Jangan Kita Jadi Korban Dunia 
Suara kidung puji-pujian sayup-sayup terdengar di sebuah rumah Gang Pak Majid, Jalan Danau Sentarum, Kota Pontianak. Ratusan jemaat tampak menghadiri ibadah penghibura 7 hari wafatnya Maria Cristina Uko ibunda Gubernur Kalbar, Drs Cornelis, MH, Jumat (30/5).
Sebuah altar dihiasi dengan lilin dan foto almarhumah Maria Cristina Uko tampak menggenapi ruangan. Suasana duka masih menyelimuti keluarga dan handai taulan.
Wakil Gubernur Drs Cristiandy Sanjaya, SE, MM dan istri beserta para jemaah tampak menemani keluarga Gubernur dalam ibadah “penghiburan” ini.
Pastor Markus Soje Pr. yang memimpin dalam ibadah inipun menyatakan bahwa peristiwa kematian yang dihadapi oleh manusia memberikan pemahaman kepada kita, tentang bagaimana perlakuan manusia di hadapan Tuhan, karena Yesus Merupakan Jalan Kebenaran dan Hidup.
“Yang namanya ibu, kita sangat terasa sekali saat ditinggalkan Beliau, yang jelas biarpun saat ini saya sudah menjadi Gubernur dia masih suka marahin saya dan selalu nasihatkan saya, sekarang ini ndak ada lagi yang suka nasihatkan saya,” ungkap Cornelis saat ditemui yang terlihat masih dalam suasana duka yang mendalam.
“Saya ini termasuk anak yang suka bikin dia susah, mulai dari saya masih kecil tapi saya suka ikut ibu, ke mana dia pergi saya ikut, kalau ibu pergi ke ladang saya ikut dia, ndak mau saya tunggu rumah yang nunggu rumah itu abang saya. Ini merupakan kenang-kenangan yang hingga saat ini masih membekas di hati saya,” ungkap Gubernur Kalbar.
“Di antara saudara harus kompak, kemudian jangan sampai kita menjadi korban harta duniawi. Ini dua pesan terakhir yang disampaikan sebelum Beliau pergi,” kata Cornelis.
Maria Christina Uko, Ibunda Gubernur Kalbar Drs Cornelis MH lahir pada tanggal 31 Desember 1936 di Kampung Rabak Pahauman. Beliau meninggal dunia dalam usia 72 tahun saat dalam perjalanan menuju ke Rumah Sakit St Antonius Pontianak, Sabtu (24/5) pukul 02.20 WIB.
Dari pernikahannya dengan Joseph Rufinus Djamin (almarhum) mereka dikaruniai tiga putra, Cyrillus, Cornelis, Amandus, dan lima orang putri, Redemta, Eutrofia, Julia, Agustina, dan Rosalia.
Maria Christina Uko semasa hidupnya dengan setia mendampingi Joseph Rufinus Djamin. Saat itu sedikit putra daerah yang bisa menjadi polisi. Joseph Rufinus Djamin Indjah termasuk salah satu putra daerah yang beruntung bisa menggunakan seragam cokelat kepolisian.
Setelah jadi polisi, Djamin Indjah mengawali tugasnya di Semitau, Kabupaten Kapuas Hulu. Dari Semitau, selanjutnya ditugaskan ke Sanggau, hingga ia menyunting seorang gadis bernama Maria Christina Uko.
Dari Sanggau, Maria Christina Uko mendampingi suaminya Djamin Indjah yang ditarik ke Polres Pontianak.
Namun karena kebutuhan di daerah, Djamin Indjah kembali ditugaskan ke Polsek Sukadana Kabupaten Ketapang.
Dari Sukadana, Djamin Indjah ditugaskan ke Polsek Ngabang. Lama bertugas di Ngabang lalu ditarik ke Polda Kalbar hingga pensiun pada tahun 1974 dengan pangkat Brigadir Satu Polisi (Briptu).
Jenazah Naria dimakamkan di komplek pemakaman Katolik Santo Yosep Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya di samping almarhum suaminya Joseph Rufinus Djamin.
Ayahanda Cornelis Joseph Rufinus Djamin Indjah lahir di Kampung Buluh Pahauman 31 Desember 1928, dan wafat pada 4 Agustus tiga tahun yang lalu.□
====
MISA
Suasana misa 7 hari wafatnya Maria Cristina Uko ibunda Gubernur Kalbar, Cornelis. FOTO Lukas B Wijanarko/Borneo Tribune.
Selasa, 19 Agustus 2008
Pesan Pesan Terakhir Ibunda Maria kepada Cornelis
Langganan:
Posting Komentar (Atom)

Sep 2012

0 komentar:
Posting Komentar