Adil Ka' Talino, Bacuramin Ka' Saruga, Basengat Ka' Jubata....

Kamis, 31 Januari 2008

Wagub Terenyuh Obat Pasien Askeskin Kosong


Masyarakat miskin maupun pasien Askeskin di Kalbar selalu identik dengan ketidakadilan. Beragam aspirasi pun mencuat dari mereka terkait sering terjadinya kekosongan obat bagi pasien Askeskin di RSUD dr. Soedarso. Hal ini pula yang membuat wakil gubernur (Wagub) Kalbar, Drs. Christiandy Sanjaya, SE. MM terenyuh menanggapi persoalan yang mendera masyarakatnya.

“Yang jelas hal ini akan menjadi salah satu prioritas yang akan kita diperhatikan, sehingga persoalan kekosongan obat bagi pasien Askeskin di Kalbar bisa segera teratasi. Terus terang saya sedih mendengar persoalan ini,” ungkap Christiandy Sanjaya, di gedung DPRD Kalbar, usai menyampaikan keterangan gubernur Kalbar terhadap lima buah Raperda di hadapan DPRD Kalbar, Rabu (30/1) kemarin.
Wagub menambahkan bahwa pemerintah provinsi (Pemprov) akan segera melakukan pengecekan dari berbagai data yang terkait dengan persoalan kekosongan obat bagi pasien Askeskin di RSUD Soedarso.
Pemprov tak mau persoalan ini menjadi berlarut-larut, mengingat obat merupakan suatu hal yang mendasar dan penting sekali bagi seorang pasien untuk memperoleh kesembuhan dari penyakit yang dideritanya.
Kemudian Pemprov juga akan menganalisa terhadap data-data yang ada bersama dengan Direktur RSUD dr. Soedarso, sehingga Pemprov dapat segera melakukan langkah maupun upaya apa yang semestinya dilakukan. “Yang pasti hal ini akan ditindaklanjuti,” kata Wagub prihatin.
Sementara itu, Ketua Komisi D DPRD Kalbar, H. Anwar, S.Pd, MH mengatakan bahwa selama ini mekanisme penyediaan obat bagi pasien Askeskin di RSUD dr. Soedarso dilakukan oleh pihak ketiga, yaitu melalui apotek. Dimana daftar obat (DO) tersebut tertera untuk Askeskin.
Kekosongan obat tersebut mungkin diakibatkan karena pihak apotek masih belum menerima pembayaran dari pihak RSUD Soedarso terkait obat yang telah didistribusikan kepada rumah sakit milik Pemprov tersebut. Sehingga pihak apotek menjadi keberatan untuk menyediakan obat tersebut.
Hal ini terjadi lantaran pihak RSUD Soedarso juga masih belum mendapatkan claim dari PT. Askes, sehingga pihak rumah sakit pun menjadi kesulitan untuk melakukan pembayaran kepada pihak apotek. Karena, kata Anwar, Askeskin ini merupakan program kerjasama antara Departemen Kesehatan dengan PT. Askes di seluruh Indonesia.
Persoalan lainnya adalah, sambung Anwar menjelaskan, bahwa tidak semua rumah sakit yang bisa menggunakan dana talangan, baik yang bersumber dari rumah sakit itu sendiri maupun dana dari Pemprov. Karena dana tersebut memang terbatas dan juga diperlukan untuk kegiatan lainnya.
Legislator dari partai Golkar ini pun meminta pihak apotek untuk terus bersedia memberikan pasokan obat kepada pihak rumah sakit sesuai dengan kebutuhan yang ada, dan Pemprov harus memberikan jaminan kepada pihak apotek sampai claim dari PT. Askes cair.
Ketua Komisi D DPRD Kalbar ini pun menegaskan seandainya pihak apotek tidak bersedia untuk memenuhi pasokan obat bagi pasien Askeskin selama tunggakan dana masih belum bisa dilunasi oleh pihak rumah sakit, maka pihak rumah sakit perlu mempertimbangkan untuk kembali menjalin kerjasama pada masa yang akan datang. “Karena masih banyak apotek lainnya yang bisa diajak untuk berkerjasama,” kata Anwar.□Andry/Borneo Tribune

Baca Selengkapnya...

Gubernur-Bupati Mantapkan Koordinasi Pembangunan

Untuk pertama kalinya semenjak dilantik 14 Januari lalu, Gubernur Kalbar Drs. Cornelis, MH memimpin langsung rapat kerja gubernur dengan para bupati/walikota serta camat se-Kalimantan Barat. Rapat yang dilaksanakan di Balai Petitih Kantor Gubernur itu dihadiri seluruh bupati/walikota serta camat se-Kalimantan Barat ini dimulai sekitar pukul 09.00 WIB dan baru berakhir pukul 15.00. Rapat tersebut juga dihadiri Wakil Gubernur, Drs. Christiandy Sanjaya, SE, MM.

Gubernur Kalbar Cornelis mengatakan rapat kerja (Raker) ini untuk mengawali kepemimpinannya selaku gubernur di dalam men-sinergi-kan program-program prioritas pembangunan daerah Kalbar dengan level atau jenjang pemerintah terdepan.
“Gubernur selaku perpanjangan pemerintah pusat di daerah dan bupati serta camat adalah ujung tombaknya. Jadi gubernur lebih pada tugas mengkoordinir pembangunan yang ada,” jelasnya.
Lebih jauh Cornelis mengatakan, keberadaan camat pada hakikatnya berada pada lini terdepan, karena camatlah yang bersentuhan langsung dengan kebutuhan dasar masyarakat, kepentingan, kehendak dan aspirasi masyarakat.
“Dengan kata lain gerak maju pemerintahan, pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan berada di dalam kendali camat sebagai ujung tombak,” katanya.
Cornelis beranggapan wajar bila sasaran pembangunan daerah Kalimantan Barat kedepanya terpenuhinya kebutuhan mendasar masyarakat. Dan sasaran pembangunan itulah yang ingin diwujudkan Cornelis dalam masa kepemimpinannya selama lima tahun kedepan yang ia istilah program prioritas lima tahun kedepan.
Ketujuh sasaran pembangunan itu diantaranya peningkatan derajat kesejahteraan masyarakat, yang diupayakan melalui pencapaian program revitalisasi pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan, industri, pengembangan koperasi dan UKM dan pembangunan lingkungan hidup.
Peningkatan kecerdasan sumber daya manusia yang diupayakan melalui pencapaian program keterampilan masyarakat, serta lima poin lainnya yang mengutamakan peningkatan derajat baik kesehatan masyarakat, semberdaya aparatur pelayanan publik, pembangunan infrastruktur, dan juga pemerataan pembangunan.
Esensi dari rapat kerja ini sebenarnya untuk semakin menjalin dan meningkatkan fungsi-fungsi koordinasi pemerintah, pemantapan pembinaan dan pengawasan pemerintah daerah kabupaten/kota, serta konsolidasi tugas pokok dan fungsi (Tupoksi) seluruh satuan kerja perangkat daerah provinsi Kalbar.
Tapi yang tepenting kata Cornelis, adalah semakin memantapkan penyelenggaraan koordinasi atas tugas pemerintah hingga ke tingkat kecamatan.
Beberapa bupati yang menjadi peserta ketika ditemui juga mengungkapkan apa yang disampaikan Gubernur Cornelis merupakan langkah strategis untuk membangun Kalbar, karenanya garis koordinasi merupakan faktor utama pembangunan, tanpa koordinasi antara satu dengan lainnya kemungkinan besar pembangunan tersebut tidak akan jalan.
“Koordinasi pembangunan seperti ini penting, dan saya yakin pak Gubernur faham betul dengan tugas pemerintahan seperti ini. Sebab pembangunan harus merata antar daerah jangan lagi terjadi kepincangan seperti yang sudah-sudah,” kata Bupati Sintang, Drs. Milton Croby, M.Si.

Baca Selengkapnya...

HUT ke-51 Pemprov Kalbar

Masyarakat Berharap Ada Perubahan


Di hari jadinya yang ke-51 Provinsi Kalimantan Barat melalui pemerintahnya dituntut untuk dapat memperhatikan segala sendi kehidupan masyarakat. Mulai pembangunan secara fisik sampai dengan pembangunan mental. Artinya, di usianya ke-51 tahun ini, masyarakat berharap ada perubahan di Kalbar ke arah yang lebih baik.

Seperti yang diutarakan warga Mega Timur Sungai Ambawang, Kabupaten Kubu Raya, Asyiah (42). Ibu rumah tangga ini mengharapkan kepada pemerintah Provinsi Kalbar dapat memperhatikan nasib mereka, sebagai ibu rumah tangga yang hanya bertumpu pada penghasilan sang suami ia merasa perhatian pemerintah sangat kurang membenahi sendi kehidupan, terutama pada segi ekonomi.
Asyiah mengatakan belakangan ini harga sembako tidak menentu membuatnya harus berpikir ulang dan mensiasati bagaimana memenuhi kebutuhan keluarganya. Ia juga mengharapkan pemerintah dapat membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya terutama untuk mereka-mereka yang berpendidikan rendah.
Harapan Asyiah juga diiyakan beberapa warga Mega Timur lainnya, sebagian mereka mengharapkan pemerintah apalagi sekarang dengan gubernur baru, Drs.Cornelis, MH dan pasangannya dapat membuktikan janji mereka selama kampanye kemarin. Yakni memberika kesejahteraan kepada rakyat Kalbar.
Begitu juga dengan Andika (25) warga Mempawah yang ditemui di Pontianak menuturkan keinginanya untuk segera mungkin mendapatkan pekerjaan, dan ia mengharapkan pemerintah dapat memfasilitasi itu. Sarjana ekonomi ini juga mengatakan, beberapa masalah yang ada di kalbar, kesenjangan ekonomi, sosial dan infrastruktur misalnya sangat terasa antara pedalaman dan kota, antara kepulauan dan pesisir.
Andika mencontohkan beberapa wilayah Hulu Kalbar sampai saat ini pembangunan infrastruktur sangat kurang, dan hal itu menurutnya sangat berpengaruh pada perkembangan ekonomi sehingga terjadi ketimpangan antar penduduk masih relatif tinggi.
Dia coba mengutip pernyataan mantan gubernur Kalbar, Usman Ja’far yang menyebutkan bahwa IPM Kalbar saat ini baru mencapai 64.6. Sementara, kondisi jalan yang baik hanya mencapai 35 persen dan akses penduduk terhadap air bersih baru mencapai 24,8 persen. Selain itu, angka kematian bayi mencapai 47 per seribu kelahiran.
Andika mengharapkan faktor kesejangan tersebut dapat menjadi prioritas pembangunan Kalbar kedepannya.
Sementara itu, salah seorang warga korban konflik sosial berarapa tahun silam, Suraji (31) yang kini menjadi sopir oplet jurusan Kampung Bali – Pontianak Kota. Ia menyinggung masalah rekonsiliasi pasca konflik, Suraji mengharapkan kepada pemerintah untuk mengambil beberapa kebijakan penanganan korban konflik ini.
Ia mengaharapkan adanya pembinaan dari pemerintah dengan pendekatan yang ramah dan partisipasif antara kedua belah pihak.
Masalah lain yang harus mendapat perhatian serius, menurut aktivis lingkungan dari Titian Foundation, Yuyun Kurniawan, yang ditemui beberapa waktu lalu mengharapkan permasalahan lingkungan hidup yang terkait erat dengan kesejahteraan masyarakat. Misalnya, kandungan mercury di Sungai Kapuas akibat PETI (pertambangan emas tanpa ijin), kebakaran hutan, kepunahan satwa langka. “Itu semua harus menjadi perhatian pemerintah,” ujarnya.
Masalah-masalah tersebut harus diatasi dengan serius. Begitu pula dengan ancaman ambruknya industri perkayuan yang berdampak pada PHK karyawannya secara besar-besaran.
“Permasalahan ini harus dicari solusinya karena pekerja yang sudah di PHK hingga saat ini mencapai ribuan orang,” katanya.□Sugeng Mulyono/Borneo Tribune

Baca Selengkapnya...

HUT Pemprov Kalbar di Tengah Duka Bangsa


Jutaan pasang mata di Indonesia bahkan dunia menyaksikan prosesi pemakaman Jenderal Besar HM Soeharto, mantan Presiden RI yang ke-2, Senin (28/1) kemarin. Seluruh stasiun televisi di tanah Air memberikan siaran langsung sejak pagi hingga siang hari bertajuk Good Bye Mr President—Selamat Jalan Bapak Presiden. Sejak Cendana hingga ke Astana Giribangun, Solo, Jawa Tengah.

Seorang tokoh besar, saksi sekaligus pelaku sejarah telah menghembuskan napasnya yang terakhir karena sakit di RSPP, Minggu (27/1) pukul 13.10. Kawan maupun lawan politik Soeharto sejenak menundukkan kepala menghadapi kenyataan. Bahwa ketika Tuhan berkehendak memanggil hamba-Nya, tak sedetikpun waktu bisa ditunda.
Di Kalbar, antusiasme masyarakat menyaksikan laporan langsung prosesi pemakaman Pak Harto juga terlihat di kantor-kantor, di kampus-kampus, sekolah-sekolah, terutama juga di rumah-rumah. “Saya sekeluarga langsung yasinan setelah salat magrib bersama keluarga,” ungkap Kepala Dinas Diknas Kalbar, Drs H Ngatman. Hal senada dilakukan di kediaman Ketua DPRD Kalbar, H Zulfadhli dan rumah dinas Walikota Pontianak, Buchary Abdurrachman.
Tak urung, di dalam upacara HUT ke-51 Pemprov Kalbar yang dihelat Senin (29/1) pukul 08.00, Gubernur Kalbar Drs Cornelis, MH pidato tentang Soeharto sebelum membacakan sambutan tertulis Mendagri, H Mardiyanto. “Sudah sepantasnya kita memaafkan Pak Harto selaku Presiden RI yang ke-2. Telah banyak jasa-jasa Beliau dalam membangun RI selama 32 tahun kekuasaannya, walaupun sebagai manusia biasa, Beliau tidak lepas dari salah dan alpa. Untuk itu kita patut memaafkannya,” ujarnya.
Cornelis mengimbau agar seluruh rakyat Kalbar mengibarkan bendera setengah tiang sebagai tanda bangsa sedang berduka selama tujuh hari lamanya. “Saya imbau kantor-kantor pemerintah, swasta, sekolah-sekolah dan masyarakat luas untuk mengibarkan bendera merah putih setengah tiang sebagai tanda duka cita yang mendalam buat melepas kepergian Jenderal Besar Purn TNI HM Soeharto,” tegasnya.
Kisah Pak Harto membekas dalam ingatan banyak warga bangsa. “Saya atas nama pemerintah Provinsi Kalbar dan juga atas nama masyarakat Kalimantan Barat turut berduka cita yang sedalam-dalamnya atas meninggalnya Presiden Republik Indonesia yang ke-II, Bapak H.M Soeharto,” ungkap Cornelis menjawab wartawan di Pendopo Gubernur setelah upacara HUT ke-51 Pemprov Kalbar.
Cornelis menambahkan, sudah semestinya masyarakat Kalbar memanjatkan doa kepada Alm. Pak Harto mengingat jasa maupun dharma bhakti yang telah diberikan kepada bangsa dan negara Indonesia. “Karena bagaimanapun kita ikut berkabung selama satu Minggu sampai dengan tanggal 2 Februari, dengan menaikkan bendera setengah tiang dan mendoakan agar arwahnya diterima oleh Tuhan Yang Maha Esa. Dan keluarga yang ditinggalkan agar senantiasa tabah,” ujar Cornelis.
Komandan Brigief 19 Khatulistiwa, Kolonel Inf. G.E. Sufit di tempat yang sama mengatakan, sebagai warga negara yang baik dan sebagai anak bangsa Indonesia, tentu masyarakat harus mengerti atas kepemimpinan Pak Harto dan menghargai Beliau. Terlebih di Angkatan Darat (AD), Beliau merupakan seorang panglima besar. “Kita sebagai warga negara tentu harus memberikan rasa hormat atas jasa maupun pengorbanan yang telah Beliau lakukan bagi bangsa dan negara Indonesia. Sebagai pemimpin, Beliau selalu menjadi penutan kita di Angkatan Darat,” kata Sufit.

“Kita harus berdoa sejenak, agar arwah Beliau diterima di sisi Tuhan Yang Maha Esa. Bagi keluarga dan kita yang ditinggalkan serta seluruh rakyat Indonesia maupun segenap keluarga besar di Angkatan Darat, agar tetap kuat menerima cobaan ini. Tentunya kita harus lebih baik lagi di masa yang akan datang dalam melakukan pembangunan di Indonesia,” ujar perwira dengan tiga melati di pundaknya.

Komandan Pangkalan Udara (Danlanud) Pontianak Kolonel (Pnb) Abdul Muis menilai, yang jelas Beliau (Pak Harto, red) merupakan mantan Presiden Republik Indonesia yang ke-II dan sekaligus sebagai pahlawan di negeri ini. Tentu Beliau telah banyak memberikan jasa maupun pengorbanan yang besar kepada bangsa dan negara Indonesia. “Saya atas nama Danlanud turut berduka cita yang sedalam-dalamnya atas kepergian Beliau. Semoga semua amal dan dharma bakti Beliau untuk bangsa dan negara ini diterima oleh Tuhan Yang Maha Esa,” hatur Muis.

Ketua Dewan Adat Dayak Kalbar, Thadeus Yus, SH, MPA mengatakan, dengan meninggalnya Pak Harto, sebagai anak bangsa sekaligus sebagai masyarakat Kalbar merasa kehilangan seorang tokoh yang sudah cukup banyak memberikan bentuk kepada negara Indonesia dalam banyak aspek, seperti politik, ekonomi, budaya, hukum dan sosial. “Hal itu tentu memberikan landasan maupun warna dalam kehidupan seperti apa yang saat ini kita rasakan,” kata dia.

“Masyarakat Kalbar harus mengakui Beliau sebagai Bapak Bangsa. Sudah sewajarnya, masyarakat dan rakyat Indonesia turut berbela sungkawa atas kepergian Beliau. Terlepas dari kontroversi yang selama ini terus bergulir terkait dengannya. Mari kita bersama-sama memanjatkan doa bagi Pak harto, agar semua amal baik Beliau diterima di sisi Tuhan Yang Maha Esa,” pinta Thadeus.

Dia juga mengungkapkan bahwa program transmigrasi yang hadir di masa kepemimpinan Pak Harto juga memberikan manfaat tersendiri bagi rakyat Indonesia. Hal itu positif sekali.
Selanjutnya, sesuai dengan imbauan Presiden Republik Indonesia bahwa semua rakyat Indonesia larut dalam hari berkabung dan memasang bendera setengah tiang untuk memberikan penghormatan kepada almarhum Pak Harto.

Delematika Hukum
Wafatnya HM Soeharto meninggalkan tanda tanya besar mengenai status hukumnya.
Polemik pun terus berkembang. Banyak di antara masyarakat mengharapkan negara memberikan pengampunan terhadap status hukumnya, tapi banyak juga yang mengharapkan pemerintah harus meneruskan kasus ini karena menganggap yang wafat Soerhato tidak serta merta melunturkan kewajibannya sebagai seorang warga negara, apalagi di belakang Soeharto yang merupakan orang dekatnya banyak yang bermasalah dengan hukum.

Menurut salah seorang warga Siantan, Hariyanto (33) pedagang sayur di Pasar Puring Pontianak mengatakan Soeharto harus dimaafkan karena tidak ada masalah. Heriyanto mengatakan selama Soeharto memimpin malah negara lebih bagus dari pemimpin yang sekarang, karena selama Soeharto memimpin Heriyanto merasakan keadaan baik, tidak ada kenaikan harga, cari minyak tanah tidak susah. Apalagi pada masa itu keadaan selalu aman. “Sekarang malah lebih susah dari pada waktu Pak Harto dulu bang,” katanya
Dia bingung kenapa pemerintah sekarang terus-terusan mengejar Soeharto untuk di hukum, karena Heriyanto beranggapan bila kasus korupsi ia menilai semua pejabat korupsi, ia tak menjamin kalau memang pejabat itu bersih dari kasus korupsi.
Sama halnya yang dikatakan beberapa buruh bangunan di Siantan yang rata-rata berusia antara 20 hingga 30 tahun. Mereka katakan hidup zaman Presiden Susilo Bambang Yudoyono (SBY) malah lebih susah dari pada ketika Soeharto menjadi pemimpin. Mereka katakan begitu bukannya tanpa alasan, karena memang selama mereka merasakan Soeharto memimpin bangsa ini, mereka tak merasakan harus antre minyak tanah, susah mencari sembako yang sesuai isi kantong mereka.
Salman (28) mengatakan apa adanya mengharapkan SBY untuk memberikan maaf kepada Soeharto karena memang tidak mempunyai salah.
Sementara itu aktivis mahasiswa, Nurhadi tidak bersepakat bila dosa-dosa Soeharto selama memimpin harus diampuni begitu saja. Ia beralasan selama Soeharto memimpin Indonesia, sudah berapa banyak jerih payah masyarakat Indonesia termasuk di Kalbar ini yang dijual hanya untuk kepentingan pribadi atau kroninya.
Kasus besar yang menjadi utang Soeharto hingga sekarang adalah penghilangan sejumlah aktivis yang hingga sekarang tidak diketahui rimbanya ke mana, apakah sudah mati atau masih hidup. Era Soeharto juga pengekangan terhadap hak bersuara, berkumpul, dan berserikat seperti yang diamanatkan dalam Undang-undang Dasar 1945 Pasal 28 kuat mengunci demokrasi.
Nurhadi juga mengharapkan pemerintah sesegara mungkin untuk mengusut semua KKN, karena puluhan tahun berkuasa, Soeharto dan antek-anteknya meninggalkan ribuan dosa-dosa yang tidak bisa diampuni masyarakat Indonesia. “Bom waktu” di negeri yang bisa meletus setiap saat. “Bisa muncul ledakan dasyat,” katanya
Nurhadi menegaskan tiada kata maaf buat Soeharto yang telah menyengsarakan rakyat selama 32 tahun, baik fisik maupun mental.
Lain halnya dengan salah seorang anggota Komisi Perempuan Indonesia, Sisin.
“Terlepas dari apa yang menjadi permasalahan Soeharto, sebagai umat manusia, sudah sewajarnya kita mengampuni kesalahan seseorang. Tuhan saja yang Maha Kuasa, juga Maha Pengampun, apatah lagi kita sebagai makhluk-Nya,” ujarnya.■Andry/Sugeng/Andika Lay/Borneo Tribune

Baca Selengkapnya...

HUT Pemprov Kalbar di Tengah Duka Bangsa

Jutaan pasang mata di Indonesia bahkan dunia menyaksikan prosesi pemakaman Jenderal Besar HM Soeharto, mantan Presiden RI yang ke-2, Senin (28/1) kemarin. Seluruh stasiun televisi di tanah Air memberikan siaran langsung sejak pagi hingga siang hari bertajuk Good Bye Mr President—Selamat Jalan Bapak Presiden. Sejak Cendana hingga ke Astana Giribangun, Solo, Jawa Tengah.

Seorang tokoh besar, saksi sekaligus pelaku sejarah telah menghembuskan napasnya yang terakhir karena sakit di RSPP, Minggu (27/1) pukul 13.10. Kawan maupun lawan politik Soeharto sejenak menundukkan kepala menghadapi kenyataan. Bahwa ketika Tuhan berkehendak memanggil hamba-Nya, tak sedetikpun waktu bisa ditunda.
Di Kalbar, antusiasme masyarakat menyaksikan laporan langsung prosesi pemakaman Pak Harto juga terlihat di kantor-kantor, di kampus-kampus, sekolah-sekolah, terutama juga di rumah-rumah. “Saya sekeluarga langsung yasinan setelah salat magrib bersama keluarga,” ungkap Kepala Dinas Diknas Kalbar, Drs H Ngatman. Hal senada dilakukan di kediaman Ketua DPRD Kalbar, H Zulfadhli dan rumah dinas Walikota Pontianak, Buchary Abdurrachman.
Tak urung, di dalam upacara HUT ke-51 Pemprov Kalbar yang dihelat Senin (29/1) pukul 08.00, Gubernur Kalbar Drs Cornelis, MH pidato tentang Soeharto sebelum membacakan sambutan tertulis Mendagri, H Mardiyanto. “Sudah sepantasnya kita memaafkan Pak Harto selaku Presiden RI yang ke-2. Telah banyak jasa-jasa Beliau dalam membangun RI selama 32 tahun kekuasaannya, walaupun sebagai manusia biasa, Beliau tidak lepas dari salah dan alpa. Untuk itu kita patut memaafkannya,” ujarnya.
Cornelis mengimbau agar seluruh rakyat Kalbar mengibarkan bendera setengah tiang sebagai tanda bangsa sedang berduka selama tujuh hari lamanya. “Saya imbau kantor-kantor pemerintah, swasta, sekolah-sekolah dan masyarakat luas untuk mengibarkan bendera merah putih setengah tiang sebagai tanda duka cita yang mendalam buat melepas kepergian Jenderal Besar Purn TNI HM Soeharto,” tegasnya.
Kisah Pak Harto membekas dalam ingatan banyak warga bangsa. “Saya atas nama pemerintah Provinsi Kalbar dan juga atas nama masyarakat Kalimantan Barat turut berduka cita yang sedalam-dalamnya atas meninggalnya Presiden Republik Indonesia yang ke-II, Bapak H.M Soeharto,” ungkap Cornelis menjawab wartawan di Pendopo Gubernur setelah upacara HUT ke-51 Pemprov Kalbar.
Cornelis menambahkan, sudah semestinya masyarakat Kalbar memanjatkan doa kepada Alm. Pak Harto mengingat jasa maupun dharma bhakti yang telah diberikan kepada bangsa dan negara Indonesia. “Karena bagaimanapun kita ikut berkabung selama satu Minggu sampai dengan tanggal 2 Februari, dengan menaikkan bendera setengah tiang dan mendoakan agar arwahnya diterima oleh Tuhan Yang Maha Esa. Dan keluarga yang ditinggalkan agar senantiasa tabah,” ujar Cornelis.
Komandan Brigief 19 Khatulistiwa, Kolonel Inf. G.E. Sufit di tempat yang sama mengatakan, sebagai warga negara yang baik dan sebagai anak bangsa Indonesia, tentu masyarakat harus mengerti atas kepemimpinan Pak Harto dan menghargai Beliau. Terlebih di Angkatan Darat (AD), Beliau merupakan seorang panglima besar. “Kita sebagai warga negara tentu harus memberikan rasa hormat atas jasa maupun pengorbanan yang telah Beliau lakukan bagi bangsa dan negara Indonesia. Sebagai pemimpin, Beliau selalu menjadi penutan kita di Angkatan Darat,” kata Sufit.

“Kita harus berdoa sejenak, agar arwah Beliau diterima di sisi Tuhan Yang Maha Esa. Bagi keluarga dan kita yang ditinggalkan serta seluruh rakyat Indonesia maupun segenap keluarga besar di Angkatan Darat, agar tetap kuat menerima cobaan ini. Tentunya kita harus lebih baik lagi di masa yang akan datang dalam melakukan pembangunan di Indonesia,” ujar perwira dengan tiga melati di pundaknya.

Komandan Pangkalan Udara (Danlanud) Pontianak Kolonel (Pnb) Abdul Muis menilai, yang jelas Beliau (Pak Harto, red) merupakan mantan Presiden Republik Indonesia yang ke-II dan sekaligus sebagai pahlawan di negeri ini. Tentu Beliau telah banyak memberikan jasa maupun pengorbanan yang besar kepada bangsa dan negara Indonesia. “Saya atas nama Danlanud turut berduka cita yang sedalam-dalamnya atas kepergian Beliau. Semoga semua amal dan dharma bakti Beliau untuk bangsa dan negara ini diterima oleh Tuhan Yang Maha Esa,” hatur Muis.

Ketua Dewan Adat Dayak Kalbar, Thadeus Yus, SH, MPA mengatakan, dengan meninggalnya Pak Harto, sebagai anak bangsa sekaligus sebagai masyarakat Kalbar merasa kehilangan seorang tokoh yang sudah cukup banyak memberikan bentuk kepada negara Indonesia dalam banyak aspek, seperti politik, ekonomi, budaya, hukum dan sosial. “Hal itu tentu memberikan landasan maupun warna dalam kehidupan seperti apa yang saat ini kita rasakan,” kata dia.

“Masyarakat Kalbar harus mengakui Beliau sebagai Bapak Bangsa. Sudah sewajarnya, masyarakat dan rakyat Indonesia turut berbela sungkawa atas kepergian Beliau. Terlepas dari kontroversi yang selama ini terus bergulir terkait dengannya. Mari kita bersama-sama memanjatkan doa bagi Pak harto, agar semua amal baik Beliau diterima di sisi Tuhan Yang Maha Esa,” pinta Thadeus.

Dia juga mengungkapkan bahwa program transmigrasi yang hadir di masa kepemimpinan Pak Harto juga memberikan manfaat tersendiri bagi rakyat Indonesia. Hal itu positif sekali.
Selanjutnya, sesuai dengan imbauan Presiden Republik Indonesia bahwa semua rakyat Indonesia larut dalam hari berkabung dan memasang bendera setengah tiang untuk memberikan penghormatan kepada almarhum Pak Harto.

Delematika Hukum
Wafatnya HM Soeharto meninggalkan tanda tanya besar mengenai status hukumnya.
Polemik pun terus berkembang. Banyak di antara masyarakat mengharapkan negara memberikan pengampunan terhadap status hukumnya, tapi banyak juga yang mengharapkan pemerintah harus meneruskan kasus ini karena menganggap yang wafat Soerhato tidak serta merta melunturkan kewajibannya sebagai seorang warga negara, apalagi di belakang Soeharto yang merupakan orang dekatnya banyak yang bermasalah dengan hukum.

Menurut salah seorang warga Siantan, Hariyanto (33) pedagang sayur di Pasar Puring Pontianak mengatakan Soeharto harus dimaafkan karena tidak ada masalah. Heriyanto mengatakan selama Soeharto memimpin malah negara lebih bagus dari pemimpin yang sekarang, karena selama Soeharto memimpin Heriyanto merasakan keadaan baik, tidak ada kenaikan harga, cari minyak tanah tidak susah. Apalagi pada masa itu keadaan selalu aman. “Sekarang malah lebih susah dari pada waktu Pak Harto dulu bang,” katanya
Dia bingung kenapa pemerintah sekarang terus-terusan mengejar Soeharto untuk di hukum, karena Heriyanto beranggapan bila kasus korupsi ia menilai semua pejabat korupsi, ia tak menjamin kalau memang pejabat itu bersih dari kasus korupsi.
Sama halnya yang dikatakan beberapa buruh bangunan di Siantan yang rata-rata berusia antara 20 hingga 30 tahun. Mereka katakan hidup zaman Presiden Susilo Bambang Yudoyono (SBY) malah lebih susah dari pada ketika Soeharto menjadi pemimpin. Mereka katakan begitu bukannya tanpa alasan, karena memang selama mereka merasakan Soeharto memimpin bangsa ini, mereka tak merasakan harus antre minyak tanah, susah mencari sembako yang sesuai isi kantong mereka.
Salman (28) mengatakan apa adanya mengharapkan SBY untuk memberikan maaf kepada Soeharto karena memang tidak mempunyai salah.
Sementara itu aktivis mahasiswa, Nurhadi tidak bersepakat bila dosa-dosa Soeharto selama memimpin harus diampuni begitu saja. Ia beralasan selama Soeharto memimpin Indonesia, sudah berapa banyak jerih payah masyarakat Indonesia termasuk di Kalbar ini yang dijual hanya untuk kepentingan pribadi atau kroninya.
Kasus besar yang menjadi utang Soeharto hingga sekarang adalah penghilangan sejumlah aktivis yang hingga sekarang tidak diketahui rimbanya ke mana, apakah sudah mati atau masih hidup. Era Soeharto juga pengekangan terhadap hak bersuara, berkumpul, dan berserikat seperti yang diamanatkan dalam Undang-undang Dasar 1945 Pasal 28 kuat mengunci demokrasi.
Nurhadi juga mengharapkan pemerintah sesegara mungkin untuk mengusut semua KKN, karena puluhan tahun berkuasa, Soeharto dan antek-anteknya meninggalkan ribuan dosa-dosa yang tidak bisa diampuni masyarakat Indonesia. “Bom waktu” di negeri yang bisa meletus setiap saat. “Bisa muncul ledakan dasyat,” katanya
Nurhadi menegaskan tiada kata maaf buat Soeharto yang telah menyengsarakan rakyat selama 32 tahun, baik fisik maupun mental.
Lain halnya dengan salah seorang anggota Komisi Perempuan Indonesia, Sisin.
“Terlepas dari apa yang menjadi permasalahan Soeharto, sebagai umat manusia, sudah sewajarnya kita mengampuni kesalahan seseorang. Tuhan saja yang Maha Kuasa, juga Maha Pengampun, apatah lagi kita sebagai makhluk-Nya,” ujarnya.■Andry/Sugeng/Andika Lay/Borneo Tribune

Baca Selengkapnya...

Cornelis-Adrianus Serah Terima Kantor dan Rumah Dinas


Berakhirnya tugas Drs. Cornelis, MH, sebagai Bupati Landak karena harus menjalankan tugasnya menjadi Gubernur Kalimantan Barat Periode 2008-2013 berdasarkan hasil pilihan hati nurani rakyat pada pesta demokrasi Pemilihan Gubernur (Pilgub) 15 November lalu. Turut pula harus meninggalkan sarana penunjang yang selama ini mendukung kinerjanya sebagai Bupati Landak.

Ketika menghadiri malam resepsi dalam rangka mengantarkan tugas Gubernur dan Bupati Landak, pada Rabu (23/01) malam di halaman parkir pendopo rumah dinas Bupati Landak. Cornelis dalam sambutannya di depan masyarakat Landak yang hadir mengatakan akan melakukan serah terima kantor dan rumah dinas kepada Bupati Landak yang ia lantik pada siang harinya.
Menurut Cornelis, serah terima kantor Bupati akan dilakukan pada hari ini, Kamis (24/01) pukul 09.00 WIB. “Setelah itu baru serah terima rumah dinas,” ujarnya. Sekitar pukul 14.00, lanjut Cornelis, dirinya bersama keluarga akan berangkat meninggalkan kota intan menuju Pontianak.
Cornelis juga mengatakan bahwa dirinya sudah berkoordinasi dengan Kepala Urusan Rumah Tangga Kabupaten Landak untuk mengecek sarana yang selama ini ia gunakan di Landak. Seraya berkelakar, Cornelis berkata tidak mau apabila dirinya dipermasalahkan oleh harta pemerintah bagi aparatur pemerintahan daerah. “Karena sedari kecil kami sudah terbiasa menggunakan fasilitas negara,” ujarnya. Sehingga ngapain harus dibawa pulang.
Meskipun Cornelis memboyong serta keluarga ke Provinsi, mantan Bupati Landak yang mengabdikan dirinya menjadi orang nomor 1 di Landak sekitar 6 tahun 3 bulan ini, mengatakan bahwa putrinya masih akan menetap di Landak untuk mengabdikan diri sebagai Dokter di Puskesmas Mandor. dr. Karolin Margret Natasa, merupakan putri sulung Cornelis yang diterima menjadi pegawai negeri di Landak.
Malam resepsi ini juga sekaligus digunakan Cornelis untuk berpamitan kepada rekan kerjanya selama menjabat sebagai Bupati Landak. Seperti Kepala Dinas dan staf di kantor Bupati, tim kampanye dalam Pilgub, dan khususnya kepada seluruh masyarakat Landak.
Sementara itu, Drs. Adrianus Asia Sidot, M.Si, Bupati Landak yang baru dilantik, mengatakan ucapan terima kasih atas dukungan dan kepercayaan yang sudah diberikan oleh masyarakat kepada dirinya untuk memimpin Landak. “Terima kasih juga kepada bapak (Cornelis) yang sudah membangun Landak selama memimpin,” ujarnya.
Menurut Adrianus, doa masyarakat akan terus menyertai kepemimpinan Cornelis dalam menjalankan tugasnya sebagai Gubernur Kalbar. Semoga roda pembangunan di Kalbar menuju ke arah yang lebih baik lagi untuk kesejahteraan masyarakat, ujarnya.□Arthurio Oktavianus/Borneo Tribune

Baca Selengkapnya...

Adrianus Resmi Bupati Landak


Drs. Adrianus Asia Sidot, M.Si, yang sebelumnya mendampingi Drs. Cornelis, MH, dalam memimpin pemerintahan Kabupaten Landak untuk periode 2006-2011, kini resmi menggantikan posisi Cornelis yang ‘melaju’ ke kursi Gubernur Kalimantan Barat periode 2008-2013.

Babak baru pemerintahan kabupaten Landak pun akhirnya mulai dibukukan dengan kepemimpinan Adrianus yang dilantik sendiri oleh mantan partnernya tersebut. Bertempat di ruang sidang Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Landak, prosesi pelantikan Bupati Landak dilakukan pada Rabu (23/1).
Sidang istimewa paripurna untuk mengambil janji dan pelantikan Bupati Landak ini dibuka oleh Ketua DPRD Landak, Minsen, SH, yang didampingi oleh para wakilnya, Klemen Apui, S.IP dan Markus Jimi.
Cornelis dalam sambutannya mengatakan bahwa pelantikan Adrianus sebagai Bupati Landak merupakan rangkaian tidak terpisahkan dari proses pelantikan dirinya selaku Gubernur Kalbar.
Terhitung sejak dilantik sebagai Gubernur Kalbar pada 14 Januari lalu oleh Menteri Dalam Negeri Mardiyanto, jabatan Cornelis sebagai Bupati Landak diberhentikan dari jabatannya. “Seiring dengan pemberhentian saya sebagai Bupati Landak dan sebagai konsekuensi logis dari pemberhentian tersebut maka sesuai amanah Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 khususnya Pasal 26 Ayat (3). Adrianus dilantik sebagai Bupati Landak sampai berakhirnya masa jabatan Bupati Landak pada 2011,” ujar Cornelis.
Dilantiknya Adrianus menjadi Bupati Landak ini pun melanjutkan sisa masa jabatan Cornelis. “Sementara ini jabatan Wakil Bupati Landak yang ditinggalkan oleh Adrianus tidak akan dilakukan pelantikan pejabat yang baru,” ujar Cornelis. Hal ini dikarenakan tidak adanya ketentuan atau peraturan perundang-undangan yang secara tegas mengatur hal tersebut.
Pengambilan sumpah dalam pelantikan Adrianus sebagai Bupati, dilakukan secara Katolik. Yang didampingi langsung oleh Mgr. Hieronimus Bumbun, OFM. Cap, Uskup Agung Pontianak.
Dalam pengambilan sumpah jabatan tersebut, Adrianus berjanji untuk melaksanakan tanggung jawabnya sebagai Bupati Landak dengan sebaik-baiknya. Janji ini diucapkan Adrianus di depan tamu undangan dan masyarakat yang menghadiri acara pelantikan, yang terbuka untuk umum.
Setelah menandatangani surat berita acara pelantikan, Adrianus pun secara resmi mulai menjalankan tugasnya sebagai Bupati Landak dan membawa daerah ini menuju Kabupaten yang mandiri, maju dan sejahtera, dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. Terhitung sejak dirinya dilantik hingga berakhir pada 6 September 2011 nanti.□Arthurio Oktavianus/Borneo Tribune

Baca Selengkapnya...

Adrianus Resmi Bupati Landak

Drs. Adrianus Asia Sidot, M.Si, yang sebelumnya mendampingi Drs. Cornelis, MH, dalam memimpin pemerintahan Kabupaten Landak untuk periode 2006-2011, kini resmi menggantikan posisi Cornelis yang ‘melaju’ ke kursi Gubernur Kalimantan Barat periode 2008-2013.

Babak baru pemerintahan kabupaten Landak pun akhirnya mulai dibukukan dengan kepemimpinan Adrianus yang dilantik sendiri oleh mantan partnernya tersebut. Bertempat di ruang sidang Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Landak, prosesi pelantikan Bupati Landak dilakukan pada Rabu (23/1).
Sidang istimewa paripurna untuk mengambil janji dan pelantikan Bupati Landak ini dibuka oleh Ketua DPRD Landak, Minsen, SH, yang didampingi oleh para wakilnya, Klemen Apui, S.IP dan Markus Jimi.
Cornelis dalam sambutannya mengatakan bahwa pelantikan Adrianus sebagai Bupati Landak merupakan rangkaian tidak terpisahkan dari proses pelantikan dirinya selaku Gubernur Kalbar.
Terhitung sejak dilantik sebagai Gubernur Kalbar pada 14 Januari lalu oleh Menteri Dalam Negeri Mardiyanto, jabatan Cornelis sebagai Bupati Landak diberhentikan dari jabatannya. “Seiring dengan pemberhentian saya sebagai Bupati Landak dan sebagai konsekuensi logis dari pemberhentian tersebut maka sesuai amanah Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 khususnya Pasal 26 Ayat (3). Adrianus dilantik sebagai Bupati Landak sampai berakhirnya masa jabatan Bupati Landak pada 2011,” ujar Cornelis.
Dilantiknya Adrianus menjadi Bupati Landak ini pun melanjutkan sisa masa jabatan Cornelis. “Sementara ini jabatan Wakil Bupati Landak yang ditinggalkan oleh Adrianus tidak akan dilakukan pelantikan pejabat yang baru,” ujar Cornelis. Hal ini dikarenakan tidak adanya ketentuan atau peraturan perundang-undangan yang secara tegas mengatur hal tersebut.
Pengambilan sumpah dalam pelantikan Adrianus sebagai Bupati, dilakukan secara Katolik. Yang didampingi langsung oleh Mgr. Hieronimus Bumbun, OFM. Cap, Uskup Agung Pontianak.
Dalam pengambilan sumpah jabatan tersebut, Adrianus berjanji untuk melaksanakan tanggung jawabnya sebagai Bupati Landak dengan sebaik-baiknya. Janji ini diucapkan Adrianus di depan tamu undangan dan masyarakat yang menghadiri acara pelantikan, yang terbuka untuk umum.
Setelah menandatangani surat berita acara pelantikan, Adrianus pun secara resmi mulai menjalankan tugasnya sebagai Bupati Landak dan membawa daerah ini menuju Kabupaten yang mandiri, maju dan sejahtera, dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. Terhitung sejak dirinya dilantik hingga berakhir pada 6 September 2011 nanti.□Arthurio Oktavianus/Borneo Tribune

Baca Selengkapnya...

Hari ini Bupati Landak Dilantik

Dilantiknya Gubernur Kalimantan Barat periode 2008-2013, Drs Cornelis, MH yang semula merupakan Bupati Landak menyebabkan kekosongan kursi kepala daerah pemekaran dari Kabupaten Pontianak ini. Wakil Bupati, Drs. Adrianus AS, M.Si hari ini akan dilantik sebagai Bupati definitif.

Gubernur Cornelis ketika menghadiri perayaan natal bersama di Gereja Santo Yohanes Pemandi Paroki Pahauman, Kamis (17/1) mengatakan dirinya akan melantik Bupati Landak pada Rabu (23/1) sekitar pukul 10.00. “Akan tetapi bila anggota dewan tidak berkeberatan,” ujarnya. “Sebab ada agenda sidang paripurna,” lanjutnya.
Rencana pelantikan Bupati Landak sendiri, sebenarnya akan diagendakan pada, Senin (21/1). Rencana ini, menurut Cornelis, diundur dikarenakan dirinya akan kedatangan tamu dari Jakarta dan Korea.
Ia mengatakan naiknya posisi Adrianus menjadi Bupati Landak merupakan suatu keberuntungan. “Itu merupakan rezeki luar biasa,” ujarnya. “Tanpa perlu mengikuti proses panjang pemilihan dan dukungan dari partai politik, tampuk kepemimpinan bisa diraih.” Bahkan, lanjut Cornelis, kursi Bupati dapat diduduki tanpa perlu capek-capek lagi berkampanye.
Adrianus memimpin Landak tanpa didampingi oleh wakil. Hal ini dikarenakan masih belum ada Peraturan Pemerintah (PP) yang mengatur kasus seperti ini.
“Saya sedang menanyakan hal ini kepada Menteri Dalam Negeri. Agar kasus serupa dapat terangkum di dalam Undang-Undang di Indonesia,” papar Cornelis.
Cornelis berharap, mudah-mudahan pertengahan 2008 ini, PP dapat direvisi dan Bupati Landak nantinya dapat memiliki wakil, yang ditentukan oleh partai pemenang dalam pemilihan dan disetujui oleh anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
Sebab, menjadi Bupati tanpa memiliki wakil merupakan pekerjaan yang tidak gampang. Bak jargon sebuah iklan televisi, Bupati yang menjalankan roda pemerintahan tanpa memiliki wakil harus ‘siap setiap saat’.□Arthurio Oktavianus/Borneo Tribune


Baca Selengkapnya...

Hagabank


Gubernur Kalbar Drs.Cornelis. MH didampingi Taufiq Kiemas dan Walikota Singkawang Hasan Karman meresmikan Hagabank Cabang Pontianak Jalan Tanjung Pura, Selasa (22/1)kemarin. Foto Lukas B Wijanarko/Borneo Tribune



Baca Selengkapnya...

Gubernur Himbau Masyarakat Agar Tidak Membakar Lahan

Sepertinya, pemerintah mulai gerah mengatasi masalah pembakaran lahan yang terjadi setiap kemarau datang. Gubernur Kalbar, Drs. Cornelis, MH minta masyarakat agar tidak membakar lahan diwaktu kemarau seperti ini.

“Selaku pemerintah kita menghimbau masyarakat agar tidak membakar lahan. Pun demikian dengan perusahaan yang membuka lahan perkebunan, agar tidak dengan cara membakar,” kata Cornelis usai menghadiri acara coffee morning di kantor Gubernur Kalbar, Senin (21/1) pagi.
Sebenarnya, ia pun sudah kewalahan dengan fenomena yang sering timbul ketika di musim panas ini, malah, pemerintah ujarnya harus melakukan banyak pembinaan kepada masyarakat agar tidak membakar lahan ketika musim panas tiba.
Namun upaya ini, jelas Cornelis tidak membuahkan hasil yang maksimal, malah kondisi pula memperburuk keadaan terutama kondisi udara yang ada di Kalbar.
Dalam waktu dekat ini, tambah Cornelis, pihaknya akan melakukan penyemprotan air untuk memadamkan api yang dimungkinan masih ada. “Kalau bisa secepatnya, untuk melakukan penyemprotan sementara,” kata Cornelis.
Dengan adanya peristiwa ini, Cornelis mengatakan, tidak ingin memberikan instruksi kepada kepala dinas yang menangani persoalan tersebut, justru ia memberikan kebebasan pada instansi bagaimana menangani persoalan membakar lahan ini dapat ditanggulangi secara positif.
Kepala Bapedalda (badan pengendalian dampak lingkungan daerah) Provnsi Kalbar, Tri Budiarto mengatakan, saat ini kondisi udara yang ada di Kalbar sudah mencapai titik bahaya, ia pun menyarankan kepada masyarakat agar tidak keluar rumah pada pukul 19.00 WIB hingga dini hari.
Hasil deteksi yang dilakukan sejak tanggal 18 hingga 21 Januari kemarin, warna udara cenderung kuning kemerah-merahan dan disertai warna hitam, hal ini jelas Tri berarti kondisi udara pada saat ini tidak sehat dan berbahaya.
“Kualitas udara akhir-akhir ini menjadi tidak sehat dan berbahaya, untuk itu, masyarakat agar tidak keluar pada malam hingga dini hari,” pinta Tri di ruang kerjanya kemarin.□Aulis Marti/Borneo Tribune

Baca Selengkapnya...

Udara Berbahaya, Penerbangan Delay

Kualitas udara Kota Pontianak dan sekitarnya terus merosot, menyusul kian tebalnya kabut asap yang membungkus kota. Bahkan Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah (Bapedalda) mengumumkan kalau Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) sudah dalam kategori berbahaya.

Akibat kabut asap tebal ini, Otoritas Bandar Udara (Bandara) Supadio Pontianak pun terpaksa menunda jadwal penerbangan pagi karena jarak pandang di landasan pada pukul 06.00 hanya 400 meter saja. ”Ini berbahaya untuk penerbangan," kata General Manager PT Angkasa Pura II Bandara Supadio Pontianak, Syamsul Bachri.
Walau semakin siang udara membaik, tetapi jarak pandang pukul 06.50 masih 800 meter dan ini pun belum aman untuk penerbangan. Baru pukul 09.00 jarak pandang normal semula.
PT Angkasa Pura II Bandara Supadio Pontianak mencatat terdapat empat maskapai yang terganggu jadwalnya akibat kabut asap yakni Adam Air, Batavia Air, Lion Air, dan Sriwijaya Air. Umumnya maskapai ini menggunakan pesawat jenis Boeing 737 seri 200 - 400 dengan kapasitas angkut maksimal untuk 160 orang.
Kondisi kabut asap dan debu di musim kemarau ini membuat Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah (Bapedalda) Provinsi Kalbar, Tri Budiarto mengimbau masyarakat untuk tidak keluar rumah pada pukul 19.00 hingga dini hari. ”Tingkat berbahaya cenderung pada pukul 21.30 hingga 00.30, sudah kategori udara tidak sehat,” kata Tri kepada sejumlah wartawan di Pontianak, Senin (21/1) kemarin.
Hasil pantauan Bapedalda, kondisi udara di Kota Pontianak dan sekitarnya terus memburuk sejak Jumat (18/1) hingga Senin (21/1) kemarin. Pada Jumat lalu kata Tri, selama 4,5 jam.
Sabtu (19/1) berkisar selama 5 jam yang menunjukkan warna kuning, sedangkan pada Minggu (20/1) mencapai 6,5 jam, antara pukul 00.00 hingga 02.00 dan 19.00 hingga 21.00. Warna kuning menunjukkan kondisi udara yang tidak sehat.
“Perkembangannya cenderung sama, perubahan tersebut sering terjadi malam hingga dini hari, jadi kita meminta masyarakat tidak keluar rumah pada jam tersebut,” imbau Tri.
Tri mengatakan, ISPU pada Jumat pukul 00.00 hingga 01.30 berwarna kuning atau tidak sehat, pukul 04.00-18.00 berkategori sedang dan sehat, kemudian beranjak pada pukul 18.30-21.00 kembali udara menjadi tidak sehat. Pukul 21.00-00.00 udara menjadi berbahaya.
Sabtu, pukul 00.00-01.30 kembali kondisi udara menjadi tidak sehat, sedangkan pada pukul 01.30-18.30 berubah menjadi warna hijau dan biru atau berangsur baik dan sedang, lalu pada pukul 18.30-21.00 menjadi kurang sehat, dan pukul 21.00-22.30 berubah sedang. Pukul 22.30 sampai tengah malam udara kembali tidak sehat.
Minggu pukul 00.00-00.30 tidak sehat, pukul 00.30-01.00 sangat tidak sehat, pukul 01.30-02.30 tidak sehat, pukul 22.00 hingga tengah malam berubah menjadi berbahaya.
Sedangkan pukul 00.30-01.30 kemarin kondisi udara masih tidak sehat, ISPU mencapai 131 pada pukul 00.31, sedangkan pukul 06.00 hingga siang kemarin turun ke angka 77, artinya kondisi udara berkategori sedang.
Melihat kondisi seperti ini Tri me-warning seluruh masyarakat untuk tidak membakar lahan, karena dampaknya yang berbahaya bagi kesehatan manusia.

88 Titik Api
Sejak awal Januari satelit national Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) mendeteksi tak kurang dari 88 hotspot. Ini jumlah tertinggi dibandingkan 2007 lalu yang hanya terdeteksi titik api di bulan Februari, yaitu 28 titik.
Menurut Tri, penyebab lebih awalnya musim panas yang menyebabkan banyak sekali titik api awal tahun ini adalah karena perubahan iklim yang tidak menentu. Seharusnya bulan Januari ini Kalbar masih muncul hujan, tetapi pada kenyataannya sudah dua minggu terakhir tidak pernah turun hujan sehingga menyebabkan lahan menjadi kering. Hal itulah yang menyebabkan banyaknya titik api yang timbul. Padahal tahun lalu, pada bulan Januari belum ada titik api karena masih dicurahi hujan.
Kasubid Penanggulangan Kerusakan Lingkungan Bapedalda Kalbar, Tjipto Susilo mengatakan, tahun 2007 jumlah titik api yang terdeteksi secara keseluruhan 7511. Paling banyak pada bulan Agustus dan September yaitu sebanyak 3440 titik api dan daerah yang terbanyak titik apinya adalah di Kabupaten Kapuas Hulu 577 (Agustus) dan Kabupaten Ketapang 1055 (September).
Akibatnya udara tercemar asap, terganggunya transportasi udara, menimbulkan penyakit seperti Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA).
Kondisi ini menambah buruk citra bangsa Indonesia di mata internasional.
Sementara itu Kasubid Unit Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Dinas Kehutanan Kalbar, Soenarno mengatakan upaya yang dilakukan pihaknya mengatasi kondisi ini adalah mendeteksi secara dini lokasi kebakaran. ”Kita mengetahui informasi tersebut langsung dari Departemen Kehutanan RI melalui internet,” tambahnya.
Sunarno juga menegaskan bahwa Departemen Kehutanan akan secepatnya mengoperasikan helikopter Kamov Ka-32A buatan Rusia untuk penanggulangan kebakaran lahan yang kini marak. Helikopter ini mampu mengangkut air antara 3.000 - 5.000 liter setiap kali terbang dan "dibuang" dengan cara ditembakkan atau dituang.
"Departemen Kehutanan sekarang tengah menyiapkan izin terbang untuk pilotnya karena berasal dari Korea Selatan," katanya.
Tahap kedua, memberikan peringatan dini kepada masyarakat dengan kondisi yang ada saat ini, di mana dengan kondisi panas ini, mereka mengimbau masyarakat tidak membakar lahan pada musim kering. Peringatan tersebut disebarkan melalui televisi dan radio. Apabila kebakaran yang terjadi sudah cukup banyak dan parah upaya terakhir adalah pemadaman langsung ke titik api. Pencegahan lain adalah membuat parit di sekitar kebakaran sedalam 2 meter menggunakan eskavator milik Dinas PU.
Dalam rangka melakukan pemadaman, Kasubid Unit Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan Dishut Kalbar, S. Kusnadi mengatakan pihaknya bekerjasama dengan pemadam kebakaran Manggala Agni milik BKSDA Kalbar, Unit Pemadam Kebakaran Hutan dan Lahan Dishut, melibatkan pemadam kebakaran swasta di bawah koordinasi Kesbanglinmas Provinsi Kalbar.
Diakui tidak dapat berjalan dengan mulus karena terdapat banyak kendala lapangan termasuk fasilitas, sumber air, lokasi jauh, angin kencang dan lahan gambut yang terlalu tebal. Akhirnya mereka melakukan cara konvensional, yaitu mengirim air dengan cara estafet.
Kebakaran yang terjadi selama bulan Januari, paling banyak menyumbang asap ada pada 7 Kecamatan, yaitu Kecamatan Rasau Jaya, Terentang, Kakap, Sei Raya, Teluk Pak Kedai, Kubu Raya dan Sei Ambawang.■Borneo Tribune/Pontianak

Baca Selengkapnya...

Selasa, 22 Januari 2008

Cornelis: Mari Bergandeng Tangan Bagun Kalbar


*Natal Bersama PNS, TNI/Polri dan Masyarakat

Perayaan Natal bersama (Oikumene) PNS, TNI/Polri dan masyarakat Kristiani se-Kalimantan Barat yang berlangsung, Sabtu (19/1) malam di Gedung Olahraga (GOR) Pangsuma Pontianak.

Perayaan Natal ini dihadiri oleh sekitar 8000 umat Kristiani dari berbagai geraja di Pontianak. Seperti tahun-tahun sebelumnya, perayaan Natal selalu dimeriahkan oleh artis ibu kota. Kali ini artis yang hadir adalah Utha Likumahuwa dan Tri Utami serta diiringi dengan tarian-tarian Dayak, Jawa, dan Cina. Musik yang mengiringi peryaan tersebut adalah Band Mudika Keuskupan Agung Pontianak.
Perayaan Natal tersebut dihadiri Gubernur dan Wakil Gubernur Kalbar, Cornelis dan Christiandy Sanjaya, Walikota Pontianak, Buchary A Rahman, Kakanwil Depag Kalbar, Rahmi Sattar, Muspida Provinsi Kalbar, TNI, Polri, PNS, Uskup Agung Pontianak, Mgr. Hieronymus Bumbun, OFMCap, Uskup Sintang, Mgr. Agustinus Agus, Pr, Ketua PGI Wilayah Kalbar, Ketua PGPI Kalbar, Ketua PGLLI Kalbar, para Pendeta, suster, bruder, beserta masyarakat Kristiani Kalbar.
Sebelum prosesi perayaan dimulai terlebih dahulu dilakukan penyalaan lilin. Penyalaan lilin-lilin Natal dilakukan Gubernur, Uskup Agung Pontianak, Ketua PGI Wilayah Kalbar, Ketua PGPI Kalbar, dan Ketua PGLLI Kalbar.
Dalam pesan natalnya, Pdt. Samuel Fu, mengajak masyarakat Kalbar untuk mengedepankan rasa persatuan dan kesatuan. Dan itu harus diwujudkan dalam ketulusan dan kesucian hati yang murni.
‘’Natal akan menyelamatkan jiwa-jiwa mereka yang tersesat, putus asa, untuk dapat bangkit dalam kasih Tuhan, penuh kedamaian. Tuhan sangat membenci permusuhan, akan tetapi Tuhan akan sangat mencintai kedamaian. Begitu pula untuk membangun Kalbar khususnya, mesti dilandasi semangat kebersamaan dan cinta kasih, saling bergandeng tangan, bahu membahu mengatasi persoalan,’’ pesan Samuel.
Sementara itu, Walikota Pontianak, Buchary A. Rahman atas nama pemerintah kota menyampaikan ucapan selamat hari raya Natal kepada seluruh umat kristianai yang ada di Kota Pontianak khususnya dan Kalbar umumnya.
Buchary yang merayakan ulang tahunnya ke-62 dalam sambutannya mengajak masyarakat Kalbar hidup dalam persaudaraan dangan saling menghargai, hidup rukun damai dalam persaudaraan. Selain itu ia juga menyampaikan ucapan selamat kepada Drs. Cornelis, MH dan Drs. Christiandy Sanjaya, SE, MM yang baru saja dilantik sebagai gubernur dan wakil gubernur Kalbar, semoga dengan kepemimpinannya, dapat menggiring Kalbar kearah yang lebih baik maju dalam pembangunan.
Lebih lanjut ia mengatakan bagi umat Islam yang baru saja merayakan tahun baru Hidriyah agar dapat meningkatkan dan bertindak dari hal-hal yang belum sempurna supaya sempurna dan dari yang belum baik menjadi lebih baik.
Sementara Gubernur Kalbar, Cornelis, sebelum memberikan kata sambutannya, mengajak umat yang hadir dalam perayaan untuk bangkit berdiri menyanyikan lagu “Dalam Yesus Kita Bersaudara”.
Dalam sambutannya, Cornelis, mengatakan makna Natal untuk PNS, TNI (Darat, Laut dan Udara serta Polri dan masyarakat adalah dimana Tuhan Yesus datang ke dunia untuk menebus dosa manusia.
Lebih dari itu, makna Natal merupakan perwujudan rasa solidaritas untuk mendapatkan kasih Tuhan. “Bersama Natal akan timbul semangat kedamaian dan persaudaraan untuk seluruh lapisan umat,” ungkapnya.
Mengakhiri sambutannya ia mengajak masyarakat Kalbar bergandeng tangan menciptakan persatuan dan kesatuan untuk mewujudkan pembangunan Kalbar, sebab menurutnya jika tidak ada persatuan dan kesatuan tidak bisa berbuat apa-apa. Selain itu ia juga mau mengajak seluruh masyarakat untuk mengoreksi kebijakan, mengoreksi peristiwa pada masa lalu.
Ketua Panitia Pelaksana Natal Oikumene, Drs. Andreas Muhrotien, M.Si mengatakan tema perayaan Natal Oikumene untuk tahun 2007 ini mengambil tema ‘’Hiduplah dengan Bijaksana, Adil dan Beribadah” dan sub tema “Bijak Bertindak, Adil Bersikap dalam Membangun Masyarakat Kalimantan Barat”.
Pada kesempatan itu, Andreas atas nama panitia Natal Oikumene 2007 mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu terlaksananya acara Natal bersama yang penuh cinta kasih.
“Kepada aparat keamanan khususnya Poltabes Pontiaanak, yang telah bersusah payah mengamankan acara ini sampai selesai, kami menghaturkan ribuan terima kasih. Tanpa dibantu aparat dan seluruh pihak, tidak mungkin acara ini berjalan lancar sesuai rencana. Kemudian juga kepada Gubernur Kalbar yang baru dilantik, semoga dapat menjalankan pemerintahan dengan baik dan dicintai masyarakat,’’ ucapnya.
“Saya juga mau mengucapkan selamat kepada bapak Walikota Pontianak, Buchary A Rahman yang pada hari ini merayakan ulang tahunnya ke-62, semoga panjang umur dan selalu mendapat berkat yang melimpah,” katanya mengakhiri sambutannya.□Hartono/Borneo Tribune

Baca Selengkapnya...

“Mujizat Itu Nyata”



Dukungan masyarakat pada pemilu gubernur, 15 November 2007 lalu telah mengantarkan Drs. Cornelis, MH dan Drs. Christiandy Sanjaya, SE, MM terpilih sebagai gubernur dan wakil gubernur Kalbar. Dan pada tanggal, 14 Januari 2008, kemaren, keduanya resmi menjadi orang nomor satu dan dua di Kalbar setelah dilantik oleh Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Republik Indonesia, H Mardiyanto, lewat sidang paripurana khusus DPRD Provinsi Kalbar.

“Rentetan peristiwa tersebut tidak lepas dari campur tangan Allah Bapa di Surga. Saya mau katakan, mujizat itu sungguh nyata,” ujar Cornelis saat diminta memberi maksud dan tujuan dilaksanakannya misa syukur dan pemberkatan rumah dinas gubernur yang berlangsung di pendopo, jalan Ahmad Yani, Rabu (16/1) sore kemarin.
Dalam sambutan singkat tersebut, Cornelis mengungkapkan, dirinya terpilih tidak hanya karena dukungan masyarakat semata yang telah mencoblos nomor 4, tapi kuasa Tuhan sungguh bekerja untuk pasangan yang diusung PDI Perjuangan tersebut.
Sebagai ungkapan syukur dan terima kasihnya baik kepada masyarakat yang telah mendukungnya, maupun syukur ada kuasa dan mujizat Tuhan, maka selayaknya pada sore hari ini kita bersama-sama berterima kasih kepada-Nya.
Cornelis juga memohon doa, agar dalam lima tahun kedepan meminpin Kalbar selalu diberikan kesehatan dan bijaksanaan, sehingga dalam menjalankan tugas bisa berlaku adil bagi semua orang.
Soal ungkapan syukur dalam bentuk misa yang juga dihadiri wagub Christiandy Sanjaya dan ibu itu, Cornelis menjelaskan, sebagai insan yang beragama, agama apa pun dia, pasti mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa dengan aturan agamanya masing-masing. “Dan sore hari ini kita mau mengucapkan syukur dan terima kasih kepada Tuhan sesuai dengan iman saya, yakni menurut tata cara agama Katolik,” jelas Cornelis.
Misa syukur dan pemberkatan rumah itu dipimpin oleh Uskup Agung Pontianak, Mgr. Hoeronymus Bumbun OFMCap, Uskup Sintang, Mgr. Agustinus Agus, Pr didampingi puluhan pastor dan suster. Ribuan umat tanpak khusuk mengikuti misa dengan khidmat.
Untuk memeriahkan jalannya misa, tampil dua kelompok koor atau paduan suara, yakni dari Dekanat Pontianak dan dari Darit Menyuke, serta dihadiri ribuan masyarakat yang datang dari perwakilan tiap-tiap kabupaten/kota se-Kalbar.
Bacaan-bacaan yang dipilih dalam misa syukur tersebut adalah bacaan dari Injil yang bertemakan kekuasaan, pemerintahan dan kebijaksanaan.
Seperti bacaan pertama yang diambil dari Kitab Putera Sirakh (10:1-8) yang intinya meminta kita manusia agar jangan terpengaruh nafsu kuasa. Lewat Putera Sirakh, Tuhan mengajarkan bahwa seorang pemimpin yang bijaksana adalah yang menjamin ketertiban masyarakat, yang memerintah dengan aman sentosa.
Rakyat akan mengikuti tingkah laku para pemimpin yang bijaksana. Pemimpin yang bijaksana tidak membinasakan rakyatnya, tetapi menjamin perkembangan negerinya. “Manusia bisa berusaha, tapi Tuhan yang maha tahu yang memberikan hasil gemilang kepada usaha manusia,” kata Putera Sirakh.
Karena itu, Tuhan minta jangan membenci sesama, apapun kesalahannya. Dan yang paling penting dipesankan Putra Sirakh adalah jangan terpengaruh oleh nafsu kuasa dan nafsu uang.
Sedangkan bacaan kedua diambil dari Surat Pertama Rasul Petrus (2:13-17), yang mana Petrus meminta kita untuk berlakulah sebagai abdi Allah.
Dalam surat itu, petrus meminta orang yang percaya kepadanya untuk taat kepada semua orang yang memegang kekuasaan, kepada kepala negara—pemimpin tertinggi. Allah menghendaki kita membungkam orang bodoh yang tak mau mengerti, dengan perbuatan dan tingkah laku yang baik. Berlakulah sebagai orang yang merdeka. Janganlah menggunakan kemerdekaan sebagai kedok kejahatan. Tetapi berlakulah sebagai abdi Allah. Hormatilah semua orang dan kasihanilah saudaramu. “Hendaklah takwa kepada Alllah dan hormatilah kepada negara,” pesan Petus dalam surat pertamanya.
Sedangkan dalam bacaan injil Markus (22:15-21) yakni menyangkut hak. Markus dalam injilnya mengatakan “Berikanlah kepada kaisar yang menjadi hak kaisar, dan kepada Allah yang menjdi hak Allah”.
Mgr Agus dalam homilinya mengatakan, pada zaman Yesus aja sudah ada pembangkangan, dimana pada waktu itu daerah Palestina adalah jajahan Kekaisar Romawi. Ketika waktunya membayar pajak, ada kelompok di Palestina yang membangkang tidak mau bayar pajak. Suatu ketika mereka mendatangi Yesus yang sedang mengajar murid-muridnya. Kelompok pembangkang yang juga dikenal dengan orang Farisi ini hendak menjerat Yesus dengan bertanya, bolehkan membayar pajak kepada kaisar atau tidak?
Yesus yang sudah mengetahui kejahatan hati mereka berkata, dengan singkat mengatakan, berikanlah kepada kaisar apa yang menjadi hak kaisar dan berikanlah kepada Allah apa yang menjadi hak Allah.
Kepada orang Farisi itu Yesus balik bertanya, “gambar dan tulisan siapakah ini?” sambil menunjukan uang dinar, karena gambar dan tulisan kaisar, maka ia menjadi hak kaisar.
Jadi di zaman sekarang sikap pro kontra sudah tidak aneh, karena itulah demokrasi. Bagi kita yang percaya dan beriman, kita harus mendukung pasangan pak Cornelis dan Christiandy. “Jangan kita banyak meminta, tapi berilah apa yang bisa diberikan untuk mendukung langkah dan kebijakan keduanya dalam memimpin Kalbar ini lima tahun kedepan,” pinta Mgr. Agus.
Lebih jauh Mgr. Agus mengatakan, kalau bangsa Israel harus menunggu pembebasannya selama 40 tahun dari perbudakan di Mesir, maka kita untuk menunggu pemimpin dari kalangan kita harus pula menunggu 42 tahun lamanya. “Kita masih ada song dua tahun,” ujar Mgr yang sambut tepuk tangan massa yang mengikuti misa syukur tersebut.
Untuk melengkapi kerinduan itu, maka hari ini telah terjadi anugrah yang luar biasa. Untuk pertama kalinya kita bisa melaksanakan misa di pendopo ini.
Romo J Kasimo mengatakan, kita harus menjadi katolik 100 persen dan warga negara 100 persen. “Maknanya, dengan iman yang kita miliki yang harus bisa menjadi terang dan mengarami sesama. Jadi hidup ini tidak hanya berdoa, tapi bermasyarakat juga penting,” ingatnya.
Uskup yang terkenal vokal ini melanjutkan, sejak awal geraja Katolik di Indonesia umumnya dan khsususnya Kalbar, misi masuk dengan mengembangkan pendidikan, kesehatan dan ekonomi. “Jadi sumbangsih gereja Katolik terhadap kemajuan bangsa ini sangat besar. Banyak pemimpin di daerah ini yang lahir dari pendidikan awal misi,” katanya.
Selain misa syukur, Uskup juga memberkati rumah dinas gubernur seraya memercikan air kudus dan garam kesucian. “Air melambangkan hidup, karena air sumber segala kehidupan di dunia ini. Sedangkan garam adalah lambang kesucian, karena garam bisa membuat segalanya jadi enak. Dari kacamata rohani, kita harus bisa mengarami sesama dengan kebaikan dan cinta kasih,” jelas Mgr. Bumbun sebelum memberkati air dan garam.
Pemberkatan mulai dari teras, ruang tamu, ruang tengah, ruang kerja, kamar tidur hingga dapur dan lingkungan pendopo.
Usai misa syukur yang juga dihadiri Ibu Bernadetha Oevaang Oeray, dilanjutkan dengan makan malam bersama dan pada pukul 19-22 digelar panggung hiburan rakyat yang dimerahkan oleh artis-artis ibukota, diantanya Edo Kandolongit dan Trio Macan.□Tanto Yakobus/Borneo Tribune

Baca Selengkapnya...

Undangan Pertama Buat Gubernur Baru


Gubernur Kalimantan Barat, Drs. Cornelis, MH yang beru dilantik, Senin lalu, Selasa (15/1) langsung bertatap muka dengan masyarakat saat menghadiri undangan Harlah NU ke- 82 yang dipusatkan di Pondok Pesantren Darul Ulum Kuala Dua Kabupaten Kubu Raya.

“Terima kasih, ini undangan yang pertama bagi saya selaku gubernur dan ini juga kali pertama tugasnya bertatap muka dengan masyarakat. Mari kita bersama-sama membangun dan memajukan daerah Kalimantan Barat,” ujar Cornelis dalam sambutannya di Harlah NU yang juga dihadiri oleh Ketua Umum PBNU, KH Hasyim Muzadi itu.
Selain Gubernur, Harlah tersebut juga dihadiri unsur Muspida Provinsi Kalbar dan sejumlah pejabat lainnya. Setelah dengan seksama mendengarkan pengajian, dalam sambutannya secara langsung tanpa menggunakan teks, Cornelis mengatakan bahwa untuk saat ini dirinya lebih ingin berkenalan dengan masyarakat dari berbagai lapisan terkait dengan jabatan barunya, yakni Gubernur Kalimantan Barat.
Dalam kesempatan itu, Cornelis berharap agar masyarakat saling membantu satu sama lain, baik itu untuk masalah kemanusiaan maupun demi kemajuan daerah ini.
Untuk mewujudkan hal tersebut, Gubernur Kalbar yang baru ini akan bekerja sekuat tenaga membantu niat mulia masyarakatnya sesuai dengan kapasitasnya.
Selain itu peringatan Harlah NU ke-82 ini diakui Cornelis sangat luar biasa. Di usia seperti ini, segala sesuatu masih dapat bertahan dan terus eksis merupakan sesuatu hal yang tidak dapat dipandang sebelah mata.
“Adanya pergeseran maupun perkembangan zaman tetap tidak mampu menggoyahkan perjuangan NU dalam kiprahnya membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),” ujar Cornelis dalam sambutannya.
Kekaguman Cornelis akan NU juga disampaikannya secara tegas, terkait dengan produk-produk NU yang harus diakui memang berkualitas baik di tingkat nasional maupun internasional.
Dalam menghadiri Harlah NU ke-82, Cornelis tak hanya memberikan kata sambutan saja, namun juga diberi kepercayaan untuk membuka secara resmi salah satu dari sembilan kegiatan, yakni pengobatan gratis bagi masyarakat dalam rangka NU peduli.□Hanoto/Borneo Tribune

Baca Selengkapnya...

Buah Manis Pesta Demokrasi


*Mendagri: Jadilah Teladan


Anasir bahwa Kalbar rawan konflik semakin susut. Upaya rakyat Kalbar untuk mewujudkan Pilkada damai membuahkan hasil. Ibarat benih yang disemaikan dirawat dengan baik, pohon demokrasi itu telah berbuah. Keamanan dan kedamaian terasa manis dan indah.


Perbandingan pilkada yang damai dengan yang kisruh dapat dilihat di Sulawesi Selatan. Walaupun secara struktur sosial dan infrastruktur di Sulsel jauh lebih baik dari Kalbar, tapi dalam pesta demokrasi tingkat provinsi, Kalbar jauh lebih maju ketimbang Sulsel.
Keberhasilan mewujudkan pilkada damai tentu merupakan sumbangsih banyak pihak. KPU sebagai penyelenggara bisa menjalankan program sebagaimana mestinya. Para kandidat bisa bermain sportif di mana pasangan Akil-Mecer, Oso-Lyong, dan UJ-LHK bisa legowo. Tak hanya menerima kekalahan dengan lapang dada, tapi juga memberikan ucapan selamat, serta tak kalah pentingnya ketiga calon Gubernur Kalbar tersebut semua hadir di acara pelantikan Cornelis-Christiandy sebagai gubernur dan wakil gubernur baru, periode 2008-2013.
Aparat keamanan juga tegas. Banyak kerawanan-kerawanan bisa dicekal dengan sikap tegasnya mereka. Salah satu batu uji yang paling dramatis adalah kasus Gang 17. Walaupun kasusnya murni kriminal (baku hantam setelah insiden lalu lintas) tapi banyak pihak yang mengaitkannya dengan hasil Pilkada. Tapi semua telah berlalu dan dapat diatasi dengan arif dan bijaksana. Kini rakyat menerima buah kebaikannya.
Keharuan rakyat tampak membuncah di Gedung DPRD Kalbar, Senin (14/1) kemarin. Ribuan rakyat memadati Gedung Dewan hingga luber ke jalan Ahmad Yani. Tak urung kemacetan terasa di sejumlah jalan-jalan protokol.
Keamanan memang ketat sebagai langkah antisipasi. Tetapi karena sejak H-1 semua berjalan aman dan damai, akhirnya pintu masuk Gedung Dewan diperlonggar. Siapa saja boleh masuk. Isu demo hanya isapan jempol belaka.
Di pagar depan aparat berjaga-jaga didampingi panitia penyambutan. Baik secara adat, kepartaian, maupun protokoler pelantikan. Tampak di barisan-barisan depan aparat keamanan seperti Kabid Humas Polda Kalbar, Suhadi SW, maupun Kapoltabes Awang Anwarudin. Tokoh masyarakat yang turut menyambut di halaman Gedung Dewan, antara lain Rhonny Nicholas Rhangie yang mantan Ketua Komnas HAM Perwakilan Kalbar.
Mobil keamanan seperti Barracuda disiagakan Polda di halaman depan POM Bensin Ayani. Helly Apache milik TNI pun terbang mengitari langit biru, memantau situasi dan kondisi.
Pukul 09.45 Gubernur Cornelis dan Wagub Christiandy memasuki Gedung Dewan. Massa mengelu-elukannya. Panitia menyambut di depan pintu dan beras kuning ditaburkan tanda pemberkatan dan kemakmuran.
10 menit berikutnya sirine kembali meraung-raung. Kini rombongan Usman Ja’far dan LH Kadir yang memasuki Gedung Dewan. Pemimpin Kalbar periode 2003-2008 ini hadir bersama Menteri Dalam Negeri, Mardiyanto. Selain diburu para wartawan, para tokoh ini juga mendapatkan applaus hadirin. Tepuk tangan mengembang meriah.
Selain para petinggi tersebut, juga masuk dalam rombongan ini Dirjen Minduk, DPR-DPD RI. Tampak anggota DPR RI asal Kalbar dari PDIP, Agustinus Clarus dan Max Moein. Tampak pula anggota DPR RI asal PBR, Rusman H Ali.
Oso juga hadir dengan safari warna krem. Kehadirannya dipuji Camat dari Kapuas Hulu. “Hebat, Oso hadir. Dia orang yang sportif,” katanya.

Paripurna istimewa DPRD Provinsi Kalbar dengan agenda pengucapan sumpah janji dan pelantikan gubernur dan wakil gubernur Kalbar yang berlangsung di Balairung Sari di rumah rakyat yang dipimpin langsung oleh Ketua DPRD Kalbar, Ir. H Zulfadhli dan didampingi para wakil ketua DPRD Kalbar berjalan secara aman dan damai.

Pukul 10.13 WIB, dengan mengucapkan ‘bismilahirrahmanirrahim’, Ketua DPRD Kalbar, Zulfahdli pun mengetukkan palu sidang sebanyak tiga kali sebagai pertanda bahwa paripurna istimewa DPRD Provinsi Kalbar dengan agenda pengucapan sumpah janji dan pelantikan gubernur dan wakil gubernur Kalbar dibuka secara resmi dan terbuka untuk umum.

Dalam untaian kata pengantarnya seraya memimpin sidang, legislator dari partai Golkar ini pun mengatakan, rasa syukurnya mengingat pesta akbar demokrasi yang berlangsung di Kalbar pada 15 November 2007 lalu dapat berjalan secara aman, damai dan demokratis.

Ketua DPRD Kalbar termuda di seantero Indonesia ini pun mengingatkan bahwa pembangunan infrastruktur di Kalbar sebagai pondasi guna mendukung pembangunan di segala bidang di Kalbar masih sangat penting dan memang perlu diteruskan oleh gubernur dan wakil gubernur terpilih. Hal tersebut sangat signifikan guna mendorong berbagai sektor pembangunan di Kalbar.

Dia pun tak lupa selaku pimpinan DPRD Kalbar turut mengucapkan terima kasih atas pengabdian yang telah dijalani oleh mantan gubernur Kalbar, Usman Ja’far dan mantan wakil gubernur Kalbar, LH Kadir dalam mengemban tugas selama lima tahun guna melakukan beragam pembangunan di Kalbar. “Saya selaku pimpinan dewan mengucapkan terima kasih atas pengabdian Pak Usman Ja’far dan Pak LH Kadir dalam memimpin Kalbar selama lima tahun. Semoga bhakti yang telah dicurahkan menjadi amal ibadah dan bermanfaat bagi masyarakat Kalbar,” ujarnya tulus.

Usai Ketua DPRD Kalbar menyampaikan pengantarnya, acara selanjutnya adalah pembacaan surat keputusan Presiden Republik Indonesia yang dibacakan oleh Sekretaris Dewan (Sekwan) DPRD Kalbar, Drs. Ibnu Setiawan, MM. Setelah itu dilanjutkan pula dengan acara pengambilan sumpah dan janji gubernur dan wakil gubernur Kalbar terpilih oleh Mendagri. Dimana Cornelis dan Christiandy Sanjaya yang sebelumnya terlihat duduk berdampingan dengan pimpinan DPRD Kalbar, segera beranjak dan bergerak seraya berdiri tegak menghadap para pimpinan dewan untuk diambil sumpah dan janjinya oleh Mendagri. Cornelis pun diambil sumpahnya sesuai dengan ajaran agama Khatolik dan Christiandy Sanjaya dengan ajaran agama Kristen/Protestan. Mereka terlihat khusuk saat mengikuti ucapan sumpah maupun janji yang dilantunkan oleh Mendagri. Wajah pemimpin baru Kalbar ini pun terlihat cerah seraya memancarkan aura nan indah dengan berjuta makna.

Usai diambil sumpah dan janjinya, Mendagri lantas memberikan ucapan selamat kepada kedua pemimpin ini. Dan sebelum berjabat tangan, Cornelis dengan sigap mengangkat tangan kanannya seraya menempelkan di ujung ped-nya. Layaknya seorang perwira yang memberikan penghormatan kepada komandannya dan Mendagri pun lantas menyambutnya dengan senyuman. Para hadirin pun langsung memberikan tepukan. Dan setelah itu, giliran Christiandy yang pula menyambut salam dari Sang Menteri. Mereka pun menandatangi berkas sumpah maupun janji.

Prosesi selanjutnya adalah penyematan tanda pangkat dan jabatan kepada gubernur dan wakil gubernur Kalbar oleh Mendagri. Disusul dengan penandatanganan berita acara pelantikan oleh Cornelis, Usman Ja’far dan Mendagri. Setelah itu, UJ menyerahkan buku memori kepada Cornelis.

Sementara itu dalam sambutannya, Mendagri Mardiyanto mengatakan terima kasih kepada KPU maupun Panwas se-Kalbar, karena telah berhasil menyelenggarakan Pemilu secara aman, damai dan demokratis di Kalbar. Dia pun meminta gubernur dan wakil gubernur terpilih agar arif dan bijaksana dalam memimpin Kalbar serta membangun kedewasaan berpolitik yang sesuai dengan aturan yang berlaku di Indonesia.

Mantan gubernur Jawa Tengah itu pun menegaskan bahwa gubernur dan wakil gubernur itu merupakan perwakilan dari pemerintah pusat yang ada di daerah. Untuk itu dia berpesan agar dapat menjadi contoh tauladan serta dapat memberikan pelayanan yang baik kepada semua masyarakat Kalbar. “Saya juga pernah minum air Kapuas dan saya juga ingin daerah ini maju,” tutur Mardiyanto seraya disambut dengan riuhnya tepukan.

Purnawirawan TNI ini pula mengucapkan selamat bekerja bagi gubernur dan wakil gubernur Kalbar yang baru saja dilantik, dan terima kasih banyak kepada mantan gubernur dan wakil gubernur Kalbar yang telah berbhakti dalam memimpin Kalbar. Mendagri juga kembali menegaskan bahwa proses pembangunan di Kalbar harus diiringi dengan menjalin komunikasi yang intensif dengan pemerintah pusat, sehingga berbagai kebijakan akan mudah untuk dimplementasikan. “Hal itu penting agar terjalin komunikasi yang baik antara pemerintah daerah dengan pemerintah pusat,” ungkap Mardiyanto.

Selepas itu, Kakanwil Depag Kalbar, Drs. H. Rasmi Sattar pun memimpin doa guna mengiringi semangat dan harapan masyarakat akan kemajuan dan kesejahteraan di Kalbar. Akhirnya, dengan mengucapkan ‘Alhamdulillahirrabbila’alamin’ seraya mengetuk palu sebanyak tiga kali, Zulfadhli pun menutup paripurna istimewa tersebut. Setelah itu, para hadirin pun diminta untuk berdiri guna menyanyikan lagu Bagimu Negeri. Hadirin pun menyanyikan lagu itu dengan penuh khidmat. Dan kemudian acara dilanjutkan dengan pemberian ucapan selamat kepada gubernur dan wakil gubernur Kalbar terpilih oleh para hadirin.






Walikota Pontianak, Buchary A Rachman turut memenuhi undangan. Dia mengatakan beginilah manisnya demokrasi. Aman, damai dan kondusif. “Siapa pun yang menang harus kita dukung. Ini demokrasi. Yang berlalu biarlah berlalu. Semua pihak harus menerima dengan lapang dada. Tokh manusia tidak ada yang sempurna. Kita harus saling mengisi dan bersatu untuk memajukan daerah dan membangun masyarakat sejahtera.”
Bicara demokrasi, Buchary mengatakan masing-masing ada jalur dan rambu-rambunya. Dia sendiri tak merasa ada masalah untuk bekerjasama dengan Gubernur Cornelis dalam kapasitasnya sebagai Walikota untuk membangun daerah secara bersama-sama. “Saya hendak khusnul khatimah dalam 11 bulan tersisa kepemimpinan saya,” ujarnya.
Bupati Ketapang, Morkes Effendi dan Bupati Kabupaten Pontianak, Agus Salim juga tampak hadir. Masing-masing hadir memberikan ucapan selamat.
Ketua KPUD Kalbar, Aida Mokhtar seusai pelantikan selesai masih berdiri mematung di tangga turun Gedung Dewan. Dia memandang keramaian di jalan raya yang masih dejejali massa lantaran Perahu Tamba Cornelis dan Christiandy sedang bergerak keluar. Ia tersenyum. Tampak binar kebahagiaan memancar dari matanya.
“Apresiasi bagi masyarakat Kalbar. Kita bersyukur dan Alhamdulillah Pilkada kita aman, damai dan lancar. Mudah-mudahan gubernur bisa menjalankan amanah rakyat sehingga pembangunan terus meningkat dengan kondisi rakyat yang makmur, sejahtera serta dapat hidup berdampingan secara harmonis.”
Arak-arakan terus bergerak meninggalkan Gedung Dewan. Para tamu satu per satu meninggalkan lokasi DPRD sejak pukul 11.00 WIB.
Sebentar saja acara protokoler pelantikan gubernur itu. Dimulai pukul 10.00 berakhir pukul 11.00. Setelah hiruk-pikuk semua berakhir, tinggal PR pembangunan yang ada di depan mata. Membangun dengan kebersamaan. ■Andri-Nur Iskandar/Borneo Tribune

Baca Selengkapnya...

Gladi Bersih dalam Kawalan Ketat Aparat


Rapat paripurna istimewa Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Kalbar dengan acara pengucapan sumpah/janji dan Pelantikan Gubernur Kalimantan Barat, masa jabatan Tahun 2008-2013 telah dilaksanakan, Minggu malam.

Menteri Dalam Negeri Mardiyanto yang akan melantik kemarin tiba di Bandara Supadio sekitar pukul 15.00 WIB yang dijemput oleh Sekda, Syakirman.
Gladi bersih digelar sekitar pukul 20.00 WIB. Tempat di Gedung DPRD Provinsi Kalbar. Acara di bawah pengawalan ketat aparat kepolisian.
Ketua DPRD Provinsi Kalbar Zulfadli tampak hadir dan memimpin rapat paripurna, sedangkan Cornelis dan Christiandy Sanjaya terlihat cukup tenang dalam melakukan prosesi pelantikan yang akan dilaksanakan hari ini, Senin.
Sesekali mereka tertawa karena ada kesalahan dan harus diulang.
Kapoltabes Pontianak Kombes Awang Anwarudin tampak hadir mengawasi jalanannya gladi resik.
Sementara itu di Pendopo, Gubernur Kalbar H Usman Ja’far didampingi Wakil Gubernur LH Kadir yang akan melepaskan jabatannya dan diganti Gubenur dan Wakil Gubenur terpilih menerima Mendagri Mardiyanto dalam acara ramah tamah. Selain itu hadir pula Muspida Kalbar. Sedangkan di Aula Pendopo telihat berbagai persiapan acara yang akan dilaksanakan, untuk penyambutan gubenur yang baru.■Lukas B Wijanarko/Borneo Tribune

Baca Selengkapnya...

Siang Ini Mendagri Lantik Cornelis

“Sore nanti sekitar jam 3 saya dan rombongan Mendagri mendarat di bandara Supadio Pontianak. Kami pakai pesawat kenegaraan dari Jakarta. Tolong Borneo Tribune datang meliput kami lewat VIP,” bunyi pesat singkat lewat SMS dari Agustinus Clarus yang masuk ke hand phone saya, Minggu (13/1) pagi kemarin.

Selain Agustinus Clarus, turut dalam rombongan Mendagri, Mardiyanto adalah Soetardjo Suryoguritno yang juga wakil ketua DPR-RI. Selain di DPR, Mbah Tardjo—demikian ia disapa, juga sebagai fungsionaris DPP PDI Perjuangan.
Dengan kehadiran Mendagri, dipastikan pelantikan Drs. Cornelis, MH sebagai Gubernur Kalbar dan Drs.Christiandy Sanjaya, SE, MM sebagai Wakil Gubernur Kalbar bakal berjalan mulus sesuai rencana yang telah ditetapkan KPU Provinsi Kalbar, yakni pada tanggal 14 Januari 2008.
Mendapat SMS dari Bang Agus—begitu dia biasa saya sapa—yang juga duduk di Komisi II DPR-RI, saya lalu meluncur ke pendopo gubernuran untuk melihat kesiapan pelantikan. Benar saja, di pendopo belasan petugas tengah mendekorasi ruangan maupun lingkungan pendopo dengan berbagai hiasan yang menandakan bakal ada kegiatan besar.
Tampak juga sejumlah orang yang membenahi taman dan memasang umbul-umbul dengan berbagai ukuran. Di sisi belakang, sudah terpajang papan stereoform (gabus, red) ucapan selamat atas pelantikan Cornelis dan Christiandy sebagai gubernur dan wakil gubernur dari sejumlah relasi maupun perusahaan dan instansi. Namun papan gabus itu masih disusun rapi di samping bangunan pendopo.
Sejumlah pekerja lainnya tampak sibuk di Jalan Karvin. Ada belasan orang tengah mendekorasi sebuah truk besar (lori) yang menyerupai sampan (motor Bandung) yang lazim dijumpai di Sungai Kapuas. Sejak dulu hingga sekarang, motor Bandung digunakan sebagai alat transportasi barang maupun orang yang melayani rute Pontianak-Kapuas Hulu. Rencananya motor Bandung tersebut akan ditumpangi oleh Cornelis dan Christiandy dan keluarganya menuju gedung DPRD dan balik kembali ke pendopo. Ini salah satu acara adat dan budaya yang ditampilkan.
Lalu ada juga pekerja lainnya yang tengah mempersiapkan perahu Lancang Kuning. Rencananya, perahu Lancang Kuning ini akan membawa Usman Ja’far dan LH Kadir yang akan melepas masa jabatannya sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Kalbar.
“Saya tidak tahu persis seperti apa bentuk acaranya, tapi rencananya baik gubernur baru maupun yang lama akan menggunakan dua jenis perahu itu menuju tempat upacara pelantikan di gedung DPRD Kalbar,” ungkap SM Kaphat yang tampak sibuk brifing dengan petugas di Jalan Karvin, Minggu siang.
Tapi hingga menjelang sore, saya tidak menemukan perahu Lancang Kuning yang kabarnya dibuat oleh petugas dari Kantor Gubenur. Yang ada hanya perahu jenis motor Bandung yang tengah didekorasi di Jalan Karvin dan sorenya dipindahkan ke halaman Graha Korpri, Jalan Veteran.
Di rumah betang, berlangsung rapat kordinasi antara aparat kepolisian dengan panitia internal pasangan Cornelis-Christiandy. Rapat tersebut terkait pengamanan pelaksanaan upacara maupun pengerahan massa yang ingin menyaksikan pelantikan tersebut.
“Saya minta setiap massa dari kabupaten/ kota yang datang ke Pontianak harap berkoordinasi dengan petugas yang telah ditunjuk sesuai kabupaten/kota masing-masing. Kordinasi itu penting untuk menghindari kekacauan,” pinta kordinator massa tingkat provinsi, Makarius Sintong, saat memimpin rapat koordinasi dengan pihak kepolisian, kemarin.
Dari aparat kepolisian dihadiri petugas baik dari Polda maupun Poltabes Pontianak. Termasuk petugas dari Satlantas dan petugas dari dinas perhubungan.
Mereka saling berkoordinasi menyangkut pengamanan mulai dari penertiban saat pengerahan massa, perparkiran hingga mengatur lalu lintas agar tidak terjadi kemacetan.
Untuk pelantikan ini, ada utusan yang datang dari masing-masing kabupaten/kota se-Kalbar. Jumlah mereka beragam pula, bahkan ada sampai ratusan orang. “Dari kabupaten Kapuas Hulu sudah sampai sebanyak 120 orang, sekarang mereka sudah ada di penginapan Graha Korpri,” ungkap Frederik Kuyah yang menjadi kordinator massa Kapuas Hulu.
Namun di tengah tingginya antusiasme masyarakat yang hendak menyaksikan pelantikan itu, ada tidak sedikit yang mengeluhkan tidak mendapat undangan. “Saya belum dapat undangan, saya malas datang kalau tidak ada undangan,” ungkap Iman Kalis yang juga salah seorang Jurkam Cornelis-Christiandy di sela-sela rapat panitia internal di betang kemarin.
Hal yang sama diakui SM Kaphat, dia diundang kapasitasnya selaku mantan wakil ketua DPRD Provinsi Kalbar. “Kabarnya undangan untuk tim pak Cornelis hanya 80 buah saja, mana cukup kita sebanyak ini. Harusnya pihak DPRD dalam hal ini Sekwan pasang tenda dengan layar monitor di halaman gedung dewan biar masyarakat bisa menyaksikan jalannya pelantikan dari luar gedung saja,” kata Kaphat.

Sesuai protokoler
Upacara seremonial pelantikan gubernur dan wakil gubernur baru tidak ada yang aneh, semua berjalan sesuai protokoler yang ada.
“Ya besok Mendagri atas nama Presiden RI melantik gubernur dan wakil gubernur sesuai dengan aturan yang ada, kan sudah ada protokolernya,” ungkap Agustinus Clarus yang ditemui mendampingi Mendagri dan rombongan saat ramah-tamah di pendopo tadi malam.
Dalam ramah tamah itu, tampak Sekda Kalbar, Syakirman, para kepala dinas dan badan di lingkungan Pemprov Kalbar. Selain pejabat, tampak pula sejumlah pengusaha dan tamu undangan lainnya yang hadir makan malam bersama Mendagri.
Untuk lancarnya pelantikan, polisi memberlakukan penjagaan ekstra ketat. Yang boleh masuk ke tempat acara, mereka yang mengenakan kartu kenal yang dikeluarkan pihak Sekwan saja. Bagi masyarakat yang ingin menyaksikan jelannya pelantikan bisa dari rumah saja, lewat siaran langsung TVRI Pontianak.
Pengamanan berlapis aparat kepolisian tersebut, diback-up aparat TNI, Satpol PP maupun satgas dari PDI Perjuangan dan tim panitia internal Cornelis.
Usai pelantikan, ada acara syukuran. Dua hari berikutnya ada pesta rakyat yang digelar di pendopo. Pesta rakyat ini sebelumnya dilakukan misa syukur yang juga dilangsungkan di pendopo dihadiri langsung gubernur dan wakil gubernur beserta keluarga.■Tanto Yakobus/ Borneo Tribune

Baca Selengkapnya...

Senin, 21 Januari 2008

"Anak Kolong" Jadi Gubernur Kalbar


Politik tak pernah kekal. Dia selalu berputar mengikuti waktu. Begitupun dengan Cornelis—yang merintis karier politik dari bawah, tanpa diduga bisa jadi orang nomor satu di Kalbar untuk periode 2008-2013.

Drs. Cornelis, MH (55) memulai karier politik berangkat dari ketidaksengajaan. Dia mulai mengenal PDI Perjuangan sebagai penasehat DPC PDI Perjuangan Kabupaten Landak. Dalam perjalanannya, Rudy Alamsyahrum, BE yang menjadi nahkoda DPD PDI Perjuangan Provinsi Kalbar meninggal dunia.
Sejak saat itu terjadi kekosongan ketua DPD PDI Perjuangan. Untuk mengisi kekosongan itu, diadakan Musda khusus—terpilihlah Cornelis yang ketika itu sebagai Bupati Landak.
Di bawah kepemimpinannya, PDIP maju pesat, bahkan dalam pemilu 2004 lalu PDIP menjadi pemenang kedua. Dia hanya kalah dengan Partai Golkar. Namun dalam Pilpres masih di tahun yang sama, PDIP menang di Kalbar.
“Dalam Pilpres, Kalbar satu-satunya provinsi yang bisa memenangkan PDIP di Indonesia dan itu menjadi catatan tersendiri bagi ibu Mega dalam menghadapi Pilpres 2009 mendatang,” ujar sahabatnya, Drs. Cornelis Kimha, M.Si saat Musda Iska Korda Provinsi Kalbar, beberapa waktu lalu.
Karier politik Cornelis terus menanjak, hingga klimaksnya dia terpilih sebagai gubernur Kalbar dalam pemilu gubernur 15 November 2007 lalu.
Kalau karier pemerintahan, memang dia termasuk pejabat yang meniti karier dari bawah. Terlahir dari keluarga yang biasa saja. Ayahnya bernama JR. Djamin Indjah, seorang purnawirawan polisi berpangkat Brigadir Satu Polisi (Briptu). Sedangkan ibunya, adalah Maria Christina Uko, seorang ibu rumah tangga.
Memang untuk mengapai posisi orang nomor satu di Kalbar ini tidak semudah yang dibayangkan, harus melewati perjalanan panjang dan perjuangan yang berliku-liku pula. Corneslis bagaikan batu cadas yang sanggup mencapai puncak kepemimpinan tertinggi di tingkat provinsi itu, justru berangkat dari berbagai kesulitan dan himpitan ekonomi keluarga.
Bila kita sejenak melihat kebelakang, Cornelis bukanlah siapa-siapa. Kariernya dimulai sebagai staf pada kantor camat di Kecamatan Mandor Kabupaten Pontianak. Bahkan suatu ketika ia pernah mengatakan, “Jangankan untuk menjadi gubernur, jadi bupati saja tidak pernah terbayangkan. Pendidikan yang dilaluinya hanya untuk menjadi camat, ini sungguh mukjizat,” ujarnya beberapa saat setelah Komisi Pemilihan Umum (KPU) Daerah Provinsi Kalbar menetapkan Cornelis dan pasangannya, Drs. Christiandy Sanjaya, SE, MM sebagai gubernur dan wakil gubernur Kalbar terpilih untuk periode 2008-2013.
Cornelis kecil sudah terbiasa dengan aturan dan kedisiplinan. Ayahnya yang seorang polisi mengajarkan bagaimana hidup disiplin. Karena dengan disiplinlah kunci sukses seseorang. Mulai dari jam belajar, tidur, makan dan termasuk bekerja mambantu sang mama berkebun.
Pada waktu itu, sedikit putra daerah yang bisa jadi polisi. Dan Djamin Indjah termasuk putra daerah yang beruntung bisa mengenakan seragam coklat tua itu.
Setelah jadi polisi, Djamin Indjah mengawali tugasnya di Semitau, Kabupaten Kapuas Hulu. Dari Semitau, selanjutnya ditugaskan ke Sanggau, hingga ia menyunting seorang gadis bernama Maria Christina Uko.
Buah perkawinannya dengan Uko, Djamin Indjah dikaruniai delapan putra/putrid. Mereka adalah Cyrillus, Cornelis, Redempta, Amandus, Eutropia, Yulia, Agustina dan Rosalina.
Cornelis sendiri dilahirkan di Sanggau pada tanggal 27 Juli 1953. Itu setelah orangtuanya dipindah tugas ke Bumi Daranante. Dari Sanggau, Djamin Indjah ditarik ke Polres Pontianak.
Namun karena kebutuhan di daerah, Djamin Indjah kembali ditugaskan ke Polsek Sukadana Kabupaten Ketapang. Di sini Cornelis sempat menghabiskan masa kecilnya bermain bersama Oesman Sapta Odang (OSO). Lazimnya anak kecil, dalam berteman mereka sering juga berkelahi hingga bertinju. “Tapi itu masa kecil, biasa anak kecil main tinju-tinjuan. Karena saya kecil, jelas saya yang kalah bila kelahi sama OSO,” kenang Cornelis.
Dari Sukadana, Djamin Indjah ditugaskan ke Polsek Ngabang. Lama bertugas si Ngabang lalu ditarik ke Polda Kalbar hingga pensiun pada tahun 1974.

Jadi kuli

Dalam buku biografinya yang ditulis oleh Dr. M Ikhsan Tanggok, Cornelis mengungkapkan bahwa untuk menjadi pemimpin tidaklah harus berasal dari kalangan orang berduit saja, namun dengan kerja keras dan sungguh-sungguh dalam belajar dapat juga menjadi pemimpin, minimal di daerah masing-masing.
Dan Cornelis membuktikan ucapannya tersebut. Meskipun hidup serba kekurangan, tinggal di barak polisi yang sempit. Bahkan ia harus rela tidur di bawah tempat tidur (kolong), namun tak menyurutkan tekadnya untuk menjadi pemimpin.
Setelah melewati jalan berliku dan mengenyam sulitnya hidup yang berpindah-pindah (ikut ayahnya pindah tugas), mantan Camat Menyuke (Banyuke-Darit) ini dipercaya dua periode sebagai bupati Kabupaten Landak.
Modal dasar untuk menjadi pemimpin kerja keras dan sungguh-sungguh dalam belajar. Ekonomi bukan hambatan untuk mencapai cita-cita, tapi dengan usaha keras dan penuh keyakinan siapapun dapat memperoleh apa yang dicita-citakan.
Cornelis muda merintis kariernya dari keluarga biasa-biasa saja bahkan serba kekurangan. Di usia sekolah ia nyambi sebagai penoreh getah untuk mencari tambahan dan membantu keluarga. Namun masa-masa sulit itulah yang akhirnya menempa Cornelis hingga menjadi pemimpin yang tegar serta disegani karena kedisiplinannya.
Walau sudah meraih sukses, Cornelis tak segan-segan mengungkapkan bahwa ia pernah bekerja sebagai kuli sebuah toko karet di Desa Senakin. Lalu untuk melanjutkan sekolahnya di SMA di Pontianak, ia harus bermalam di tengah hutan selama dua bulan bersama tiga orang temannya menorah getah. Uang hasil menoreh getah itulah yang kemudian dijadikan sebagai modal awal masuk sekolah di SMA Katolik Santo Petrus Pontianak. Sekolah ini bagus dan terkenal punya disiplin yang tinggi.
Malang, situasi politik berubah begitu cepat. Ayahnya yang anggota polisi dijebloskan ke penjara karena dituduh sebagai penggerak massa melakukan ethnic cleansing terhadap PGRS-Paraku. Meskipun tuduhan itu susah dibuktikan.
Cornelis yang sudah terlanjur sekolah di Pontianak harus mencari akal untuk hidup dan membiayai sekolahnya. Berbagai pekerjaan pun dilakoni, diantaranya menjadi kuli angkut di pelabuhan motor air Kapuas Indah. Upahnya lumayan untuk sekadar mengisi perut. Seiring dengan itu proses belajar mulai terbengkalai. Akhirnya karena tak mampu membayar uang sekolah dan uang sumbangan gedung, ia tidak dinaikan ke kelas 2 SMA.
Beruntung, seorang teman membawanya di sebuah sekolah yang agak longgar dan biayanya relatif murah. Hingga akhirnya Cornelis menamatkan sekolahnya di SMA Kapuas Pontianak tahun 1971/1972.
Tempaan hidup yang keras itu ternyata membentuk pribadinya yang ulet bahkan terlihat dalam kepempimpinannya di Kabupaten Landak. Soal kepemimpinan, ia mengaku bukan titisan, tapi dibentuk dan dipersiapkan oleh pemerintah melalui berbagai jenjang pendidikan. Mulai dari APDN Pontianak, Ilmu Pemerintahan UNIBRAW Malang hingga Magister Hukum UNTAN.
Termasuk dalam hal menempatkan pembantu-pembantunya di pemerintahan ia mengutamakan the right man on the right place – yakni menempatkan seseorang sesuai dengan keahlian dan kemampuannya.
Di Kabupaten Landak yang mayoritas masyarakatnya Dayak, toh tak semua pejabatnya orang Dayak. Sejumlah kepala dinas dipegang Melayu, Jawa atau Sunda tanpa memandang latar belakang agama dan suku.


Administrator pemerintahan

Selama 11 hari masa kampanye pemilu gubernur dan wakil gubernur Kalbar, kepada massa pendukungnya Cornelis menegaskan dirinya sebagai seorang administrator pemerintahan. Juga bukan pemimpin yang muncul tiba-tiba atau dari letusan bambu. Tapi pemimpin karier yang dibentuk dan dipersiapkan oleh pemerintah.
Menurutnya untuk memimpin sebuah pemerintahan, bukanlah seorang pedagang atau pengusaha. Tapi seorang administrator. Dan administrator itu mesti melalui pendidikan khusus pula, sehingga dia tahu betul kapan bertindak selaku administrator, kapan bertindak sebagai konseptor dan kapan bertindak sebagai pemimpin.
Dan tiga hal itulah bekal utamanya untuk menyakinkan masyarakat pemilih dalam kampanye lalu.
Administrator pemerintahan, karena dia digembleng di APDN Pontianak, lalu Ilmu Pemerintahan Unibraw, Malang. Untuk mengelola pemerintahan yang baik, maka hukum harus ditegakkan. Dia pun mempelajari ilmu hukum sampai meraih Magister Hukum dari Fakultas Hukum Untan.
Dari latar belakang pendidikan khusus yang ditempuhnya itu, menempatkan Cornelis sebagai sosok yang ideal memimpin Kalbar. Kepintarannya tidak diragukan. Kemampuan di pemerintahan sudah terbukti dan teruji dua periode sebagai Bupati Landak. Dia punya nyali untuk membuat perubahan di Kalbar. Dia pun sering berujar “Kalau berani jangan takut-takut, kalau takut jangan berani-berani”.
Makna filosofisnya sangat dalam, hanya Cornelis yang bisa melakoninya. Kita pun makfum, karena dia di didik di keluarga polisi.■Borneo Tribune

Baca Selengkapnya...

PR Buat Cornelis-Christiandy

2007, merupakan tahun pesta demokrasi bagi rakyat Kalimantan Barat. Sebanyak 2,9 juta dari 4 juta lebih penduduk setempat melaksanakan pemilihan umum gubernur dan wakil gubernur. Pasangan Cornelis-Christiandy Sanjaya akhirnya terpilih sebagai gubernur dan wakil gubernur periode 2008-2013.

Proses pelaksanaan Pemilu Gubernur telah dimulai sejak penjaringan bakal calon Juli. Kegiatan terus berlanjut hingga pelaksanaan hari "H" pemilihan, pemungutan suara 15 November.

Sebanyak empat pasangan calon, tampil dalam pesta demokrasi model pemilihan gubernur langsung pertama kali bagi Kalbar tersebut. Pasangan calon datang dari berbagai bidang dan keahlian, semisal pengusaha, politisi, birokrat, dan aktivis pemberdayaan ekonomi. Mereka juga secara tak langsung mewakili tingkat nasional, provinsi dan kabupaten.

Mereka adalah pasangan Usman Ja`far - Laurentius Herman Kadir, yang tak lain "incumbent" atau gubernur dan wakil gubernur periode 2003-2008. Oesman Sapta Odang - Ignatius Lyong, pengusaha yang juga mantan anggota MPR dengan birokrat yang jabatan terakhirnya sebagai Asisten I Sekretaris Daerah Kalbar.

Kemudian pasangan M Akil Mochtar - Anselmus Robertus Mecer, seorang politisi asal Partai Golkar, anggota DPR RI dua periode. Akil berpasangan dengan aktivis pemberdayaan ekonomi masyarakat dan juga mantan dosen di Universitas Tanjungpura.

Pasangan terakhir, Cornelis-Christiandy Sanjaya, duet seorang Bupati dari Landak dengan kepala sekolah dari Sekolah Menengah Kejuruan Imanuel Pontianak.

Pasangan calon tersebut diusung oleh partai-partai yang ada. Pasangan UJ-LHK diusung partai besar seperti Partai Golkar, PPP, PKB, PAN, PKS, PBR, Partai Merdeka dan PDS dengan menyandang nama koalisi, "Koalisi Harmoni" dengan 52,39 persen suara dukungan.

OSO-Lyong diusung Partai Demokrat, PPD, Partai Patriot Pancasila, PNI Marhaenisme, PBSD, PPIB dan PKPB dengan nama "Koalisi Kalbar Maju, Adil dan Sejahtera" dengan 15,45 persen suara dukungan.

Kemudian pasangan Akil-Mecer yang berjuluk Pasangan AR, diusung oleh Partai Pelopor, PBB, PPDK, PNBK, PKPI, PPDI dan PSI, berkoalisi dalam "Koalisi Rakyat Kalbar Bersatu" dan mendapat 15,08 persen suara dukungan. Serta pasangan CC, yang diusung satu partai saja, PDI Perjuangan dengan dukungan suara 17,07 persen.

Data dari KPU tingkat kabupaten/kota mengenai jumlah pemilih untuk Pemilu Gubernur-Wakil Gubernur periode 2008-2013 sebanyak 2.925.018 orang. Jumlah tempat pemungutan suara (TPS) sebanyak 9.654 unit.

Menurut Ketua Komisi Pemilihan Umum Provinsi Kalbar, Aida Mokhtar, biaya pelaksanaan pemilu gubernur tersebut mencapai Rp67 miliar. "Namun belasan miliar lebih dana untuk kabupaten/kota sebagai pelaksana langsung pemilu," katanya.

Cornelis- Christiandy

Rapat pleno terbuka yang dipimpin Ketua KPU Aida Mokhtar 27 November yang kemudian dituang dalam Berita Acara Nomor 21/BA/KPU/KB/XI/2007, menetapkan Cornelis-Christiandy Sanjaya, sebagai pasangan gubernur terpilih periode 2008-2013.

Pasangan bupati-guru tersebut, memperoleh suara 930.679 pemilih atau 43,67 persen, mengungguli tiga pasangan calon lain, pasangan "incumbent" dengan perolehan suara 659.279 pemilih (30,94 persen), Oesman Sapta-Lyong 335.368 pemilih (15,71 persen) dan Akil-Mecer 205.763 pemilih (9,66 persen) dari total suara sah 2.131.089 pemilih.

Cornelis-Christiandy kini menunggu Surat Keputusan Presiden melalui Menteri Dalam Negeri untuk dilantik sebagai gubernur dan wakil gubernur 2008-2013 pada 14 Januari 2008.

Cornelis yang kelahiran Sanggau (Kabupaten Sanggau) 27 Juli 1953 dan Christiandy Sanjaya, kelahiran Singkawang (Kota Singkawang) 29 Maret 1964, menang di delapan dari 14 kabupaten/kota. Delapan kabupaten tersebut meliputi, Landak, Sanggau, Sintang, Sekadau, Melawi, Kapuas Hulu, Bengkayang dan Kota Singkawang.

Kemenangan pasangan ini, menunjukkan bahwa calon dari daerah pun dapat bersaing maju dalam pemilihan gubernur-wakil gubernur dan berhadapan dengan incumbent, calon dari tingkat nasional semisal DPR dan calon dengan dana kampanye besar.

Terlepas dari adanya politisasi agama dan etnis (aliran) saat kampanye berlangsung hingga masa tenang, oleh pendukung dan simpatisan para calon gubernur, namun duet Cornelis-Christiandy Sanjaya, yang pada akhirnya menjadi pilihan rakyat.

Cornelis yang ditemui beberapa waktu lalu, menyatakan kemenangan dalam pemilihan gubernur itu hendaknya tidak dianggap sebagai kemenangan partai pengusung (PDI Perjuangan), tetapi secara hakiki merupakan kemenangan dan kehendak rakyat. "Peran Tuhan sangat banyak. Ini suatu mukjizat dari Jubata (Tuhan)," kata Bupati dua periode, 2001-2006 dan 2006-2011 itu.

Cornelis-Christiandy memiliki visi pembangunan masyarakat Kalbar yang cerdas, sehat dan sejahtera. Untuk mewujudkannya, di antaranya dengan peningkatan dana pendidikan 20 persen dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

Cornelis menegaskan pada masa kepemimpinannya, dana pendidikan 20 persen dapat terwujud setelah gaji pegawai aman, artinya tidak kekurangan. Ia juga menyatakan akan melobi Pemerintah di Jakarta agar mendapatkan jatah penambahan guru, guna mempersiapkan guru pengganti bagi yang memasuki masa pensiun.

Pembangunan sekolah juga akan sesuai standar, sehingga kualitas sekolah di kota dan desa tetap sama dan mampu bersaing. Pengadaan tenaga guru dengan memprioritaskan sekolah di pedalaman. Tunjangan khusus tenaga pengajar di pedalaman dan pengangkatan tenaga guru berasal dari daerah setempat yang memenuhi syarat akan menjadi perhatian serius.

Pasangan ini, juga akan membuka peluang kepada masyarakat Kalbar yang kaya untuk ikut berperan aktif dalam membangun daerah. "Silakan saja membangun agar kita tidak kekurangan `duit`," kata Cornelis.

Bagi Cornelis yang sudah hampir 30 tahun mengabdikan diri kepada pemerintah sebagai pegawai negeri sipil, seorang pemimpin semestinya dapat memberikan pelayanan dasar sebuah negara sesuai perundang-undangan. Pelayanan meliputi pendidikan, kesehatan, dan mengatasi kemiskinan, menolong fakir miskin.

Pelayanan tersebut tentu saja telah ditunggu 4 juta jiwa penduduk yang tinggal di wilayah seluas 146.807 kilometer persegi ini.

Dukungan kandidat

Mahmud Akil dalam "Fenomena Etnisitas di Kalimantan Barat", pada buku Kebudayaan Dayak Aktualisasi dan Transformasi, 1994 berkata, "Orang bisa berbeda paham, karena adanya persaingan di bidang ekonomi, politik, maupun sosial budaya, dan ditambah lagi adanya unsur primordialisme yang sering dikembangkan masing-masing pihak."

Akan tetapi dengan adanya saling ketergantungan masing-masing pihak itu dalam bidang yang sama, terjadi pula adanya kerja sama. Kerjasama akan semakin erat jika masing-masing pihak mempunyai visi yang sama tentang bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Agaknya, pernyataan tersebut terjawab ketika Cornelis-Christiandy Sanjaya terpilih.

Karena ketiga pasangan lainnya, menyatakan memberikan dukungan bagi langkah pasangan ini untuk membangun Kalbar menjadi lebih baik dan maju dalam lima tahun ke depan.

Usman Ja`far, yang juga gubernur periode 2003-2008, secara jelas dalam debat kandidat di sebuah hotel di Pontianak 11 Nopember, menegaskan siap mendukung siapa pun yang terpilih menjadi gubernur.

Sementara Oesman Sapta dan Akil Mochtar, dalam kesempatan terpisah juga menegaskan hal yang sama.

Dalam wawancara 18 Desember, Oesman Sapta menyatakan mendukung sepenuhnya kepemimpinan pasangan Cornelis-Christiandy Sanjaya. Mantan anggota MPR itu juga menyatakan rasa salutnya kepada pasangan tersebut karena bisa mengalahkan mantan anggota MPR, anggota DPR dan gubernur yang masih menjabat.

"Ini yang menang anak daerah, putra daerah, kenapa mesti dipersoalkan? Tumbuhkan sportivitas," tegasnya.

Pengusaha dengan modal kampanye terbesar dari tiga pasangan calon lainnya itu, mengakui secara tulus ikhlas menerima kekalahan. "Selama ini saya tidak pernah mengukur. Betulkah rakyat Kalbar mendukung saya? Ternyata benar, rakyat mendukung saya," kata Oso yang memeroleh suara terbanyak di kampung halamannya, Kabupaten Ketapang (dan Kayong Utara).

Bagaimana dengan Akil Mochtar, setelah yakin kalah pada hari kedua setelah pemungutan suara?

"Kita berharap pemimpin yang baru membangun kualitas (masyarakat) Kalbar. Rakyat kita masih miskin, pengangguran di mana-mana," katanya.

Lebih lanjut ia menyatakan, "Kita mempunyai tanggung jawab moral yang sama, membangun Kalbar."

Cornelis, bukanlah orang baru di kancah perpolitikan Kalbar. Ia juga merupakan Ketua Dewan Pengurus Daerah PDI Perjuangan Kalbar. Dalam Pemilihan Umum Presiden 2004, khusus Kalbar, PDI Perjuangan unggul tipis dari Partai Golkar.

Sementara Christiandy Sanjaya yang dikenal sebagai seorang pendidik, adalah pasangan yang tepat bagi Cornelis.

Hal itu pernah diakui putra Dayak Sanggau itu dalam pernyataannya. "Dalam pemilihan, bukan hati nurani, tetapi tingkat rasionalitas yang tinggi," kata Cornelis menjelaskan alasan memilih berpasangan dengan Christiandy, sebagai seorang yang profesional di bidang pendidikan dan ekonomi.

Christiandy, selain sebagai pendidik, pernah pula terjun ke kancah politik lokal, sebagai anggota DPRD Kota Pontianak pada 1989-2004.

Realitas Kalbar
Dalam suatu penyampaian Nota Keuangan RAPBD Tahun Anggaran 2008 di Pontianak, Selasa (27/11), Usman Ja`far mengakui, tidak semua program yang ia susun dan dilaksanakan selama lima tahun telah mencapai hasil yang menggembirakan. Ada dua hal yang membuatnya belum gembira.

"Soal kemiskinan dan pengangguran, itu yang harus menjadi prioritas Kalbar," kata Usman Ja’far. Ia menyadari tidak gampang untuk menuntaskan dua hal itu di Kalbar, mengingat masih banyak penduduk buta huruf, serta keterbatasan infrastruktur terutama di pedalaman dan pehuluan.

APBD Kalbar sejak lima tahun terakhir memang terus meningkat. Pada 2002 angkanya Rp389 miliar dan 2007 melesat menjadi Rp1,2 triliun. Pada 2008 mendatang bahkan ditetapkan Rp1,3 triliun. Komposisi belanja langsung publik maupun tidak langsung diupayakan seimbang atau lebih dominan untuk publik.

Dalam laporan Keterangan Pertanggungjawaban masa akhir jabatan gubernur oleh DPRD Kalbar, tercatat bahwa bidang pendidikan selama kurun waktu lima tahun terakhir mencapai beberapa kemajuan.

Antara lain dapat dilihat dari meningkatnya Indek Pembangunan Manusia (IPM) dari tahun ke tahun, yakni pada tahun 2002 tercatat sebesar 62,9 dan tahun 2005 sebesar 66,2. Peningkatan IPM tersebut mendapat konstribusi yang cukup besar dari sektor pendidikan. Jumlah angka buta huruf juga menurun dari 164.812 jiwa tahun 2005 menjadi 124.268 jiwa pada 2007.

Namun, kalau melihat komposisi tingkat pendidikan, harus diakui bahwa kualitas sumber daya manusia Kalbar masih tergolong rendah karena didominasi penduduk yang tamat SD yakni 61,4 persen dari total sekitar empat juta jiwa. Untuk lulusan SMP 16,6 persen; SMA 19,2 persen; akademi 1,3 persen dan universitas 1,5 persen.

Sementara di "sektor" kemiskinan, mengacu Survei Ekonomi Nasional (Susenas) 2007 yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) dan diumumkan 1 Agustus 2007, jumlah penduduk miskin Kalbar berkurang dari 629.900 jiwa menjadi 584.300 jiwa, atau 12,91 persen dari total penduduk Kalbar.

Garis kemiskinan, sebagai acuan untuk menentukan seseorang terkategori miskin, di desa dan kota di Kalbar yakni Rp132.198 (kapita/bulan), meningkat dibanding Juli 2005 sebesar Rp124.804.

Warga pedesaan relatif lebih mampu dalam pemenuhan kebutuhan hidup, karena tingkat kemiskinan di perkotaan di Kalbar lebih parah meski secara kumulatif jumlah penduduk miskin terbanyak ada di daerah pedesaan.

Susenas menunjukkan, pada Maret 2007, Indeks Kedalaman Kemiskinan untuk perkotaan 2,00 sedangkan pedesaan 1,70. Sementara untuk Indeks Keparahan Kemiskinan di perkotaan pada bulan yang sama 0,49 dan pedesaan 0,38.

Angka itu menurun dibanding Juli 2005 dimana Indeks Kedalaman Kemiskinan di perkotaan dan pedesaan masing-masing 2,87 dan 2,28; Indeks Keparahan Kemiskinan 0,82 dan 0,58.

Namun berdasarkan data Pemprov Kalbar untuk jumlah Rumah Tangga Miskin (RTM) yang berhak menerima beras RTM (raskin), tahun 2007 meningkat 26,57 persen dari 285.132 tahun 2006 menjadi 360.905.

Sedangkan angka pengangguran terbuka sebesar 171.724 atau 8,6 persen pada tahun 2005 turun menjadi 139.054 atau 7,1 persen pada tahun 2006.

Serba sulit

Meski anggaran daerah meningkat berlipat-lipat, namun sangat sulit untuk Pemprov Kalbar meningkatkan alokasi di sektor pendidikan sebagai salah satu modal awal mengentaskan kemiskinan dan pengangguran.

Dalam Nota Keuangan RAPBD Tahun Anggaran 2008 yang diajukan Pemprov Kalbar ke DPRD Kalbar, Dinas Pendidikan Kalbar mendapat alokasi Rp44,057 miliar atau 3,81 persen dari total RAPBD yang diajukan Rp1,156 triliun.

Dinas Pendidikan Kalbar kemudian mendapat tambahan Rp11,3 miliar namun APBD 2008 disepakati Rp1,3 triliun. "Untungnya" Kepala Dinas Pendidikan Kalbar, Ngatman mengaku cukup memahami kesulitan Pemprov Kalbar dalam memenuhi UU No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) yakni minimal 20 persen dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

"Masih banyak jalan yang rusak, jembatan belum ada yang tersebar di Kalbar. Sektor pendidikan cukup toleran dalam hal ini karena dampak dari perbaikan infrastruktur dapat meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat Kalbar," kata Ngatman.

Dinas Pendidikan Kalbar masih cukup beruntung karena mendapat dukungan dari APBN. Untuk tahun 2007 misalnya, Kalbar mendapat alokasi sekitar Rp500 miliar guna membangun sarana pendidikan.

Usman Ja`far mengakui, APBD yang naik berlipat itu diimbangi kebutuhan pembangunan yang besar pula. Pemprov, lanjutnya, masih fokus ke infrastruktur karena dinilai dapat mengungkit sektor ekonomi untuk tumbuh sehingga berdampak ke sektor pendidikan dan kesehatan.

Ruas jalan provinsi di Kalbar sepanjang 1,517,93 kilometer, hampir separuh atau 633,03 kilometer diantaranya mengalami kerusakan. Total panjang negara dan provinsi di Kalbar 3.093,25 kilometer.

Dari jumlah itu sekitar 924,97 kilometer yang mengalami kerusakan. Sedangkan kondisi baik sekitar 1.271,56 kilometer. Namun masih sekitar 510,77 kilometer berupa jalan tanah. Bukan hanya jalan pedesaan saja yang mengalami kerusakan, jalan di dalam kota juga banyak yang rusak.

Untuk penanganan infrastruktur jalan nasional di Kalbar, dana yang dibutuhkan sekitar Rp2,615 triliun sedangkan ruas jalan provinsi Rp3,049 triliun. Angka itu jauh diatas APBD Kalbar.

Status sebagai daerah bekas dan rawan konflik dinilai menjadi salah satu pemicu belum optimalnya pertumbuhan ekonomi. Selain "cap daerah", imbas krisis ekonomi serta kenaikan harga bahan bakar minyak cukup menekan ekonomi Kalbar yang menggantungkan sektor pertanian dan perkebunan serta perdagangan dan jasa. Sektor-sektor yang amat membutuhkan kestabilan keamanan dan dukungan masyarakat.

Kini, menyongsong 2008, pasangan Cornelis-Christiandy siap melangkah membangun Kalbar. Harapan besar tertumpu kepada keduanya, membangun masyarakat Kalimantan Barat yang cerdas, sehat dan sejahtera. Selamat bertugas gubernur dan wakil gubernur periode 2008-2013.□Borneo Tribune

Baca Selengkapnya...
 
Copyright  © 2007 | Design by uniQue             Icon from : FamFamFam             Powered by Powered By Blogger