadi pendorong semangat perjuangan untuk membebaskan diri kita dari belenggu penjajahan tersebut. Dengan semangat nasionalisme itulah Perjuangan itu berlanjut hingga kita mencapai kemerdekaan yang kita cita-citakan pada tanggal 17 Agustus 1945. katanya.
Makna hari kebangkitan bagi bangsa Indonesia merupakan makna bersejarah yang perlu kita renungi bersama dan merupakan refleksi bersama bangsa ini dalam menapaki serta menyongsong serta mengisi pembangunan. Dengan semangat hari kebangkitan nasional pada hari ini, marilah kita wujudkan bersama Indonesia yang sejahtera, Indonesia yang bangkit, Indonesia yang mampu menjawab tantangan globalisasi zaman, Indonesia yang memiliki "kekhasan' yang unik, Indonesia yang makmur.Aulia/Andika/Borneo Tribune, Pontianak

0 komentar:

 
Copyright  © 2007 | Design by uniQue             Icon from : FamFamFam             Powered by Powered By Blogger