Oleh: Endang Kusmiyati
Puluhan ribu massa pendukung pasangan cagub-cawagub Cornelis-Cristiandy Selasa (6/11) siang kemarin memadati Stadion Baning. Mereka seolah ingin menepis bahwa Cornelis adalah calon gubernur untuk etnis tertentu, padahal tidak. Ia nasionalis.
Pembukaan kampanye diawali dengan penampilan berbagai tarian dari beberapa etnis. Kuda lumping, tari baliant dan tari rampak melayu dengan masing-masing iringan musik yang khas menjadi bukti bahwa Cornelis ingin menyatukan semua perbedaan tersebut.
“Saya siap untuk memimpin dan menata Kalbar. Saya siap jiwa, raga dan nyawa untuk rakyat Kalbar. Supaya pembangunan bisa dirasakan oleh semua kalangan termasuk wong cilik,” teriak Cornelis yang dapat julukan sang pemersatu dengan suara yang membahana.
Di hadapan ribuan massa pendukungnya, Cornelis menyatakan bahwa dirinya adalah anak bangsa yang telah disiapkan oleh Negara untuk menjadi pemimpin. Hal tersebut terbukti dengan diberikannya kesempatan kepada dirinya untuk mengenyam pendidikan tentang administrasi pemerintahan hingga ke negeri Paman Sam.
Di hadapan massanya Cornelis juga menepis berbagai isu yang menyudutkannya. Termasuk tentang dirinya yang sering kali disebut-sebut sebagai preman. “Saya anak polisi dari kecil saya dididik oleh polisi dan tidak mungkin saya dididik menjadi preman,” teriaknya kembali.
Satu kalimat yang sering diungkapkan Cornelis di hadapan pendukungnya adalah “pembanguan oleh manusia dan untuk manusia”. Kontan saja ribuan massa yang memadati lapangan tersebut langsung menyambutnya dengan teriakan hidup Cornelis! Cornelis…..gubernur Kalbar!
Sementara itu ketua DPC PDIP Sintang Jepray Edward dalam orasinya mengatakan bahwa motto “bersatu kita menang” tidak hanya mengandung arti menang untuk pilkada. Akan tetapi kemenangan untuk semua masyarakat Kalbar.
Jepray juga mengatakan bahwa Cornelis telah menunjukkan bukti kemampuannya dengan membangun Landak. “Bapak dan ibu sekalian bisa lihat perkembangan pembangunan di kabupaten Landak saat ini,” tantangnya kepada massa .
Hal yang sama juga diungkapkan oleh tim kampanye pasangan Cornelis-Sanjaya yang turut dalam rombongan kampanye putaran dua di zone IV Sujiwo, SE. Seolah ingin menunjukkan bukti bahwa PDIP adalah partai yang plural dengan dasar Pancasila. Dalam berorasi ia menggunakan bahasa Jawa. “Bapak-bapak dan ibu-ibu engkang sangkeng lokasi, ampun salah pilih tangal 15 mengke nyoblos nomor 4,” tuturnya dalam bahasa Jawa yang artinya mengingatkan warga Jawa agar jangan salah pilih pada pilkada 15 November nanti untuk mencoblos nomor 4.
Pernyataan Sujiwo langsung disambut dengan teriakan hidup Cornelis oleh massa .
Dengan iringan musik dan dendangan lagu yang dialunkan oleh Inul Daratista dan Citra KDI massa yang terdekat dengan panggung melompat-lompat mengikuti alunan musik. Tampak pendukung fanatik Cornelis yang mengecat badannya dengan warna merah dan tepat di bagian dadanya ditulis angka 4. Saat dipanggil ke atas panggung, pria tersebut tampak gembira. Ia berkesempatan untuk berjabat tangan dan berjoget bersama dengan sang pemersatu dan ibu Frederika.
Di hadapan massa, tim Cornelis juga menunjukkan cara yang tepat untuk memilih dan mencoblos pasangan gubernur yang dipilih. “Begini cara mencoblos yang benar,” ungkap Inul Daratista dengan pengeras suara di tangan kanannya.Pemekaran Provinsi Kapuas Raya juga merupakan salah satu janji yang diucapkan Cornelis di hadapan msyarakat Sintang. Menurutnya berjuang telah menjadi bagian dari hidupnya. “Kita akan menghadap Presiden untuk pemekaran Kapuas Raya, dan itu memang tugas yang sudah biasa saya lakukan. Karena saya memang dididik untuk mengurusi masalah pemerintahan,” paparnya ketika diberikan kesempatan untuk kembali berorasi. □
Puluhan ribu massa pendukung pasangan cagub-cawagub Cornelis-Cristiandy Selasa (6/11) siang kemarin memadati Stadion Baning. Mereka seolah ingin menepis bahwa Cornelis adalah calon gubernur untuk etnis tertentu, padahal tidak. Ia nasionalis.
Pembukaan kampanye diawali dengan penampilan berbagai tarian dari beberapa etnis. Kuda lumping, tari baliant dan tari rampak melayu dengan masing-masing iringan musik yang khas menjadi bukti bahwa Cornelis ingin menyatukan semua perbedaan tersebut.
“Saya siap untuk memimpin dan menata Kalbar. Saya siap jiwa, raga dan nyawa untuk rakyat Kalbar. Supaya pembangunan bisa dirasakan oleh semua kalangan termasuk wong cilik,” teriak Cornelis yang dapat julukan sang pemersatu dengan suara yang membahana.
Di hadapan ribuan massa pendukungnya, Cornelis menyatakan bahwa dirinya adalah anak bangsa yang telah disiapkan oleh Negara untuk menjadi pemimpin. Hal tersebut terbukti dengan diberikannya kesempatan kepada dirinya untuk mengenyam pendidikan tentang administrasi pemerintahan hingga ke negeri Paman Sam.
Di hadapan massanya Cornelis juga menepis berbagai isu yang menyudutkannya. Termasuk tentang dirinya yang sering kali disebut-sebut sebagai preman. “Saya anak polisi dari kecil saya dididik oleh polisi dan tidak mungkin saya dididik menjadi preman,” teriaknya kembali.
Satu kalimat yang sering diungkapkan Cornelis di hadapan pendukungnya adalah “pembanguan oleh manusia dan untuk manusia”. Kontan saja ribuan massa yang memadati lapangan tersebut langsung menyambutnya dengan teriakan hidup Cornelis! Cornelis…..gubernur Kalbar!
Sementara itu ketua DPC PDIP Sintang Jepray Edward dalam orasinya mengatakan bahwa motto “bersatu kita menang” tidak hanya mengandung arti menang untuk pilkada. Akan tetapi kemenangan untuk semua masyarakat Kalbar.
Jepray juga mengatakan bahwa Cornelis telah menunjukkan bukti kemampuannya dengan membangun Landak. “Bapak dan ibu sekalian bisa lihat perkembangan pembangunan di kabupaten Landak saat ini,” tantangnya kepada massa .
Hal yang sama juga diungkapkan oleh tim kampanye pasangan Cornelis-Sanjaya yang turut dalam rombongan kampanye putaran dua di zone IV Sujiwo, SE. Seolah ingin menunjukkan bukti bahwa PDIP adalah partai yang plural dengan dasar Pancasila. Dalam berorasi ia menggunakan bahasa Jawa. “Bapak-bapak dan ibu-ibu engkang sangkeng lokasi, ampun salah pilih tangal 15 mengke nyoblos nomor 4,” tuturnya dalam bahasa Jawa yang artinya mengingatkan warga Jawa agar jangan salah pilih pada pilkada 15 November nanti untuk mencoblos nomor 4.
Pernyataan Sujiwo langsung disambut dengan teriakan hidup Cornelis oleh massa .
Dengan iringan musik dan dendangan lagu yang dialunkan oleh Inul Daratista dan Citra KDI massa yang terdekat dengan panggung melompat-lompat mengikuti alunan musik. Tampak pendukung fanatik Cornelis yang mengecat badannya dengan warna merah dan tepat di bagian dadanya ditulis angka 4. Saat dipanggil ke atas panggung, pria tersebut tampak gembira. Ia berkesempatan untuk berjabat tangan dan berjoget bersama dengan sang pemersatu dan ibu Frederika.
Di hadapan massa, tim Cornelis juga menunjukkan cara yang tepat untuk memilih dan mencoblos pasangan gubernur yang dipilih. “Begini cara mencoblos yang benar,” ungkap Inul Daratista dengan pengeras suara di tangan kanannya.Pemekaran Provinsi Kapuas Raya juga merupakan salah satu janji yang diucapkan Cornelis di hadapan msyarakat Sintang. Menurutnya berjuang telah menjadi bagian dari hidupnya. “Kita akan menghadap Presiden untuk pemekaran Kapuas Raya, dan itu memang tugas yang sudah biasa saya lakukan. Karena saya memang dididik untuk mengurusi masalah pemerintahan,” paparnya ketika diberikan kesempatan untuk kembali berorasi. □
0 komentar:
Posting Komentar